Where Your Heart Meets Mine

Bagi Aruna, Archen adalah masa depannya, sedangkan Rafael adalah masa lalunya. Archen hadir sebagai sosok yang mengisi hidup Aruna dengan ketenangan dan harapan baru. Ia jadi pasangan yang selalu ada mendukung setiap langkah Aruna, membawa rasa aman dan bahagia yang Aruna butuhkan untuk membangun masa depan bersama.

Di sisi lain, Rafael adalah bagian dari kenangan dan masa lalu yang pernah Aruna lalui. Meski ada banyak cerita dan perasaan di sana, Aruna sadar bahwa hidup harus terus berjalan. Masa lalunya dengan Rafael memberinya pelajaran berharga, tapi bukan tempat untuk bertahan. Mengingat Rafael, kini lebih sebagai pengalaman yang menguatkan Aruna maju ke depan.

Begitulah kehidupan terus berjalan, masa lalu menjadi pelajaran berharga, masa depan jadi tempat harapan dan impian. Aruna siap menyambut perjalanan baru bersama Archen, meninggalkan masa lalunya dengan Rafael sebagai kenangan yang penuh makna.

Aruna akan selalu mengingat Rafael di hatinya, meski itu adalah masa lalu yang tak lagi bisa ia ulang. Kenangan bersama Rafael tetap hidup dalam pikirannya sebagai bagian dari cerita yang pernah membentuk dirinya. Namun, Aruna tahu bahwa hidup harus berjalan, dan sekarang ia sudah memilih Archen sebagai suaminya, sosok yang membawanya ke masa depan yang penuh harapan.

Meskipun hatinya pernah terluka dan perasaannya pernah terbelah, Aruna belajar menerima bahwa Rafael adalah masa lalu yang harus dihargai tanpa harus menghalangi kebahagiaannya sekarang. Dengan Archen, Aruna menemukan rasa aman dan cinta yang baru, yang membuatnya merasa lengkap dan siap menghadapi tantangan hidup bersama pasangan barunya.

Dalam diam, Aruna mengucapkan terima kasih pada Rafael atas segala hal yang pernah mereka lalui bersama. Ia tahu, tanpa pengalaman itu, ia tidak akan menjadi wanita yang kuat dan bijak seperti sekarang. Kenangan itu tetap manis dan kadang memberi pelajaran, tapi kini cinta Aruna sepenuhnya milik Archen.

Hidup Aruna adalah perjalanan dari masa lalu menuju masa depan. Rafael tetap dikenang, tapi Archen adalah masa depan yang ia pilih untuk bersama selamanya.

Aruna sudah lama menyimpan perasaan yang tak mudah diungkapkan, tapi kini ia ingin mengakui bahwa dirinya sudah jatuh cinta dengan Archen. Awalnya, Aruna hanya merasa nyaman dan tenang saat bersama Archen, tapi lama-kelamaan hatinya mulai terbuka untuk cinta yang lebih dalam. Archen bukan sekadar suami, melainkan sosok yang memberi warna baru dalam hidupnya.

Setiap hari Aruna merasakan kehangatan yang berbeda saat bersama Archen. Sifatnya yang sabar, perhatian, dan selalu ada di sisi Aruna membuatnya merasa dihargai dan dicintai. Ini mengubah pandangan Aruna tentang cinta dan rumah tangga yang sebelumnya penuh kebingungan dan luka. Aruna mulai menyadari bahwa hatinya benar-benar terpaut pada Archen, bukan hanya karena statusnya sebagai suami, tapi karena cinta yang tulus.

Aruna pun belajar membuka diri, menerima perasaan ini tanpa rasa takut atau ragu. Ia tahu mengakui cinta pada Archen berarti ia harus melepaskan masa lalunya dan sepenuhnya fokus pada masa depan yang baru. Namun, keberanian untuk jujur pada diri sendiri adalah langkah penting yang membuat Aruna merasa lebih bahagia dan damai.

Mengenal Archen tidak hanya memberi Aruna kebahagiaan, tapi juga kekuatan untuk menjadi wanita yang lebih kuat. Ia merasa didukung dalam setiap keputusan dan perjalanan hidupnya. Aruna yakin bahwa cinta dengan Archen adalah anugerah yang harus dijaga dan dirawat dengan sepenuh hati.

Kini, Aruna siap mengungkapkan perasaannya pada Archen secara terbuka. Ia ingin Archen tahu bahwa bukan hanya tanggung jawab dan ikatan pernikahan yang membuat ia memilihnya, tapi hati yang benar-benar mencintai. Ini adalah awal dalam hidup Aruna.

Aruna menatap Archen dengan tatapan penuh cinta.

"Aku..."

"Nggak usah sayang, aku tahu jawabanya ada di mata kamu. You love me, right?"

Archen rasanya sangat gemas dengan istrinya itu, membuat Archen tersenyum salah tingkah. Karena terlalu gemas dengan istrinya, Archen mencium kening Aruna.

"I love you. Aruna Syerana Haura."

...•••...

