MY BODYGUARD

MY BODYGUARD

1_Kerusuhan Dipagi Hari

Cahaya mentari menerobos masuk kedalam kamarnya. Sehingga membuat si pemilik kamar pun merasa terusik karena cahayanya yang menghalau indra  penglihatannya. Tangannya terulur menarik selimut yang bertengker di pinggangnya sampai menutupi semua tubuhnya.

Baru saja dia ingin pergi ke dunia mimpinya lagi. Tapi suara yang sangat familiar menggema di indra pendengarannya, sehingga ia menutup kedua telinganya rapat-rapat dengan kedua tangannya di balik selimut tebalnya itu. Suaranya yang terdengar serak dan tegas mampu membuat si gadis di balik selimut itu yakin bahwa ketenangannya akan terusik karena kehadirannya.

" Heyyy, Amour Cepat bangun!!"

Pemilik suara Bass itu menarik paksa selimut yang menutupi tubuh mungil adik kesayangannya. Meskipun ia sadar kalau Adiknya tidak akan tinggal diam dan akan mempertahankan posisinya.

" Aku masih ngantuk." Teriak sang Adik di balik selimutnya. Tak lupa selimut yang menutupi tubuhnya ia genggam erat-erat agar tetap menutupi Tubuhnya dari sinar mentari.

" Ada apa ini? Kenapa kalian malah Ribut?"

Suara Pria yang berbeda namun memiliki aura yang sama membuat sang Adik yang berada di balik selimut mendesah kecewa. Kenapa tidurnya yang tenang dan damai di ganggu oleh kedua kakaknya? Haisss ini sungguh awal yang buruk baginya.

"Adik kesayangan kita masih betah berada di dunia mimpinya," Kata kakak tertua pada sang Adik laki-lakinya " Cepat, bantu aku untuk membangunkannya " Lanjutnya. Sang adik yang berperawakan lebih kecil darinya hanya mengangguk menuruti perkataan kakaknya.

"Sugar cepat bangun ayah sudah menunggu kita di bawah,"

Sang adik menyibakkan selimutnya lalu menatap tajam kedua kakaknya yang sedang berdiri tepat di hadapannya.

" Aku masih ngantuk kak! Kenapa kalian menggangguku? Apa kalian tidak melihat mata panda ku ini?" Rengek sang Adik sambil memanyunkan bibirnya. Karena ia tidak suka dengan tindakan kedua kakaknya itu yang selalu mengganggunya di waktu yang tidak tepat.

Pria yang bertubuh tinggi dan kekar menghampiri adiknya yang sedang merajuk, lalu duduk di pinggir ranjang untuk melihat lebih dekat adiknya itu.

" Kamu boleh tidur lagi, tapi setelah pulang Kuliah." Jelas sang kakak.

" Yaudah cepat bangun, waktu terus berjalan. Kamu mau masuk kesiangan? Ini hari pertamamu masuk kuliah. Jadi, jangan biarkan orang lain berfikir kalau kamu tidak menghormati waktu. Apa lagi kamu Mahasiswa pindahan, Cepet mandi!" suruh sang kakak.

Sang adik menatap satu Kakaknya lagi yang masih betah berdiri di hadapannya, ia memasang muka melasnya agar kakaknya yang satu itu mau membantunya.

" Sorry Sugar, Yang di ucapkan Bang Rei itu benar. Kamu harus cepat bangun dan bersiap siap untuk pergi ke kampus." katanya. Ucapan dari kakak keduanya mampu membuat sang adik tidak bisa berkutik dan berbuat apa-apa lagi.

Sang adik mendesah kecewa, menyibakkan selimut dari tubuhnya dan membenarkan posisinya menjadi duduk dan bersandar di kepala ranjang " Ayolah kak. Kalian pasti tau kalau kita baru Landing  jam 4 subuh dan Aku baru saja tidur 2 jam. Dan sekarang kalian memintaku bersiap untuk segera pergi ke kampus? Yang benar saja? apa kalian tega pada Adik kecil kalian ini? Aku masih ngantuk dan aku nggak Akan konsen menerima materi dari Dosen baruku itu."

