⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA!
⚠️Rawan Typo!
⚠️Mengandung adegan romans✅
⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅
Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana dengan bekerja sebagai cleaning service di perusahaan besar.
Entah tejatuh di timpa tangga atau mendapatkan durian runtuh pribahasa yang cocok untuknya saat ia terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.
"Saya akan membantu kamu asal kamu mau menikah dengan saya"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CrystalCascade, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 17
Pagi ini kegiatan Nea dan Ryszard diawali dengan sarapan pagi yang cukup tenang setelah keributan kecil di pagi hari yang cukup menguras tenaga.
Suasana cukup sunyi karena mereka tak saling mengobrol, hanya terdengar dentingan sendok dan garpu yang beradu, tak berselang lama sarapan pagi mereka selesai namun belum beranjak dari duduk masing-masing. Sampai pada saat Emrik datang dengan membawa beberapa paperback.
"Selamat pagi" ucap Emrik menghampiri pasutri yang sedang sarapan itu.
"Pagi," balas Nea dengan senyuman di bibirnya, sedang kan Ryszard hanya mengungkapkan kepalanya.
"Anda mau sarapan, Pak Emrik?" Tawar Nea basa-basi kepada Emrik.
"Tidak, terimakasih nona. Saya tadi sudah sarapan dijalan." Tolak Emrik.
"Apa yang saya pesan sudah kamu bawa?" Tanya Ryszard kepada Emrik.
"Ah sudah pak, ini." jawab Emrik seraya memberikan paperback itu pada Ryszard.
Ryszard menerimanya lalu memberikan nya pada Nea. Nea hanya menatapnya dengan tanda tanya di raut mukanya.
"Buka saja!"
Dengan hati-hati Nea pun membukanya. Mulutnya refleks terbuka lebar saat mendapati ponsel yang selama ini ia impikan ada didalam sana. Tangan nya bergetar saat mengambil kotak ponsel itu dari paperback. Masih belum selesai ketakjupan nya, Nea di buat melongo lagi dengan keberadaan ponsel lain di paperback. Nea mengeluarkan nya satu persatu, dan dihitung nya ada empat buah ponsel disana dengan berbagai warna.
"I ini punya siapa pak?" Tanya Nea dengan suara bergetar.
"Itu untukmu" jawab Ryszard dengan santai. Nea menutup mulutnya tak percaya.
"Apa? Yang bener aja pak untuk apa saya ponsel sebanyak ini? Lagi pula kenapa bapak beli ponsel kayak beli gorengan aja, beberapa biji." cerocos Nea.
"Saya tidak tahu warna apa yang kamu suka. Jadi saya menyuruh Emrik membeli semua warna." jawab nya.
Emrik juga tidak habis pikir dengan teman sekaligus tuan nya itu yang menyuruh nya membeli ponsel semua warna, tapi itu sudah mending karena tadinya Ryszard ingin membeli semua jenis ponsel terbaru hanya untuk istrinya.
"Saya pilih yang ini aja pak." ucap Nea mengambil ponsel yang berwarna gold. Ryszard pun menganggukinya.
"Jadi yang lain buat apa dong?" Tanya Nea.
"Terserah kamu."
"Terserah saya ya? Hm dikasih buat siapa yaa??" Gimana Nea bertanya kepada dirinya sendiri.
Nea sempat berpikir akan mengirimkan dua posel ke kampung untuk kedua adiknya, namun ia urungkan karena takut jika ibu dan adik nya curiga padanya, mana mungkin Nea bisa membeli ponsel semahal itu.
"Saya berangkat dulu," ucap Ryszard berdiri dari tempatnya dan mengambil tasnya yang tidak jauh dari sana.
"Eh pak tunggu!" Cegah Nea saat Ryszard meninggalkan nya begitu saja.
"Kenapa?"
Nea mengambil tangan Ryszard tanpa permisi dan menyalaminya seperti seorang istri kepada suami pada umum nya, dengan senyuman tentunya.
"Cuman mau salim aja." ucap Nea saat selesai bersalaman.
Ryszard tertegun, walau itu bukan pertama kalinya Nea menyalaminya. Lalu ia mengambil dompetnya dari sakunya dan menyerahkan Black card ketangan Nea.
"Tidak ada penolakan!" Ryszard mengucapkan itu sebelum Nea menolak nya.
"Tapi saya nggak perlu ini pak. Kalau bapak mau ngasih saya, uang aja biar gampang. Hehehe..." ucap Nea di akhiri dengan cengiran.
Ryszard tak habis pikir dengan Nea. Bukankah wanita selalu suka jika di beri kartu, apalagi ini black cart.
"Kamu bisa menggunakan nya sesuka mu. Tapi saat keluar harus ditemani supir."
"Yang bener pak saya boleh keluar?" Tanya Nea dengan mata berbinar.
