NovelToon NovelToon
Nikah Dulu Saja Ya Kan?

Nikah Dulu Saja Ya Kan?

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:480
Nilai: 5
Nama Author: Vismimood_

Pertemuan singkat yang tak disengaja itu yang akhirnya menyatukan Nabilla dan Erik, tanpa rencana apa pun dalam pikiran Nabilla tentang pernikahan namun tiba-tiba saja lelaki asing itu mengajaknya menikah.
Lamaran yang tak pernah dibayangkan, tanpa keramaian apapun, semua serba tiba-tiba namun membawa kebahagiaan.
Pertemuan menyebalkan itu telah membuat Nabilla dan Erik terikat seumur hidup, bahagia hanya itulah yang mereka rasakan.
Merangkai kisah rumah tangga yang bahagia meski selalu ada saja masalah, Erik dan Nabilla menciptakan kisah bahagianya sendiri di tengah gangguan menyebalkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vismimood_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bisa Kita Fokus

Erik tampak bersimpuh di pangkuan Rosi, tanpa rasa malu Erik juga menangis di hadapan kedua orang tua Nabilla. Erik meminta maaf untuk semua yang terjadi pada Salsa, sedikit pun Erik tidak pernah berpikir akan sampai seperti ini.

Saat ini Erik mengakui ketakutannya akan ucapan Salsa, Erik tidak mau sampai orang tua Nabilla juga menyetujui keinginan Salsa. Erik berjanji akan menjaga Nabilla dari apa pun juga, mereka boleh menghukum Erik suatu hari nanti jika gagal menjaga Nabilla, tapi Erik memohon agar mereka tidak membatalkan pernikahan yang akan terjadi.

"Jangan seperti ini, orang tua kamu akan marah kalau tahu anaknya melakukan ini." Ucap Rosi.

Erik hanya menggeleng tanpa merubah posisinya, ulah Kia bukanlah kehendak Erik, wanita itu yang nekad sendiri. Erik tidak mau menanggung akibatnya dan harus kehilangan Nabilla, sejak awal bertemu Nabilla sosok wanita itu adalah pilihannya.

"Sudah jangan seperti ini, ayo bangun!" Titah Rosi.

Erik bangkit dan duduk di antara keduanya, ketakutan Erik bukan main tentang kegagalan pernikahannya itu. Erik akan lakukan apa yang mereka minta asalkan tidak membatalkan pernikahannya, Erik tidak berani memilih yang lain setelah mendapatkan balasan dari Nabilla.

"Kia sudah pergi, aku sudah mencarinya tapi tetap tidak ada. Kejadian pada Kak Salsa sangat diluar dugaan, tolong jangan hukum aku."

Rosi tersenyum seraya mengusap kepala Erik, bukankah yang sedang berbicara dengannya adalah seorang laki-laki. Kenapa dengan tidak tahu malu lelaki ini memohon bahkan sampai menangis, benarkah seberarti itu putrinya untuk lelaki ini.

"Tolong Bu, Pak."

"Sudah, kami tidak akan mendengarkan permintaan Salsa. Jangan khawatir kami tidak akan membatalkan pernikahan kalian, bagaimana mungkin kami tega merusak kebahagiaan Nabilla."

Tak ada jawaban, Erik masih berusaha mencari pembenaran dari ucapan Rosi. Erik tidak mau ini hanya ucapan sesaat saja, Erik mau semaunya dianggap benar.

"Nabilla berhak mendapatkan pilihannya, selama Nabilla tidak keberatan maka silahkan lanjutkan."

Erik berpindah pada Arya yang hanya diam saja, lelaki itu pasti marah padanya, Salsa juga putrinya sama seperti Nabilla. Arya hanya menoleh tanpa mengatakan apa pun, Rosi sudah mengatakan semuanya jadi untuk apa Arya harus mengulangnya lagi.

"Pak."

"Menikahlah, biar Salsa dengan amarahnya sekarang!"

