NovelToon NovelToon
Bad Boy Falling In Love

Bad Boy Falling In Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

"Siapa nama lo?." Suara lelaki itu yang dalam bergema di telinga seorang gadis yang menatapnya dengan penuh minat.

"A-abila!." Jawabnya tergagap

"Apa cewek itu ngeliatin kita?." Lelaki itu melirik ke arah gadis lain yang tengah memperhatikan mereka dengan mengepalkan tangannya.

Abila yang mengerti maksud lelaki tampan yang berdiri di hadapannya itu langsung mengangguk pelan. "I-iya."

"Good!."

Tanpa berkata apa pun lagi, lelaki itu langsung mencium bibir Abila

Dan, tidak ada yang menyangka bahwa ciuman itu yang akan menentukan nasib mereka.

Satu ciuman dari bad boy tampan dan semua berakhir bagi Abila

Sejak orang tuanya meninggal, Abila Beyza Auliandra lebih suka menjalani kehidupannya dengan tenang. Pemalu dan pendiam, Abila hanya bisa bersikap bebas ketika berada di dekat sahabatnya, Rafka Shankara Arsala pemain basket yang sedang naik daun di sekolah mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14

"Jadi anak-anak!." Kata guru. "Hari ini kita akan belajar tentang proses..."

Abila hampir tidak memperhatikan setiap apa pun yang terjadi di dalam kelas, begitu juga ketika guru menjelaskan. Gadis itu tenggelam dalam pikirannya sendiri, bayangan-bayangan tentang tadi malam masih terngiang-ngiang di kepalanya. Perutnya masih merasa mual ketika mengingat ngengat yang sudah mati dan jari-jari tangannya sedikit gemetar.  Bahkan lokernya yang dirusak pun tidak membuatnya setakut ini. Bagaimana mungkin seseorang bisa mengerjainya dengan cara yang menjijikkan seperti ini?

Abila melirik Zerga yang duduk disebelahnya, terlihat sedang iseng mencoret-coret kertas.

'Pasti dia pelakunya.' Batin Abila menyimpulkan. itulah satu-satunya penjelasan yang logis. Dan satu-satunya orang yang duduk bersamanya selain Rafka adalah Zerga dan punya akses ke tasnya.  Mungkin Zerga yang memasukkan kotak itu kedalam tas Abila, saat gadis itu tidak menyadarinya.

Abila semakin muak dengan semua ini, ia tahu bahwa Zerga tidak menyukainya, tetapi kenapa lelaki itu sampai melalukan kejahilannya sejauh ini? Apa yang sebenarnya dia inginkan?

Zerga merasakan tatapan Abila, lalu dia menoleh kearah gadis itu. Zerga mengangkat sebelah alisnya keatas, ketika menyadari bahwa Abila terlihat sangat kesal padanya.

Bel berbunyi dan Abila segera mengemasi barang-barangnya.

"Woy, cwe kutu buku!." Panggil Zerga, tetapi Abila malah mengabaikannya. "Lo udah pilih bukunya? Gua ngga boleh gagal dikelas ini, jadi kita harus..."

Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Abila langsung berjalan pergi. Ia masih takut berhadapan dengan Zerga, tetapi kali ini, selain takut ia juga marah pada Zerga.

Zerga mengernyitkan dahinya, memperhatikan Abila dan kemudian berlari mengejarnya.

"Woy, tungguin gua!." Teriak Zerga.

Namun, Abila justru terlihat berjalan lebih cepat, berusaha menjauhi Zerga.

Tidak menyerah dan dengan mudah Zerga mendekati Abila. Meraih lengan Abila, lelaki itu memaksa Abila untuk berbalik menghadapnya.

"Lo apa-apaan sih?." Zerga merasa geram. "Kenapa lo malah ngehindar dari gua? Kita punya tugas bareng, lo lupa?."

"Aku mau minta Bu Anita supaya mau ganti pasangan." Jawab Abila, tanpa menatap kearah Zerga. "Aku lebih suka ngerjain tugas sama orang lain."

"Hah? Lo budek atau gimana? Bu Anita bilang kalau ini udah final, artinya lo ngga bisa minta ganti gitu aja."

"Kalau gitu aku mau ngerjain tugas ini sendirian!." Kata Abila dengan nada bicara yang tegas, mengumpulkan segenap keberaniannya untuk menghadapi Zerga. "Jadi, aku barharap banget kamu jauh-jauh dari aku. Aku ngga mau ngerjain tugas ini sama kamu lagi."

Abila menarik tangannya, mencoba pergi. Tetapi Zerga tidak mengendurkan cengkeraman tangannya. Sebaliknya, Zerga semakin menarik tangan Abila.

Abila menghela napas kesal, memohon untuk dilepaskan, tetapi Zerga menarik dan mengajaknya pergi.

Beberapa siswa siswi memperhatikan Abila dan Zerga dengan tatapan aneh, bertanya-tanya apa yang di lakukan badboy tampan sekolah itu dengan gadis polos seperti Abila.

Salah satu siswa yang melihat mereka bersama dan mengeluarkan ponselnya.

[Lyoraa, pel4cur kecil itu lagi sama Zerga lagi.] Ketik siswa itu dan mengirimnya pada Lyoraa.

"Zerga, lepasin tangan aku!." Pinta Abila. "Semua orang ngeliatin kita gara-gara kamu loh."

Zerga hanya diam, tetap menarik tangan Abila sembari berjalan menaiki tangga, menerobos kerumunan dan mereka berakhir di rooftop. Sesampainya di rooftop, Zerga melepaskan tangan Abila. 

Abila memijat pergelangan tangannya, saking merahnya pergelangan tangannya, sampai membuat air mata Abila menetes.  Abila membenci hal ini. Setiap kali dirinya marah, matanya berkaca-kaca, dan hal itu membuat orang-orang mengira dirinya sedang sedih.