" Maafkan kami Amour, tapi ayah sudah terlanjur bilang pada pihak kampus bahwa kamu akan masuk hari ini." jelas kakak tertuanya.

" Maka dari itu cepatlah siap-siap dan gunakan waktumu yang ada dengan sebaik mungkin, karena ayah sudah menunggu kita." Timpal kakak keduanya.

Sang Adik bangkit dari duduknya, matanya menatap tajam kearah kedua kakaknya sambil melipatkan tangan di dada" Aku gak mau mandi, Aku juga gak mau ke kampus." tegasnya " Dan asal kalian tau Aku tidak seperti kalian yang terus terjaga di sepanjang malam. Aku butuh tidur dan Aku butuh istirahat buat mengembalikan staminaku." Lanjutnya.

Raya menatap kakak keduanya yang memijit pangkal hidungnya karena melihat ulahnya itu. Sedangkan kakak pertamanya masih betah duduk di pinggir ranjangnya.

" CIA "

Soraya Aleysia Abigail Jonhson mengerjap Saat kakak pertamanya memanggil dia menggunakan namanya, bukan menggunakan nama panggilan kesayangan kakaknya terhadapnya. Ya! Gadis Itu adalah Raya tapi Kakak kakaknya lebih suka memanggilnya Cia.

Raya menatap kakak pertamanya yang bernama Reinaldo. Kakaknya yang satu ini memang terlihat Tegas, dingin dan datar alias Tanpa Ekspresi. Tapi jika sudah berhadapan dengan Raya maka Raut wajahnya akan berubah 180°, dia akan menjadi Sosok yang dermawan dan berwibawa. Rei selalu menampilkan senyum manis di hadapan adik kesayangannya itu, sehingga Raya tidak percaya jika ada orang yang mengatai kakaknya atau menjulukinya si King Ice. Dan Amour adalah panggilan kesayangan Rei untuknya.

Raya beralih menatap Kakak Keduanya yang bernama Randi. Kakaknya yang satu ini lebih Santai di banding kakaknya yang pertama. Randi sudah seperti teman sekaligus sahabatnya bagi Raya. Sugar Adalah panggilan kesayangan Randi untuk Raya dan Raya suka panggilan itu, karena Raya suka yang berbau manis manis. Tapi jika Kakak beradik itu sudah bersatu dan bersekutu seperti saat ini, yang dapat Raya lakukan adalah menuruti perintahnya. Karena tidak ada lagi yang membelanya atau yang berada di pihaknya. Andai saja Raya punya Adik atau kakak perempuan mungkin dia akan mengajak dan menjadikan sekutunya untuk melawan kakak kakaknya yang menyebalkan ini.

"Arŕrrggtttt! Kalian berdua menyebalkan. Aku akan adukan ini pada Ayah dan Aku akan meminta ayah untuk menghukum kalian karena sudah mengganggu tidurku." Teriak Raya sambil masuk ke dalam kamar mandi, menutup pintu kamar mandi dengan kencang sehingga menimbulkan bunyi yang sangat keras " Dan Aku gak suka kalian memanggilku CIA! Panggil Aku RAYA! ingat RAYA!" Lanjutnya di balik kamar mandi yang masih terdengar para kakaknya.

Terdengar gemercik Air dari kamar mandi. Rei dan Randi memutuskan untuk turun kebawah menemui Ayahnya. Sudah Rutinitas Rei atau Randi untuk membangunkan Raya. Padahal tanpa di bangunkan pun Raya pasti akan bangun sendiri. Raya adalah gadis yang disiplin, dia akan bangun sendiri tepat pada waktunya tanpa bantuan alarm atau yang lainnya. Tapi, entah kenapa kedua kakaknya itu sangat suka membangunkannya setiap hari sehingga Raya Terbiasa akan rutinitas kakak-kakanya itu.

Raya sudah siap dengan pakaian santainya. Walaupun ia masih mengantuk tapi mau bagaimana lagi? Kedua kakaknya itu tidak akan membiarkan Raya tidur dengan tenang dan mengabaikan perintah mereka. Maka dari itu dengan secepat mungkin Raya bersiap lalu segera turun untuk menemui Ayah dan kakak-kakaknya.