Perlahan senyum Erik mengembang setelah mendengar kalimat Arya, suami istri itu masih percaya padanya sampai detik ini. Erik mencium kedua tangan orang tua itu bergantian, Erik juga berterimakasih berulang kali karena mereka masih mau percaya pada Erik.

"Jika terjadi hal buruk pada Nabilla, jangan berani kamu untuk lari!" Tegas Arya.

"Tidak akan, aku tidak akan lari. Aku juga akan berusaha menjaga Nabilla sebaik mungkin."

Rosi tersenyum dan kembali mengusap kepala Erik, semoga ini awal dari keberuntungan hidup kedua putrinya itu. Rosi tidak pernah mengharapkan hal buruk terjadi pada keluarganya, tapi takdir Tuhan tidak akan bisa ditahan.

Yang sudah terjadi biarkan jadi pelajaran, Salsa akan baik dengan sendirinya lagi, sejak dulu Salsa memang begitu protektif terhadap Nabilla. Perlahan waktu akan mengembalikan semuanya, sikap baik Salsa pada Nabilla akan kembali, dan begitu juga pada Erik.

*

Salsa masih saja berontak dari tahanan Revan, meski perih dilukanya semakin menyiksa tapi Salsa tidak mau tetap bersama Revan. Kenapa tidak ada yang masuk ke ruangannya sekarang, kemana suster dan dokter itu kenapa tidak menemuinya lagi.

"Diam dulu, tolonglah tenang."

"Em..."

Keringat Salsa sudah bercucuran akibat menahan sakit di punggungnya, Salsa juga takut dengan Revan saat ini. Entah apa yang akan dilakukan Revan, kenapa Salsa harus melihat semua itu disaat seperti ini.

"Aku tunangan Mala sebelum dia berkhianat dengan calon Suami mu, dengarkan itu!"

Perlahan Salsa mulai diam, apa yang didengarnya itu, apa bisa Salsa percayai setelah melihat photo tadi. Revan cepat menekan bel memanggil dokter agar segera datang, Revan juga sempat mengusap keringat Salsa dengan hati-hati.

"Tolong diam!" Pintanya.

Tak berselang lama dokter datang bersama dengan susternya, Revan juga segera menjauhi Salsa agar tak menimbulkan pemikiran buruk dua orang itu. Ditangan dokter pada akhirnya Salsa meneteskan air matanya, lukanya mengalami pendarahan akibat pergerakan yang berlebihan.

Revan kembali mendekat dan meraih satu tangan Salsa, ini adalah kesalahannya, tapi Salsa yang memaksa untuk melakukan itu. Salsa tampaknya tak perduli apa pun lagi selain dari pada merasakan rasa sakitnya, ia bahkan sepertinya tak sadar ketika menggenggam erat tangan Revan dan begitu juga sebaliknya.

"Tolong Bu, jangan terlalu banyak gerak. Lukanya bisa semakin parah jika seperti ini, sabar untuk beberapa waktu." Ucap dokter.

Tak ada jawaban, Salsa hanya diam menunduk bertahan dengan air matanya. Ini semua gara-gara wanita gila itu, Salsa bersumpah akan membalasnya jika mereka bertemu lagi.

"Lebih baik Ibu berbaring dulu, jangan abaikan lukanya atau Ibu tidak akan bisa gerak sama sekali."

"Ayo tiduran." tambah suster.

Revan membantu Salsa berbaring, dengan posisi menyamping Salsa merebahkan tubuhnya. Pemeriksaan sudah selesai, dokter juga sudah membersihkan darahnya.

"Sabar dulu ya Bu, biarkan lukanya membaik dulu."

Salsa hanya menangguk saja dan membiarkan dua orang itu pergi, pergerakan Salsa tadi justru semakin menyiksanya sekarang. Revan kembali duduk dan kembali meraih tangan Salsa, tentu saja ia merasa bersalah atas ulahnya tadi.

"Maaf." Lirih Revan.

"Tolong tenang, aku sama sekali tidak memiliki buat buruk sama kamu."

"Untuk apa, apa tujuan kamu?"

"Dengarkan aku baik-baik!"