"Ngga usah nangis dan ceritain semuanya, oke?." Perintah Zerga. "Kenapa kamu tiba-tiba pengen ganti pasangan nugas?."

"Kenapa kamu peduli?." Abila balik bertanya, suara puraunya terdengar bergetar karena marah. "Seharusnya kamu seneng aku ngga jadi pasangan tugas kamu! Lebih baik kita berdua ngga terlalu deket!."

Zerga mendengus kesal dan dia semakin tidak mengerti. "Lo berani ngomong gitu ke gua?."

Abila mendongak, matanya merah karena air mata. Dia memeloti Zerga.

Zerga terkejut melihat ekspresi Abila, merasa gugup, tetapi tetap mempertahankan sikap dinginnya.

"Kamu, kamu itu emang cowo yang nyebelin!." Kata Abila. "Orang jahat yang selalu pengen liat orang lain menderita! Kamu ngga pernah ngalamin penderitaan apa pun, jadi kamu seneng kan liat orang lain tersiksa! Zerga, kamu... kamu itu monster!."

'Kamu itu monster!'

Kata-kata Abila terngiang-ngiang di benak Zerga, mengirim sinyal amarah ke seluruh pembuluh darahnya. Tatapan matanya menggelap dan melayangkan tatapan tajamnya kearah Abila.

"Tarik lagi kata-kata lo." Kata Zerga dengan suara yang pelan, bahkan hampir terdengar berbisik. "Sekarang juga!." Katanya lagi, nyaris tak bisa menahan amarahnya.

Abila menggelengkan kepalanya. "Kamu cuma pengen liat orang lain menderita!." Serunya. "Emangnya itu bisa bikin kamu seneng, ya? Aku punya salah apa ke kamu? Dan apa yang pernah Rafka lakuin ke kamu? Kenapa kamu selalu aja gangguin kami berdua ?."

Sebelum Zerga sempat bereaksi, Abila tiba-tiba mengeluarkan kotak itu dari tasnya dan membuang isinya. Zerga dengan tatapan ngeri melihat beberapa ngengat mati yang sudah dicabik-cabik seolah-olah seseorang melampiaskan semua amarahnya pada makhluk-makhluk kecil itu.

"Kamu kan yang masukin ini ke tas aku?!." Tuduh Abila. "Kamu satu-satunya orang selain Rafka yang aku temui kemarin! Rafka ngga mungkin dan ngga pernah ngelakuin hal kayak gini. Kamu satu-satunya orang yang pasti suka ngelakuin hal ini."

Zerga menatap Abila, tak tahu harus berkata apa. Abila berpikir bahwa Zerga adalah pelakunya?

Di sisi lain, Abila terlalu marah dan takut untuk memikirkan hal lain, Sejak Zerga menciumnya dengan paksa, lelaki itu membuat hidup Abila seperti ada dineraka.

Kejadian di loker, di danau dan sekarang adalah hal menjijikkan ini! Zerga terlibat dalam semua hal buruk yang ada didalam kehidupan Abila dan itu hanya semakin membuat Abila merasa marah.

Belum pernah Abila merasa semarah ini sebelumnya dan sekarang setelah mencapai batasnya, ia tak kuasa menahan diri untuk menyerang Zerga sebagai bentuk pembelaan.

"Kamu itu bener-bener jahat." Bisik Abila. "Dan aku ngga mau deket-dekat sama orang jahat. Tolong jauhi aku sama Rafka." Abila menyeka ai matanya dengan kasar dan berpaling dari Zerga.

Zerga terdiam beberapa saat, memperhatikan Abila yang berjalan menuju pintu.

"Lo bener."

Abila berhenti ditempat begitu mendengar suara Zerga, tetapi tidak menoleh menatapnya.

Zerga menatap Abila dengan tatapan yang rumit, jari-jari tangannya mengepal.

"Pelakunya gua." Kata Zerga. "Gua yang masukin kotak itu di tas lo. Gua pikir bakalan seru aja liat lo nangis ketakutan." Zerga tidak tahu mengapa dirinya lebih memilih berbohong, tetapi setelah mendengar semua tuduhan Abila, dan Abila yang lebih suka menjauhinya. Membuat Zerga mengatakan hal itu.

Siapa pun yang sudah berani memanggilnya dengan sebutan monter, tidak pantas berada didekatnya. Zerga telah melihat monter yang sesungguhnya, dan monster itu adalah ayahnya sendiri.

Dan Zerga tidak akan pernah menjadi monster seperti ayahnya. Jadi, ketika Abila memanggilnya seperti itu, ada sesuatu dalam dirinya yang tersentak.

Abila tidak menanggapi, dia kembali berjalan dan meninggalkan Zerga sendirian disana.

Zerga berdiri di rooftof untuk sementara waktu. Tatapannya perlahan kembali ke ngengat yang tercabik-cabik dan dia membungkuk untuk memeriksa hal itu.

"Aneh..." Zerga mengambil salah satu ngengat dan memeriksanya. Setelah mengamati lebih dekat, ia menyadari bahwa ngengat-ngengat itu bukan ngengat biasa yan hidup didalam ruangan, melainkan ngengat yang di temukan di luar ruangan, mungkin hidup di taman atau didekat parit.

Dan hanya ada satu tempat seperti itu yang Abila kunjungi kemarin.

"Idih kenapa kok gua mau repot?." Gerutu Zerga. "Biarin aja dia sendiri yang ngerasain." Zerga membuang ngengat mati itu dan pergi  dengan keadaan marah.

"Gua ngga seharusnya peduli sama cewe lemah itu." Monolog Zerga.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!