NovelToon NovelToon
PEWARIS TERHEBAT 4

PEWARIS TERHEBAT 4

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Action / Crazy Rich/Konglomerat / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Pertempuran sengit di hutan Daintree menjadi titik balik dalam perburuan harta karun misterius. Bernard dan timnya terjebak dalam wilayah musuh yang menyamar sebagai suku pedalaman. Pertarungan demi pertarungan membuat mereka harus memilih antara bertahan hidup atau menjadi korban dari permainan berbahaya ini.

Kini, badai sesungguhnya mulai datang. Musuh bukan lagi sekadar kelompok bersenjata biasa—tapi sebuah kekuatan tersembunyi yang bergerak di balik layar, mengintai setiap langkah Bernard dan sekutunya. Hujan, malam, dan hutan gelap menjadi saksi pertarungan antara nyawa dan ambisi.

Sementara Bernard berjuang sendirian dalam keadaan terluka, Garrick dan tim bergerak semakin dekat, menghadapi ancaman yang tak lagi sekadar bayangan. Di sisi lain, Pedro menyusup ke dalam lingkaran musuh besar—mendekati pusat rencana penyerangan terhadap Alexander dan kekuatan besar lainnya.

Apakah Bernard dan timnya akan berhasil keluar dari hutan maut itu? Atau justru badai dendam dan ambisi akan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Rebel segera menghubungi bawahannya. "Panggil Larson ke tempatku sekarang. Aku ingin bertemu dengannya."

"Baik, Tuan," jawaban bawahan Rebel di seberang telepon.

Rebel berdecak. "Aku tidak tahu jika penyerangan akan sesulit ini. Tapi, aku semakin yakin jika orang-orang itu adalah orang-orang yang aku dan ayahku incar selama ini. Jika aku bisa mengalahkan mereka, maka aku bisa mendapatkan benda-benda antik itu."

Rebel menunggu di rumah dengan perasaan jengkel. "Jika Tyson, Cortez, bahkan Larson tidak bisa mengalahkan orang-orang itu, aku tidak punya pilihan lain selain meminta bantuan pada Hector dan Hugh."

Sementara itu, Larson tengah berada di ruangan sendirian, menonton tayangan televisi. Ia cukup bosan dengan kegiatannya selama ini.

Xylo memasuki ruangan dengan terburu-buru. “Tuan Rebel memintamu untuk pergi menemuinya di rumahnya sekarang. Aku pikir ini ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapinya."

"Apa ini ada hubungannya dengan pemanggilan Cortez beberapa waktu lalu?" Larson berdiri dari sofa, mulai menerka-nerka.

"Aku pikir demikian. Hanya saja, untuk mengetahui secara pasti kau harus segera menemui Tuan Rebel."

"Aku mengerti."

"Satu hal lagi, kau hanya boleh menemui Tuan Rebel seorang diri. Aku atau orang-orang barumu tidak diperkenankan untuk ikut," kata Xylo seraya melirik pintu di mana Robbins dan yang lain berada.

Larson mengangguk, bergegas keluar dari ruangan, berhenti di depan Robbins. "Kau jaga ayahku di tempat ini. Aku harus pergi untuk sebuah urusan penting."

Robbins mengangguk. Tanpa diberitahu pun, ia sudah tahu apa yang terjadi.

Larson bergegas memasuki mobil, meninggalkan rumah. Mobil melaju sangat cepat menuju kediaman Rebel. Ia melihat rumah yang perlahan mengecil hingga akhirnya menghilang dari pandangannya "Apa yang sebenarnya terjadi? Apa sudah terjadi sesuatu pada Cortez dan Tyson?"

Xylo mengawasi Robbins dan beberapa pengawal lain yang tengah berkerumunan di depan kamar Cavin. "Aku yakin kalian adalah penyusup. Meski aku belum menemukan bukti kuat untuk mendukung dugaanku, tapi firasatku mengatakan jika kalian adalah orang-orang yang seharusnya tidak boleh berada di tempat ini."

Xylo berjalan menuruni tangga, memeriksa beberapa pekerjaan. "Aku menduga jika Larson berada dalam tekanan seseorang dan orang-orang itu adalah orang yang harus mengawasinya."

Robbins mengamati Xylo yang berjalan keluar rumah. Ia memasuki ruangan di mana tiruan Larvin berada. Dua pengawal lain sudah berada di dalam.

"Dua anggota lain mengatakan bahwa Rebel sedang mempersiapkan pasukannya. Larson kemungkinan akan dikirim untuk membantu Cortez ke hutan."

Beberapa menit kemudian, Larson tiba di sebuah rumah mewah. Pria itu menaiki tangga, berdiri di depan pintu, menghembus napas panjang. Ia menunggu selama beberapa waktu sampai akhirnya memasuki ruangan di mana Rebel tengah menghadap jendela.

"Aku datang atas permintaanmu," ujar Larson.

Rebel seketika berbalik, duduk di kursi. "Kau datang lebih cepat dari yang aku duga, Larson. Aku tidak akan berbasa-basi. Aku akan berbicara langsung pada inti masalahnya. Aku ingin kau memimpin pasukan untuk menghadapi musuh yang bersembunyi di sebuah hutan. Kau akan membantu Cortez di sana.”

Rebel meneguk minumannya sesaat. "Tyson dan pasukannya berhasil dikalahkan. Mereka tampaknya diculik dan disekap oleh musuh. Aku mengirim Cortez ke sana. Sayangnya, sampai sekarang Cortez belum melakukan pergerakan apapun karena musuh jauh lebih kuat. Apa kau keberatan untuk pergi ke hutan itu, Larson?"

Larson terkejut meski sudah menduga hal ini sebelumnya. "Aku mengkhawatirkan keadaan ayahku. Dia membutuhkanku di sampingnya."