Sreekk

Bunyi kursi bergeser dan pelakunya Adalah Raya. Raya mengambil duduk di depan kakak pertamanya, sedangkan Ayahnya duduk di kursi utama. Kakaknya yang kedua duduk di samping kakak pertamanya.

" Kenapa wajahmu di tekuk seperti itu Sayang?" Tanya sang Ayah saat melihat Anak perempuan semata wayangnya memanyunkan bibirnya dan tidak berselera untuk sarapan.

Raya menoleh kearah Ayahnya, melirik sekilas pada kedua kakaknya yang sedang menikmati Roti yang sudah di olesi Selai kesukaan masing masing.

" Ayah apa harus hari ini Aya masuk kuliah? Aya masih ngantuk! Kita baru Landing jam 4 subuh dan Aya baru tidur 2 jam. Aya nggak yakin kalau Aya akan konsen memperhatikan Dosen yang memberi materi nanti. Yang ada Aya akan tertidur di kelas dan akan menjadi bahan tontonan dan tawaan bagi teman-teman baru Aya nanti. Apa Ayah mau Aya jadi perbincangan di kampus baru Aya?"

William Jonshon atau yang sering di sapa liam hanya bisa mendesah pelan saat mendengar penuturan dari Anak perempuannya. Pria yang sudah berumur lebih dari 50 tahun itu masih terlihat tampan dan gagah di usinya yang tak muda lagi. Dia memaklumi dan mengerti dari perkataan Anaknya itu.

Kepulangannya ke Indonesia yang mendadak mengganggu jam tidur Anak perempuannya. 6 tahun kebelakang mereka pindah ke Australia dan menetap di negara itu. Mereka meninggalkan Indonesia karena kedua kakak Raya lebih memilih melanjutkan pendidikannya di Australia dan kebetulan Ayahnya Liam sedang mendirikan cabang baru di sana. Mau tidak mau Akhirnya mereka pindah ke Australia dan menetap kurang lebih 6 tahun di Australia.

Kini mereka kembali ke indonesia untuk melanjutkan dan memimpin perusahaan yang sempat Ayahnya tinggal, namun perusahaan itu berkembang dengan baik walau di pantau dari luar Negeri. Terkadang Liam pulang ke indonesia hanya untuk melihat langsung dan mengontrol perusahaannya. Reinaldo anak tertuanya, Liam tunjuk sebagai CEO di perusahaannya. Sedangkan Randi dia lebih memilih jadi Dokter dan Liam selaku Ayahnya mengizinkan keinginan Anaknya itu.

Dan yang terakhir Adalah Raya atau sering di panggil Cia. Dia masih menempuh pendidikannya di salah satu Universitas ternama di Australia tapi itu kemarin. Mulai sekarang Raya Akan melanjutkan pendidikannya di Universitas Bima Sakti pilihan Raya sendiri.

" Maafkan Ayah Sayang. Tapi, Ayah sudah terlanjur memberitahukan pihak kampus kalau kamu Akan masuk hari ini."

Raya mendesah lalu Memakan Rotinya dengan ogah ogahan. Rei melirik Adiknya" Kan sudah kak Rei jelasin tadi. Kalau Ayah sud..."

" Ya ya ya! Aku udah denger dan gak perlu di ulang." Sela Raya memotong ucapan Rei kakak tertuanya. Lalu kembali memakan Rotinya lalu menghabiskan susu Coklat kesukaannya dalam sekali tegukan.

Rei berdecak " Pelan pelan minumnya Amour, nanti kamu tersedak."

Raya mengusap bibirnya dengan Serbet membersihan bibirnya yang belepotan karena susu " Bukannya tadi Kak Rei sendiri yang bilang kalau aku harus menghormati waktu? Dan sekarang Aku sedang melaksanakannya! Aku gak mau terlambat maka dari itu aku harus cepat menghabiskan sarapanku dan segera pergi ke kampus."

" Tapi tidak seperti itu. Sarapan dengan baik dan jangan tergesa gesa itu tidak baik untuk kesehatanmu juga," Sahut Rei.

