Tidak direstui mertua dan dikhianati suami, Latisha tetap berusaha mempertahankan rumah tangganya. Namun, kesabarannya runtuh ketika putra yang selama ini ia perjuangkan justru menolaknya dan lebih memilih mengakui adik tirinya sebagai seorang ibu. Saat itu, Latisha akhirnya memutuskan untuk mundur dari pernikahan yang telah ia jalani selama enam tahun.
Sendiri, tanpa dukungan siapa pun, ia berdiri menata hidupnya kembali. Ayah kandung yang seharusnya menjadi sandaran justru telah lama mengabaikannya. Sementara adik tirinya berhasil merebut kebahagiaan kecil yang selama ini Latisha genggam.
Perih? Tentu saja. Terlebih ketika pria yang pernah berjanji untuk mencintainya seumur hidup hanya terdiam, bahkan saat putra mereka sendiri lebih memilih wanita lain untuk menggantikan sosok ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sangat merindukan
Drakara mendekati Rimona yang tengah berdiri dengan seorang pria yang menemaninya. Drakara yakin pria itu pasti kekasih Rimona terlihat dari sikapnya yang sejak tadi melingkarkan tangannya di pinggang wanita itu.
Akhirnya Drakara bisa bernafas lega karena ia yakin Rimona pasti tidak akan mau di jodohkan dengan nya.
"Drakara...." Rimona tersenyum lalu memeluk Drakara setelah sebelumnya melepaskan rangkulan pria di sampingnya.
Meski sedikit risih dengan tindakan Rimona, namun Drakara tak kuasa mempermalukan Rimona dengan menepis pelukan itu. Ia membiarkan Rimona memeluknya sesaat.
Setelahnya ia bersalaman dengan pria yang bersama Rimona tadi.
"Makasih udah mau jemput kita." Rimona tersenyum lalu mengikuti langkah Drakara menuju mobilnya.
"It's oke " Drakara tersenyum. Ia membawakan satu koper milik Rimona lalu menyimpannya di bagasi.
"Kebetulan banget mama nyuruh aku pulang, karena aku juga berniat kembali tinggal di sini." Ujar Rimona. Kini mereka sudah berada di dalam mobil Drakara.
"Aku sama suami ku mau mengambil alih perusahaan yang selama ini di kelola sepupuku di sini." jelas Rimona.
Drakara pun hanya menganggukan kepalanya.
"Perusahaan yang di Singapura gimana?" Drakara melirik Rimona dengan ekor matanya. Setahu dirinya Bricio sang adik memilki perusahaan yang bergerak di bidang software di negeri singa tersebut.
"Perusahaan kamu sudah di akuisisi. Aku tidak bisa menjalankan perusahaan software itu karena bukan bidangku." Ujar Rimona dengan enteng.
Kembali Drakara menganggukan kepalanya. Kurang dari satu jam, mobil yang dikendarai Drakara sudah tiba di kediaman orang tuanya. Bara pun segera memarkirkan mobilnya.
Terlihat Nurcelia dan Bhaskara sudah berada di teras rumah, sepertinya mereka ingin menyambut kedatangan Rimona. Namun raut wajah Nurcelia menjadi muram saat melihat Rimona di gandeng pria lain. Nurcelia tak mengira jika Rimona ternyata sudah memiliki seseorang pengganti Bricio. Salah nya yang tidak mengatakan keinginannya untuk menjodohkan Rimona dengan Drakara.
"Mama..aku kangen." Rimona langsung menghambur kedalam pelukan Nurcelia.
Meski kecewa, Nurcelia membalas pelukan Rimona.
"Mama juga kangen sama kamu sayang." Nurcelia tersenyum meski terlihat ada keterpaksaan di sana.
Setelah memeluk Nurcelia, Rimona pun beralih ke Bhaskara dan memeluk pria paruh baya itu.
"Kenalin ma, ini Endaru suami ku." Rimona memperkenalkan pria yang sejak tadi bersamanya.
"Jadi kamu sudah menikah lagi?" Nurcelia semakin terkejut mendengar pengakuan Rimona.
"Iya mam. Aku gak sanggup hidup sendiri di negeri orang. Selama ini Endaru lah yang telah membantuku." Jelas Rimona.
Perasaan Nurcelia pun semakin tak karuan. Semua rencana yang telah ia susun berantakan. Niatnya membesarkan Sageon untuk menguasai perusahaan milik mendiang orangtua Rimona. Tapi nyatanya sekarang Rimona malah sudah menikah dengan pria lain. Sepertinya rencana untuk menguasai perusahaan Rimona pupus sudah.
"Aku sudah memutuskan untuk kembali tinggal di sini mam, aku dan suamiku yang akan mengambil alih perusahaan peninggalan kedua orangtuaku." Ujar Rimona lagi.
"Bagaimana dengan perusahaanmu yang berada di Singapura?" Nurcelia memberikan pertanyaan yang sama dengan Drakara. Setahu dirinya Rimona dan Bricio memiliki perusahaan yang cukup besar di Singapura.