"Raf... kenapa aku di rumah sakit?"

Ternyata selama ini Aruna koma, sebuah kenyataan yang selama ini tersembunyi di balik semua yang terlihat. Perjalanan hidupnya yang terlihat berjalan dengan Archen sebagai suaminya hanyalah sebuah ilusi yang tercipta dalam pikirannya yang sedang terperangkap dalam keadaan koma. Di dunia nyata, yang selalu ada di sisinya dan benar-benar menemani adalah Rafael, sosok yang selalu setia menjaga dan merawatnya dalam keadaan terlelap.

. Di dunia nyata, Rafael yang penuh kasih sayang berdiri kuat di sampingnya, menunggu hari di mana Aruna bisa kembali sadar dan mengingat segala sesuatu yang sebenarnya. Rafael yang merasakan sakit dan rindu setiap detik waktu, berharap Aruna bisa kembali sadar.

kenyataan sesungguhnya menuntut Rafael untuk terus setia menjaga dan mencintai Aruna, meskipun hatinya sering kali terpukul oleh jarak antara dunia mimpi dan realita. Di sela-sela harapan dan tangis, Rafael menemukan kekuatan untuk bertahan dan menjaga perempuan yang dicintainya dalam keadaan koma.

Setiap detik menjadi perjuangan antara harapan dan kenyataan. Rafael menyadari bahwa cinta sejati bukan hanya saat Aruna terjaga, tapi juga saat ia masih terlelap, memberinya kekuatan untuk tetap di sisi Aruna, berjuang tanpa lelah. Aruna, dalam koma itu, masih membutuhkan Rafael lebih dari siapapun. Dia bukan hanya pendamping hidupnya, tapi harapan hidup yang tak pernah padam.

Rafael berkata. "Tunggu di sini, sayang. Aku panggil dokter."

dokter segera datang memeriksa kesehatannya dengan penuh perhatian. Dokter memulai dengan mengukur tekanan darah, denyut nadi, dan suhu tubuh untuk memastikan kondisi vital Aruna stabil. Selanjutnya, dokter berbicara lembut sambil menanyakan bagaimana perasaannya, memastikan Aruna bisa merespons dengan baik.

Kemudian, dokter memeriksa kemampuan motorik Aruna, seperti kekuatan otot dan koordinasi gerakan. Tak lupa, mereka mengevaluasi fungsi kognitifnya dengan beberapa pertanyaan sederhana untuk melihat seberapa baik ingatan dan fokusnya setelah koma. Pemeriksaan ini sangat penting untuk menentukan langkah rehabilitasi selanjutnya.

Dokter juga menjelaskan kepada keluarga bahwa proses pemulihan Aruna masih panjang, dan perlu kesabaran serta dukungan dari orang-orang terdekat. Meskipun kondisi Aruna menunjukkan kemajuan yang menggembirakan, perhatian medis terus dilakukan agar ia bisa kembali beraktivitas secara normal.

Setelah pemeriksaan, dokter menyarankan terapi fisik dan psikolog untuk membantu Aruna memperkuat tubuh dan mentalnya.

Rafael masih khawatir. "Na, istirahat lagi ya? Kamu belum pulih."

Aruna mengganguk, tanganya bergerak menggenggam tangan Rafael. "Aku di sini, jangan takul. Ada aku, Na." Kata-kata itu membuat Aruna tenang.

...•••...

Kemarin malam, Aruna bermimpi sesuatu yang membuat hatinya tak tenang. Di dalam mimpinya, ia melihat Rafael menikah dengan orang lain. Begitu terbangun, Aruna segera berkata pada Rafael, "Raf, aku mimpi kamu nikah sama orang lain." Rafael menatap Aruna dengan lembut dan bertanya, "Apakah kamu merasa sedih?" Aruna menjawab dengan suara perlahan, "Tentu saja, aku sedih."

Rafael menoel hidung Aruna, gemas. "Untung saja itu hanya mimpi, jika tidak, aku akan sedih juga."

"Aku berpikir, apakah sungguh ada jalur yang seharusnya dalam kehidupan? Atau mungkin kita memilih salah satu jalan dari banyak pilihan. Tidak memerdulikan benar atau salah."

Rafael tersenyum. "Pilihan dalam hidup, memang tidak ada yang benar atau salah."

"Benar juga, aku setuju. Manusia tidak bisa menilai benar atau salah. Hanya bisa bertanggung jawab atas pilihanya sendiri. Asalkan diri sendiri cukup berusaha, maka bisa mengendalikan hidupnya sendiri. Meskipun kita tidak tahu ini jalan yang benar. Namun selama aku berusaha tetap menjalaninya, itu tidak buruk juga."

Mereka saling bertatapan, sebuah tatapan yang hanya mereka berdua mengerti, keduanya tersenyum. Menikmati momen sederhana itu.

Rafael berkata. "Meski kamu nanti keluar dari jalur, aku akan menarikmu kembali." Aruna tersenyum, Rafael mendekat lalu mencium kening Aruna.