NovelToon NovelToon
Luka Dibalik Senyum Azalea

Luka Dibalik Senyum Azalea

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Faroca

Azalea, Mohan, dan Jenara. Tiga sahabat yang sejak kecil selalu bersama, hingga semua orang yakin mereka tak akan pernah terpisahkan. Namun dibalik kebersamaan itu, tersimpan rahasia, pengkhianatan, dan cinta yang tak pernah terucapkan.

Bagi Azalea, Mohan adalah cinta pertamanya. Tapi kepercayaan itu hancur ketika lelaki itu pergi meninggalkan luka terdalam. Jenara pun ikut menjauh, padahal diam-diam dialah yang selalu menjaga Azalea dari kejauhan.

Bertahun-tahun kemudian, Jenara kembali. Dan bersama kepulangannya, terbongkarlah kebenaran masa lalu tentang Mohan, tentang cinta yang tersimpan, dan tentang kesempatan baru bagi hati Azalea.
Kini, ia harus memilih. Tetap terikat pada luka lama, atau membuka hati pada cinta yang tulus, meski datang dari seseorang yang tak pernah ia duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Faroca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

"Kangen!!! Pengen Peluk..."

Hari-hari Azalea mulai terasa berbeda. Tidak ada rasa perih setiap kali melihat Mohan. Tidak ada lagi tangis yang selalu membuat kedua matanya sembab. Gadis itu memutuskan untuk tidak menyiksa dirinya sendiri, dan sejak itu... Azalea tidak pernah lagi menegur Mohan.

Mereka masih sering bertemu. Entah itu di kantin utama, koridor kampus, bahkan kadang di danau buatan dekat gedung psikologi. Azalea lebih memilih menghindari tatapan Mohan, jika tanpa sengaja tatapan mereka saling bertemu.

Lain halnya dengan Jenara, sahabat yang selalu ada untuknya. Sosok yang cuek, dingin bahkan kata-katanya sedikit sarkas. Sahabat yang kadang nyebelin kalo mode protective nya lagi on. Namun akhir-akhir ini, cowok itu selalu membuat jantung Azalea tidak aman. Perlakuannya pada Azalea semakin intens. Sisi manjanya yang tak pernah terlihat, kini muncul kepermukaan.

Pernah suatu ketika, tiba-tiba Jenara menelpon Azalea dengan panik—menyuruh gadis itu kerumahnya. Setelah Azalea sampai, dengan santainya Jenara berkata "Aku pengen dipeluk sama kamu, sebentar aja. Tugas aku lagi banyak banget soalnya, butuh charge dari kamu." ujar Jenara dengan suara manjanya. Membuat Azalea melongo, jantungnya terus berdebar kala Jenara memeluknya dengan erat.

"Woyy bengong aja lo! kesambet baru tau rasa," tegur Fani melihat Azalea menatap kosong ke arah langit-langit kamarnya. Saat ini mereka bertiga sedang mengerjakan tugas kelompok dan tugas mandiri di rumah Azalea.

Azalea cemberut, bayangan seseorang yang sejak tadi ada dipikirannya tiba-tiba lenyap entah kemana. "Fani ih, ngagetin aja..." serunya.

"lagian lo bengong aja, lagi mikirin apaan sih?" tanya Fani. "Jangan bilang lo lagi mikirin cowok dingin yang nyeremin tapi ganteng itu ya?" tebak Fani yakin

"Apaan sih Fan, gue lagi mikir serius ini." elaknya cepat, namun kedua pipinya memerah tanpa alasan.

"Mikir serius? Gue sih nggak percaya, mana ada orang lagi mikir mukanya merah gitu kaya tomat busuk..." timpal Regi sambil nyengir lebar.

"Bener tebakan gue Gi, di tuh lagi mikirin si calon dokter yang punya muka dingin kaya salju... Kan belakangan ini, lo sering senyum-senyum sendiri kalo ada notif WA masuk. " cerocos Fani sambil menyipitkan matanya.

Azalea yang merasa terpojok oleh godaan kedua temannya, dia menutupi wajahnya dengan bantal. "Kalian stres... Gue tuh lagi mikirin teori kepribadian manusia, bukan teori jatuh hati." teriaknya dibalik bantal yang menutupi wajahnya.

"Ngeles aja lo kayak bajaj. Mana ada mikirin tugas tapi sambil senyum-senyum absurd kayak gitu?" Regi ngakak sambil menarik bantal dari wajah Azalea.

Azalea memasang wajah cemberut. "emang keliatan banget ya kalo gue lagi mikirin dia, padahal gue udah berusaha ngumpetin pake mode ninja. Eh, ternyata radar kerecehan kalian tuh lebih canggih dari CCTV kampus," ujarnya lemas.

"Jadi beneran nih, kalo queen absurd kita lagi mikirin calon dokter dingin itu?" Senang Fani, merasa tebakannya benar.

Azalea mengangguk pasrah, "Gue kayanya suka sama Jenara deh," Akunya, membuat kedua temannya berteriak senang.

"Sumpah Za... gue seneng banget dengernya," seru Regi sambil memeluk Azalea bergantian dengan Fani yang ikut memeluknya.

"eh gue tuh baru ditahap suka, bukan udah jadian. Kenapa kalian tuh meluk gue?" Azalea bingung dengan kelakuan dua temannya itu.

"Ya ngasih selamet aja, karena lo udah mau jujur sama perasaan lo sendiri. Itu nggak gampang loh Za," ucap Regi.

"Tapi... Gue takut sama perasaan gue," Azalea berkata sambil menyenderkan tubuhnya ke sandaran tempat tidur.

"Takut kenapa?" tanya Fani.

Azalea menarik nafas berat. Wajahnya terlihat serius, namun ada kesedihan dimata gadis itu.