"Perusahaan kami bangkrut mam, aku tidak bisa mengembangkan perusahaan software itu seperti Bricio. Selama lima tahun ini aku bertahan namun nyatanya aku tidak sanggup hingga akhirnya perusahaan kami diakuisisi, itulah mengapa aku kembali ke sini karena tak ada lagi yang bisa aku lakukan di sana." Jelas Rimona. Lagi dan lagi Nurcelia harus menelan kekecewaan karena ternyata perusahaan yang juga ia impikan menjadi miliknya kini telah bangkrut, hanya tinggal perusahaan mendiang orang tua Rimona yang menjadi harapan Nurcelia untuk Sageon sang cucu.
Setelah berbincang cukup lama akhirnya mereka pun beristirahat. Rimona meminta izin untuk menginap beberapa malam di sana karena rumah peninggalan orang tuanya saat ini tengah dalam tahap penyelesaian setelah ia renovasi. Selama ini rumah itu ia biarkan tanpa ada yang mengurusnya hingga ia perlu merenovasi nya di beberapa bagian. Nurcelia pun mempersilahkan Rimona untuk tinggal di rumah nya selama yang ia inginkan, meski dalam hati ia sedikit merasa keberatan karena keberadaan pria yang kini menjadi suami dari Rimona.
......................
Pagi ini terasa berbeda di kediaman Nurcelia karena sarapan kali ini terasa semakin ramai dengan kehadiran Rimona dan suaminya. Saat Sageon keluar dari kamarnya, Ia pun memicingkan matanya melihat dua orang yang asing baginya. Nurcelia yang melihat cucunya sudah keluar dari kamarnya segera meminta bocah itu untuk duduk di sampingnya lalu ia melirik Rimona yang menatap rindu kepada bocah itu.
"Hallo Sageon." Sherly terlebih dahulu menyapa putranya itu yang terlihat sedikit bingung melihatnya.
"Hallo." Hanya itu yang Rimona dengar dari mulut putranya. Setelahnya bocah itu pun fokus dengan makanannya. Rimona merasa kecewa karena pikirnya Sageon akan menghambur memeluknya dan mengatakan sangat merindukannya. Namun ia sadar karena selama ini Sageon tidak tahu jika sebenarnya ialah ibu kandung dari bocah itu. Rimona pun melirik Nurcelia yang sedikit menganggukan kepalanya. Nurcelia memberi isyarat kepada Rimona untuk sedikit bersabar menghadapi Sageon. Ia harus mendekati putra nya itu perlahan agar Sageon tidak kaget dengan kenyataan yang nanti akan Rimona ungkapkan pada bocah itu.
Sebenarnya Nurcelia pun bingung harus menjelaskan seperti apa kepada Rimona agar ia tidak mengatakan dulu tentang kenyataan yang sebenarnya. Ia belum sanggup untuk menghadapi Drakara yang pastinya nanti akan murka setelah tahu bahwa Sageon yang selama ini ia anggap sebagai putranya ternyata bukan darah dagingnya. Nurcelia harus membicarakan masalah ini dengan Rimona agar la mau bekerja sama.
Setelah selesai sarapan Drakara pun segera mengantar Sageon untuk pergi ke sekolah.
Kesempatan itu pun Nurcelia gunakan untuk bicara dengan Rimona. Ia meminta wanita itu untuk berbicara dengannya di gazebo taman belakang.
"Ada apa mam, sepertinya ada sesuatu yang ingin Mama bicarakan denganku." Ujar Rimona.
"Iya ada masalah penting yang harus mama bicarakan denganmu, sebelumnya Mama minta maaf karena selama ini mama belum mengatakan pada Sageon bahwa sebenarnya kamulah ibu kandungnya Mama belum sanggup jika Drakara mengetahui hal ini, kamu tahu sendiri bagaimana perangai Drakara jadi Mama mohon untuk tidak mengatakan hal ini dulu kepada Sageon. Kamu boleh bersamanya dan lebih dekat dengannya tapi jangan dulu mengatakan bahwa kamu adalah ibu kandungnya." Ujar Nurcelia memohon.
"Tapi kenapa mam? aku sangat merindukan Sageon. Aku ingin dia selalu berada disampingku mulai saat ini, tadinya aku akan membawa Sageon untuk tinggal bersama kami." Ujar Rimona.
"Jangan dulu Mama mohon jangan dulu kamu bawa Sageon untuk tinggal bersamamu masalah ini belum usai karena jika Drakara tahu bahwa Sageon bukan putra kandungnya bukan tidak mungkin ia akan murka dan perusahaan menjadi taruhannya Mama tidak ingin perusahaan bangkrut karena ketiadaan Drakara di sana, tolong mengertilah jangan dulu mengatakan bahwa Sageon adalah Putramu dan Bricio."
Buat lebih dramatis dong. 😀