"Hm. Tapi ingat harus di temani oleh supir."
"Siapa pak." ucap Nea patuh dengan sikap hormat.
Setelah itu tak lupa Ryszard menyimpan nomornya ponselnya di ponsel Nea. Lalu ia dan Emrik bergegas ke kantor.
Sepeninggalan Ryszard, Nea langsung meraih ponselnya dan melihat apa yang dilakukan Ryszard dengan ponselnya tadi. Ia terkejut saat mendapati satu-satunya kontak yang terdapat disana dan bertuliskan 'My husband'.
Beberapa detik kemudian muncullah sebuah pesan.
Whatsapp on
My husband
Jangan coba-coba ganti nama saya dikontak kamu! Atau saya akan membuang posel itu.
Y
✔✔
Whatsapp end
Nea mendengkus kesal saat menerima pesan itu. Sedang kan sang pengirim mungkin sekarang sedang tersenyum penuh kemenangan.
_________
Dikantor
Ryszard dan Emrik baru saja sampai beberapa waktu lalu, dan mereka langsung masuk ke ruangan nya.
Hari ini sepertinya pekerjaan Ryszard cukup banyak dan mungkin akan membuat nya pulang terlambat. Padahal hari ini rencananya Ryszard akan mengajak Nea untuk makan malam diluar, karena selama mereka menikah Ryszard belum pernah membawa Nea keluar berdua, bahkan hanya untuk makan saja tidak.
Dan entah ada angin apa sekarang Ryszard mengetik pesan lagi yang di tujukan untuk istrinya.
Whatsapp on
My Little Wife
Mungkin nanti saya akan pulang terlambat.
✔✔
Jangan tunggu saya, tidur saja duluan.
✔✔✔
iya pak
Oh ya, sepertinya saya ggak jadi keluar deh.
Kenapa?
✔✔
Saya mau dirumah aja pak. Mau coba hp baru. hehehe😁
Whatsapp end
"Ekhem" dalam Emrik menyadarkan Ryszard yang tengah tersenyum dengan ponselnya. Emrik menduga jika tuan nya itu sedang chatting-an dengan istri kecil nya. Sampai-sampai membuat pemandangan yang langkah untuk dilihat, yaitu tersenyum.
"Sepertinya saran saya berhasil." ujar Emrik dengan memfokuskan diri dengan berkas yang ada di hadapan nya.
"Apa maksudmu?" Tanya Ryszard.
"Ya saran yang saya berikan waktu itu sepertinya sudah mulai bekerja."
Ryszard seperti ini juga karena saran dari Emrik beberapa waktu lalu ketika Ryszard dan Nea sedang perang dingin. Sebenarnya Emrik memberi saran untuk meminta maaf kepada Nea. Namun sepertinya hal itu sulit bagi Ryszard, untung saja Nea sendiri yang meminta maaf tanpa harus Ryszard menurunkan harga dirinya.
"Hm... saranmu cukup bagus." mendengar itu Emrik terkekeh.
"Sudalah, lebih baik anda mengaku saja kalau anda tertarik dengannya. Tuan tidak ingat perjanjian pranikah hanya beberapa bulan saja dan sebelum itu terjadi anda harus membuatnya jatuh cinta kepada anda." tutur Emrik sebagai sahabat sekaligus sekertaris pribadi.
"Saya akan membuatnya tidak bisa pergi dari saya." ucap Ryszard penuh arti.
Sampai sini dulu ya....
Mau sedikit cerita, tapi kalau kalian gak minat bisa diskip.
Cerita ini aku tulis udah empat atau tiga tahun lalu, dan waktu aku baca ulang ternyata acur banget isinya, oleh sebab itu aku unpublis sekarag dan banyak yang aku revisi. Jujur dulu aku nerima banya kritik dari readers tapi seiring berjalannya waktu ternyata aku ga sekuat itu, so aku mutusin untuk gak baca komen-komen lagi. Tahun ini aku berharap dengan bertambahnya waktu dan usia aku bisa menulis lebih baik dan tidak mengecewakan pembaca, ya walaupun memang kita itu tidak bisa menyenangkan hati banyak orang setidaknya aku bisa memenuhi beberapa dari kalian.
Aku gak pernah nyangka kalau pembaca cerita ini akan sebanyak dan seantusias ini, plot twisnya ternyata banyak temanku yang udah baca cerita ini, dulu aku selalu sembunyi-sembunyi karena takut dengen persepsi orang sampai sekarang pun masih, tapi untuk sekarang aku lebih berani untuk ngeshare beberapa karyaku keteman-teman yang aku percaya. Kira-kira kalian ada yang sama gak?
Sekali lagi terimakasih banyak yang udah baca cerita ini.
Sebelum baca jangan lupa 🎯 "Target kita: banyak like, view, dan komentar kece dari kamu! 😉"