Queen Angella

Semilir angin bergemerisik menggoyangkan ranting-ranting pohon poplar yang tumbuh di sepanjang jalan menuju area berkuda.

Pun jejeran kuda-kuda gagah yang terikat erat dikandang-kandang atau yang sengaja di lepas liarkan.

Angella menatap penasaran, pada kuda-kuda yang berada dikandang.

fokus nya pada kuda hitam yang sedari tadi meringkik sembari bergerak lincah, seolah tak sabar untuk dibawa berlari. Angella membatin, "tentu akan seru jika bisa menunggangi kuda itu."

Dia biasa bermain dengan kuda lokal yang ukuran nya sedang, hanya sesekali dia menggunakan kuda kesayangan nya yang ia beli dari Jerman, yang memang terkenal penghasil kuda terbaik beberapa tahun silam.

Fokusnya buyar saat Davide datang bersama kuda putih yang sudah terpasang

tali kekang dan pelana dipunggungnya.

ukuran nya tak sebesar kuda hitam, tapi cukup besar untuk latihan orang yang tak pernah berkuda seperti Angella, yang pandai berdusta.

"Mau coba menaiki," tawar Davide yang hanya di jawab anggukan semangat Angella.

Wajahnya berbinar saat Davide begitu telaten memberi arahan, melatih nya dengan menuntun Belly si kuda putih, yang terlihat begitu jinak.

Angella diam saja, pura-pura bodoh adalah senjata nya. Sesekali Belly meringkik mungkin tidak sabar karna harus Berjalan pelan, mungkin.

Karena bila ditelisiik kuda putih ini juga kuda pacu,

Terlihat bagaimana kokoh nya punggung dan hentakan langkah "apakah si putih pandai berdusta seperti orang yang sedang menaikinya?"

"Seperti nya belly menyukaimu sayang, tidak biasa nya dia begitu tenang bila di ajak berjalan pelan," ucap Davide.

Angella tersenyum samar, "Aku memang di takdirkan menjadi penakluk, bukan kah begitu belly,"  seru Angella yang kemudian terkekeh membayangkan betapa pandai nya ia dan belly bersandiwara.

Davide turut terkekeh, meski kelucuan yang mereka tertawakan tak sejalan. "Yaa. Kau benar sekali sayang, sampai-sampai seorang Davide ocean pun kau paksa berlutut untuk memilikimu," celetuk nya kemudian.

Angella menatap dengan angkuh, "kau fikir semua wanita mudah takluk dengan wajah

tampan mu," sahut nya, yang seketika mengundang gelak tawa dari keduanya.

Mereka masih asik bergurau ketika seorang gadis menghampiri, yang jika di lihat dari ekpresi Davide seperti nya dia mengenal baik gadis itu.

"Kau juga di sini ?" Sapa Davide saat melihat gadis itu.

"Aku merindukan belly Dav, dan kau!'  kebetulan sekali kita bertemu disini," sahut gadis itu, sembari berangsur memeluk tubuh kekar Davide.

"Hai belly!' sapa gadis itu. Belly kembali meringkik entah karena senang atau sebaliknya.

Membuat Angella yang masih berada di atas nya memilih segera turun, di bantu Davide yang jelas langsung mendapatkan tatapan sinis dari gadis itu.

"Hai belly, kau tidak boleh di naikii sembarang orang, nanti kau kotor, " Ucap gadis itu yang jelas di tujukan untuk Angella. "Kalau hanya main-main pakai kuda poni saja, jangan belly ku, dia tidak biasa di naik ii amatiran!" Imbuh gadis itu dengan tatapan remeh.

"Mau bertanding ?" Tantang Angella, Yang kembali di jawab tawa remeh gadis itu.

"Menaiki belly saja masih di tuntun, berani-berani nya Menantang ku!. Remeh nya.

"Kita buktikan di pacuan," sahut Angella dengan senyum tersirat.

Darah nya jelas sudah mendidih saat ini. Bukan hanya karena ucapan gadis itu, tapi melihat bagaimana gadis itu menatap Davide serta pelukan balasan yang Davide berikan, membuat Angella ingin menginjak leher keduanya.