"Dulu gue suka sama Mohan..." jujurnya

"What???" Pekik Regi dan Fani secara bersamaan.

"Jadi... Apa yang dibilang Amara—" suara Regi menggantung.

"Ya Amara bener, mungkin Amara orang yang pinter menganalisis. Gue lebih milih nyimpen perasaan gue buat Mohan, karena Mohan cuma nganggep gue adik kecilnya. Tapi Jenara tau semuanya. Dia yang selalu nemenin gue di saat gue lagi nggak baik-baik aja. Dia selalu kasih kenyamanan buat gue, sampe gue menuntut lebih. Gue takut sama perasaan ini?" cerita Azalea

"Lo takut? takut kalo cinta lo ke Jenara cuma pelarian karena gagal sama Mohan?" tebak Fani

"Nggak Fan, gue yakin sama cinta gue ke Jenara. Cinta ini bukan pelarian... yang gue takutin—kehancuran yang sama. Bahkan gue takut lebih hancur dari kemaren," Azalea berkata dengan mata berkaca-kaca, emosinya keluar dengan sendirinya.

Regi memeluk Azalea dari samping, "Lo trauma ya?" serunya, Azalea mengangguk.

"Tapi menurut gue, Jenara suka sama lo Za. Cowok itu seakan udah ngasih sinyal ke lo, karena dia tau... Kalo cewek absurd ini selalu overthinking," sambung Regi

"Darimana lo tau," tanya Azalea

"Gue rasa, lo yang lebih tau Za. Ada perubahan sama kedekatan kalian berdua, akhir-akhir ini Jenara memperlakukan lo terlalu spesial sebagai seorang sahabat. Apa lo nggak ngerasain itu semua?"

"Gue ngerasain Gi, tapi gue nggak mau ngarep. Gue takut perasaan gue nggak terbalas lagi,"

Beberapa saat keheningan menyapa, mereka bertiga seakan larut dalam pikiran masing-masing. Sampai akhirnya, Fani memberikan idenya.

"Kita bakalan bantu lo kok, kita bakalan cari tau perasaan dokter dingin kesayangan lo itu." Fani seperti merencanakan sesuatu.

"Perasaan gue nggak enak nih, kalo Fani udah pasang muka begitu." Regi mulai waspada.

"Rencana lo?" tanya Azalea.

"Pandu?" ucapnya

"Pandu? Kok bawa-bawa dia," bingung Azalea

"Ajak cowok itu kerjasama bareng kita, Sampe mana Jenara bisa tahan liat lo sama Pandu. Kalo dia punya Perasaan ke lo, gue yakin dia pasti kebakaran jenggot liat kedekatan kalian." usul Fani yang langsung disetujui oleh Regi. Sedangkan Azalea, dia seperti ragu dengan rencana Fani.

"Nggak ada cara lain???" tanyanya.

"Nggak ada Azalea, udah itu cara yang paling tepat." kesal Fani melihat keraguan temannya itu.

"Berarti Pandu bakalan tau dong, kalo gue suka sama Jenara... Ah nggak deh, gue nggak mau. Yang ada tuh cowok ngeledekin gue mulu nanti," Azalea nggak bisa ngebayangin, respon dari cowok yang hobinya godain Azalea terus menerus.

"Tenang aja Za, gue bakalan skip bagian itu. Gue udah punya cara kok buat ngomong sama dia," ucap Regi antusias.

"Yeyyy... Berarti mulai besok kita bakalan beraksi," teriak Fani senang.

"Gue berharap kalian bener-bener bisa jadian. Sahabat jadi cinta! cocok banget tuh buat judul sinetron...," timpal Regi

Azalea melempari Regi dan Fani dengan bantal, ada perasaan senang dan takut datang secara bersamaan. Azalea senang Regi dan Fani mau membantunya, tapi takut jika hasilnya tidak seperti yang di inginkan.

Tiba-tiba ponsel Azalea berbunyi. Gadis itu beranjak mengambil benda pipih itu dari atas nakas. Layar ponsel menampilkan sebuah notifikasi. Sebuah pesan masuk, dari Jenara

Isi pesan itu singkat, tapi cukup membuat seluruh tubuh Azalea mendadak beku.

"Kangen!!! Pengen peluk..."

Gadis itu masih terpaku, matanya membesar. Azalea membaca ulang pesan singkat itu sampai berkali-kali. Sekedar memastikan jika pesan itu nyata.

Senyum merekah dibibirnya, hatinya menghangat. Rasa panik seakan merambat,

"A-apa maksudnya ini?" bisiknya sendiri sambil menggenggam ponselnya erat-erat.

Gimana ya reaksi Regi sama Fani kalo baca pesan singkat dari Jenara?

1
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Dewi Faroca: terimakasih kak, sudah mau membaca.
total 1 replies
Ff Gilgamesh
tetap semangat 💪tetap berkarya
Dewi Faroca: terimakasih...
total 1 replies
Raka Yoga Pratama
tema cerita bagus, alur cerita mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yg mudah dimengerti juga. sukses selalu untuk penulis 😍😍
Dewi Faroca: makasih ya
total 2 replies
Raka Yoga Pratama
semangat buat penulis nya, cerita begini bikin flashback ke masa-masa abg dulu 🤣🤣
Andhika teguh Nurhidayat
keren, semoga lebih baik lagi
Hakim Bohiran
Duh, hati rasanya meleleh.
Dewi Faroca: makasih udah mau baca🙏 semoga terus dibaca lanjutannya ya.
total 1 replies
ahok wijaya
Waktu membaca cerita ini rasanya seperti di masa lalu, indah dan penuh warna.
Dewi Faroca: makasih😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!