"Kau tenang saja, Larson. Ayahmu aman dalam perlindunganku. Kau bisa mempercayaiku." Rebel memberikan sebuah pisau pada Larson. "Kau tentu tahu makna di balik pisau berukiran serigala itu."

Larson mengamati pisau dengan saksama. Pemberian pisau itu bermakna pemberian kepercayaan sekaligus nyawa.

"Jika kau tetap tidak mempercayaiku, aku bisa berlutut di depanmu." Rebel keluar dari kungkungan kursi.

"Kau tidak perlu melakukannya, Tuan." Larson menyimpan pisau di saku celana. Jika bertanya apakah ia percaya atau tidak, maka jawabannya adalah ia meragukan kata-kata Rebel. "Aku percaya padamu, Tuan."

"Kau boleh membawa beberapa orang kepercayaanmu untuk ikut dalam misi ini. Kau akan berangkat sore nanti."

Larson meninggalkan ruangan, kembali ke kediamannya. "Rebel mencurigaiku. Dia tampaknya merencanakan sesuatu."

Rebel menatap kepergiaan Larson dari jendela. "Di pihak mana kau sekarang, Larson? Jika kau berada di pihak musuh, aku tidak akan segan menghabisimu dan ayahmu.”

Rebel menghubungi bawahannya. "Awasi Larson dan orang-orangnya sebaik mungkin dan melaporkan semua kecurigaan sekecil apapun padaku."

Larson tiba di kediaman beberapa menit kemudian. Ia bertemu dengan Xylo ketika akan menuju kamar tiruan Larvin. "Kita bicara di ruanganku."

Larson dan Xylo menaiki tangga, berjalan di lorong.

Larson menoleh pada kamar tiruan Larvin, memasuki ruangannya. "Tuan Rebel memerintahkanku untuk pergi membantu Cortez. Cortez tampaknya mendapatkan kesulitan selama berada di sana. Aku membutuhkanmu untuk menjaga ayahku di sini."

"Aku seharusnya pergi bersamamu," ujar Xylo.

"Kau adalah orang kepercayaanku, Xylo. Aku tidak bisa memberikan tugas penjagaan ayahku pada sembarang orang. Kau adalah orang yang cocok untuk tugas itu."

Xylo mengepalkan tangan erat-erat. "Lalu, bagaimana dengan orang-orang barumu?"

"Mereka akan pergi bersamaku dan pasukanku untuk menjalankan misi." Rebel menyentuh bahu Xylo, mendekatkan bibir di telinga Xylo, berbisik, "Berhati-hatilah dengan Rebel. Dia tampaknya merencanakan sesuatu."

"Aku mengerti."

Larson menyiapkan satu pasukan penuh untuk tugas ini. Ketika sore tiba, ia sudah berkumpul bersama pasukannya di halaman.

Robbins dan salah satu pengawal berada dalam barisan. Mereka sudah berbincang dengan Larson perihal tugas ini. Satu pengawal lain akan bertugas untuk mengawasi Xylo dan tiruan Larvin di rumah ini.

Larson mengamati Robbins selama beberapa waktu. Ia masih mengingat jika perkataan pria itu agar tetap berhati-hati dalam melaksanakan misi ini. "Apa maksud dari perkataannya?"

Larson, Robbins, dan pasukan pergi ke lokasi misi setelah semua persiapan berese. Rombongan mobil keluar dari gerbang, melaju di jalanan kota.

Xylo menatap kepergian rombongan dari halaman, mengembus napas panjang. "Apa yang sedang kau rencana, Larson? Apa semakin mencurigaimu? Sayangnya, aku masih belum menemukan bukti untuk menguatkan dugaanku."

Xylo menatap ruangan di mana tiruan Larvin berada. "Apa orang itu benar-benar Tuan Larvin? Dia jarang sekali bicara dan lebih banyak menghindari tatapanku. Aku harus mencari tahu kebenarannya."

Xylo menatap salah satu orang baru yang dibawa Larson. "Aku juga harus mengawasi orang itu. Jika perlu, aku harus mendapatkan informasi darinya."

Sementara itu, Cortez terpaksa mundur setelah musuh menyerang. Beberapa anggota pasukannya terluka cukup berat. Ia dan pasukannya nyaris berada di pinggiran hutan.

"Mereka sangat cepat dan terarah. Aku tidak boleh tertangkap oleh mereka."

Seorang pria mendekati Cortez. "Tuan Rebel memerintahkan Larson dan pasukannya untuk bergabung ke dalam pasukan kita. Mereka sedang dalam perjalanan sekarang.”

📌 Novel terbaru juga sudah rilis ya!

Di akun ZHRCY ada cerita novel bertema sistem dengan judul

SISTEM HAREM: MENGHABISKAN UANG UNTUK WANITA

Kalian bisa langsung menilai sendiri bagaimana jalan dan alur cerita novel tersebut

setelah membacanya

👉 Jangan lupa dibaca novel terbaru akuu ✨😉

1
Rocky
wooww ..
Semakin seru..
Glastor Roy
up
Algarib Arapah
mantap Thor.
y@y@
🌟👍🏿👍🏾👍🏿🌟
y@y@
👍🏼💥👍🏻💥👍🏼
Bima Sakti
gasss polll Thor 💪🔥🔥🔥
Rocky
Sungguh menarik Thor..
Tiap episode perburuan harta karun membuat penasaran..
Algarib Arapah
Bukan main-bukan main2 mengikuti ceritanya benar bikin terbawa arus perjuangan yg sgt mendebarkan.
Algarib Arapah
Benar2 cerita yg sangat bikin penasaran.
Bravo Thor.
ELCAPO
update
MELBOURNE
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!