"Aku mau kuda hitam itu Dav," Lanjut Angella yang langsung di sambut gelak tawa gadis Sialan itu.

"Dengan belly saja kau masih harus di tuntun, mau menunggangi, plutto? "Besar sekali

nyali mu nona!"

Davide menatap ragu bersamaan dengan gelegar tawa remeh dari gadis sialan, yang andai Angella sedang tidak dalam mode bermainnya sudah habis diinjak leher gadis itu olehnya.

"Sayang itu ...' ucapan Davide terputus dengan sergahan Angella.

''Keluarkan saja!. Angella kemudian menghampiri kuda hitam pilihan nya, "Hai, tampan siapa nama mu?, bisik nya seraya mengelus bulu lembut kuda itu.

"Plutto. "kamu yakin akan menggunakan plutto,  dia sangat aktif sayang," sahut Davide penuh kekhawatiran.

"Plutto, kita bermain-main sebentar, oke," bisik Angella kembali tanpa mengindah kan

ucapan Davide.

Davide hanya bisa pasrah melihat Angella yang masih dengan santai menepuk-nepuk

tengkuk kudanya, meski otaknya merancu penuh keberisikan, "apalagi yang wanita nya akan tunjukkan?"

sedang gadis sialan yang di ketahui bernama Hanna tampak memasang wajah angkuh. Dengan tawa remeh yang masih terpasang sempurna.

"Plutto, kau tak perlu bekerja keras. Kita cukup bermain-main saja," Bisik Angella lembut.

Plutto seolah mengerti, dengan menaikan 2 kaki depan nya dengan liar,

membuat Davide panik hingga nyaris berlari menghampiri. Namun tertahan, karena di lihatnya Angella malah tertawa sembari menepuk tengkuk kuda hitam itu.

Pistol telah di tembak kan, Hanna dengan cepat melesat bersama Belly. Sedang Angella masih santai menepuk-nepuk Plutto dengan sesekali di ciumi nya seolah tak mendengar arahan

Yuri(wasit) yang bertugas pada perlombaan sore itu.

Davide menatap heran, belum sempat dia menghampiri Angella sudah menarik pelana,

"Saat nya bermain plutto," seru nya. Sesaat kemudian mereka sudah melesat dengan cepat, tak butuh lama untuk menyusul kuda milik Hanna, hingga sepersekian menit wanita mungil itu berhasil berada jauh di depan Hanna.

Dari segi fisik saja plutto jelas menang telak, apalagi yang menjadi joki Angella, sudah bisa di pastikan mereka dengan mudah menyelesaikan pacuan.

Pluto si kuda hitam berjenis Irish sport horse yang merupakan persilangan antara kuda Thoroughbred (dengan darah murni) dan Irish Draught (kuda penarik Irlandia) yang terkenal dengan kekuatan dan kecerdasannya terlebih yang menunggangi begitu lincah sama dengan karakteristik kuda itu.

Sedang Si putih Belly ras kuda berdarah panas dari Jerman berjenis Hanoverian atau Hannoveraner yang juga terkenal namun masih bergantung pada performa nya terlebih siapa joki nya. Karena kuda jenis ini biasa nya lebih kompetitif dalam olahraga berkuda lompat ringan.

Angella membelai gemas tengkuk kuda hitam nya, sembari sesekali di tepuk nya lembut,

"Kuda pintar, terimakasih sudah mau bermain denganku, "Plutto hebat sayang, dia bisa membawa amatiran ini juara, seru Angella saat dilihat nya Davide mendekat,

pun wanita sialan yang terus-terusan menatapnya remeh, Hanna.

Jelas sekali muka wanita itu memerah, entah karena marah atau malu, atau kedua nya.

"Kau bisa berkuda?' Tanya Davide seraya menghampiri Angella yang masih asik membelai Rambut halus milik Plutto.

"Seperti yang kau lihat," jawab Angella santai.

"Kau bilang tak pernah berkuda ...'

"Pernah!"

"Kapan?"

"Tadi waktu kau menuntun ku dengan belly,"

"Angella....!"

______Bersambung.

Dwaarrrrrrrrrr.........

Angella mulai menunjukkan taring nya...

Suport yokkk biar makin menyalaaa ...

Salam Cinta

Ibu❤️