" Sudah hentikan pertengkaran ini" Lerai Ayah Liam " Rei jangan terus terusan mengganggu Adikmu. Dan kamu Cia,"

Raya kembali merengut Saat Ayahnya memanggil dirinya Cia bukan Raya seperti yang diinginkannya " Turuti dan dengarkan perkataan dari kakak kakakmu karena Ayah yakin mereka hanya ingin terbaik untukmu."

" Iya Ayah," Ucap Raya menundukkan kepalanya " Maafkan Raya Kak Rei, Maafkan perkataan Raya yang lancang dan tak sopan seperti tadi." Sesalnya.

Rei tersenyum lalu sedikit bangkit dari duduknya untuk menggapai Adiknya " Tidak Apa. Kakak yang salah disini, Maafkan kak Rai juga ya." Kata Rei sambil mengacak gemas rambut Raya.

" Yaudah kalo gitu Raya pamit ke kampus dulu, Takut telat." Aya bangkit dari duduknya lalu menghampiri Ayahnya untuk berpamitan.

" Ayah Randi juga pamit ya. Hari ini ada rapat dengan para petinggi Rumah sakit. Tapi sebelum itu Randi anter Cia ke kampus dulu."

" Gak bisa. Cia Aku yang anter." Sela Rei yang ikut berdiri di samping Ayahnya.

" Loh bukannya kamu ada Meeting sama Mr. Kenzo yang dari Itali itu?" Celtuk Ayahnya

" iya Ayah tapi tenang aja itu sejam lagi kok. Dan masih ada waktu untuk mengantar Cia ke kampusnya." Jawab Rei dengan Cepat.

" Tidak bisa! Kan aku duluan yang minta izin sama Ayah." Ucap Randi tak terima.

" Tapi Aku kan lebih tua dari kamu. Jadi kamu harus nurut sama Aku." Sahut Rei.

" Gak bisa gitu. Yang ada juga kakak harus mengalah pada adiknya. Jadi hari ini biar aku yang mengantar My Sugar ke kampusnya."

" No! No! No! Cia aku yang Antar. Dan kamu langsung kerumah sakit saja. kan tadi kamu sendiri yang bilang kalau kamu ada Rapat dengan Para petinggi rumah sakit."

" Rapatnya masih satu jam lagi. Jadi aku masih ada waktu buat nganterin Cia." Sahut Randi tak mau kalah dari kakaknya.

" Haii kakak kakakku, Aku berangkat dulu ya."

Rei dan Randi menoleh ke asal suara dan melihat pemilik suara itu sedang berdiri di depan Pintu utama. Dan Haiisss!  mereka berdua di dahului oleh Ayah mereka sendiri kini Raya dan Ayahnya sudah keluar dari Rumah menuju Mobil Ayahnya.

Baik Rei atau Randi merekapun bergegas untuk mengambil Tas kerja mereka masing masing dan menyusul Ayah dan Adiknya yang sudah keluar dari pekarangan Rumah.

" Ini semua gara gara Bang Rei," kata Randi sambil membuka pintu Mobilnya.

" Loh kok Aku, Ada juga kamu tuh yang maksa mau nganterin Cia. Coba aja kalo kamu ngalah mungkin Aku yang nganterin Cia bukan Ayah." Bela Rei tak mau di salahkan.

" Terserah Bang Rei. Pokoknya aku mau ikut nganterin Cia." Randi langsung menutup pintu kemudinya menyalakan mesin mobilnya lalu menjalankan Mobilnya dan  mengekori Mobil Ayahnya.

Rei pun tak tinggal diam dia segera masuk kedalam mobilnya dan langsung mengemudikan Mobilnya. Rei pun ingin ikut mengekori mobil Ayahnya dia tidak ingin melewatkan momen seperti ini apalagi ini hari pertama Adiknya masuk ke kampus barunya. Rei ingin memberikan kesan berbeda pada Adiknya. Jika di pikir pikir lagi oleh Rei, Mungkin di antar Sang kakak dan ayahnya itu lebih baik dan Raya pasti akan senang melihat itu semua terjadi padanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!