Revan memulai kejujurannya jika saat pertemuan pertama di rumah Salsa dulu Revan sudah bisa mengenali Salsa, Revan tahu jika Salsa adalah tunangan Firman selingkuhan dari tunangannya Mala. Revan tahu jika Salsa adalah wanita yang dikhianati Firman bersama Mala, ditambah dengan penjelasan orang tuanya yang mengatakan Salsa gagal menikah karena ditinggal menikah.

Awalnya Revan memiliki niat untuk menyakiti Salsa, membalas dendam pada Firman karena sudah merebut Mala dari dirinya. Tapi waktu itu ketika Revan menemui Salsa dengan sengaja, dengan mudah Salsa menceritakan kisah pahitnya itu, dan dari cerita itu Revan mengerti jika ternyata Mala yang sudah sengaja menggoda dan merebut calon suami Salsa.

"Lalu untuk apa kamu mendekat?"

"Aku tidak mau terus terpuruk, apa kamu akan selamanya berada dalam bayang lelaki brengsek itu?"

Tak ada jawaban, Salsa sebenarnya sudah muak dengan hati dan pikirannya yang masih saja mengenang Firman. Tapi memang sesulit itu untuk Salsa bisa melupakan semuanya, Firman adalah satu-satunya lelaki yang bisa meluluhkan hati Salsa, tapi ternyata jadi satu-satunya lelaki yang menyakiti Salsa.

"Sa, aku tahu ini sulit. Pengkhianatan adalah hal yang cukup menyakitkan, maaf karena aku sempat berpikir menjadikan mu pelampiasan."

"Lalu apa?"

"Berikan izin kamu agar aku bisa jadi sosok yang mengobati sakit hati kamu, biarkan aku menjadikan kamu juga obat untuk luka hati ku. Apa kamu tidak mau melanjutkan hidup dengan kisah baru, bukankah tidak mungkin jika selamanya kita hanya bergelut dengan kenangan pahit?"

Perkataan Revan kembali membuat air mata Salsa menetes, ingatannya kembali memutar memori berapa jahatnya Firman kala itu. Setelah semua janji yang diucapkan pada Salsa, justru dengan mudah Firman meninggalkannya dan menikah dengan wanita tak tahu malu itu.

Revan menopang dagu dengan sebelah tangannya, sedangkan satu tangan lainnya bergerak mengusap air mata Salsa. Bukankah nasib mereka sama, sama-sama dikhianati orang terkasihnya, pasti apa dirasakan mereka pun sama.

"Berikan izin untuk aku bisa bangkit dengan mu dan begitu juga sebaliknya, izinkan aku berusaha untuk membuat kamu bahagia setelah apa yang kamu alami."

"Kamu bahkan tidak tahu aku."

"Kamu sudah katakan itu sejak awal, jika kamu izinkan maka aku akan berusaha lebih mengenal kamu."

Salsa merapatkan bibirnya, berulang kali Salsa mencoba bangkit tapi nyatanya tidak mampu. Mungkin sekarang adalah waktu yang tepat untuk membuat cerita baru dalam hidupnya, bersama dengan Revan yang juga korban pengkhianatan calon istrinya.

"Salsa."

"Aku akan membunuh kamu jika kamu sama seperti dia!"

Revan tersenyum tipis, apa itu artinya Salsa setuju dengan permintaan Revan. Lagi Revan kembali menggenggam tangan Salsa, ia menatap lekat manik Salsa.

"Kamu mau berusaha bersama aku?"

Salsa mengangguk pasti, bahkan sejak awal pun begitu mudah Salsa menerima kedatangan Revan. Salsa yang selalu malas berurusan dengan laki-laki, tapi justru merasa hangat ketika tiba-tiba Revan datang malam itu.

"Tolong jangan usik kebahagiaan adik kamu, bisa kita pikirkan kebahagiaan kita saja. Jangan salah paham, tapi aku adalah satu-satunya orang yang tidak memberikan apa pun untuk pernikahan mereka, karena aku ingin fokus untuk kita berdua."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!