NovelToon NovelToon
Sang Pahlawan Dengan Sistem

Sang Pahlawan Dengan Sistem

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Anak Genius / Perperangan / Penyelamat
Popularitas:746
Nilai: 5
Nama Author: DARK & LIGHT

Di tengah hiruk pikuk Akademi Cyberland, Leon Watkins, seorang jenius dengan kekuatan "Dream" yang memungkinkannya memanipulasi mimpi dan kenyataan, justru merasa bosan setengah mati. Kehidupannya yang monoton mendadak terusik ketika ia dan teman sebayanya, Axel Maxx yang flamboyan, secara tak terduga ditarik ke dalam sebuah misi rahasia oleh sosok misterius. Mereka harus menembus "Gerbang Sejati," sebuah portal menuju dimensi yang mengerikan dan mengancam dunia. Petualangan yang akan mengubah segalanya, dan menyingkap takdir yang jauh lebih besar dari yang pernah mereka bayangkan, baru saja dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DARK & LIGHT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 : Sidang Kerajaan & Jejak Yang Menghilang

Jangan lupa like gays, soalnya gratis ga bayar kok✌️🔥😃

Malam itu, Istana Old Tree diselimuti suasana tegang. Di ruang pertemuan utama, Putri Elly Greenwood telah mengumpulkan para eksekutif Kerajaan Elf. Meja bundar besar yang terbuat dari kayu kuno yang dipoles mengkilap dikelilingi oleh para tetua bijak, komandan militer, dan penasihat kerajaan. Penasihat Eldrin duduk di antara mereka, wajahnya tampak tenang, matanya menatap Leon dan Axel dengan sorot yang sulit diartikan. Axel dan Leon berdiri di samping Elly, menjadi satu-satunya wajah asing di ruangan itu.

Mata para Elf yang hadir dipenuhi rasa ingin tahu, keraguan, dan kecemasan. Mereka telah mendengar desas-desus tentang dua "pengembara" yang tiba-tiba muncul dan membantu mengusir Demon, namun gagasan bahwa orang asing dapat mengetahui sesuatu tentang kondisi Ratu mereka masih sulit diterima.

"Tetua dan Penasihat yang terhormat," Putri Elly memulai, suaranya jelas dan tegas, memecah keheningan. "Aku telah memanggil kalian semua untuk mendengar laporan penting dari Tuan Leon Watkins. Dia memiliki pemahaman unik tentang kondisi Ibuku, Ratu Lyra."

Bisik-bisik segera menyebar di antara para Elf, berpadu dengan gesekan jubah dan kursi kayu.

"Putri Elly, dengan segala hormat," seorang tetua Elf berjanggut putih panjang, bernama Tetua Faelen, yang dikenal karena konservatisme dan ketaatannya pada tradisi, berkata dengan suara serak. "Ini adalah masalah yang sangat sensitif. Kondisi Ratu adalah urusan dalam negeri yang dijaga oleh sihir kuno kami. Bagaimana mungkin orang asing, yang baru saja kita temui, bisa mengklaim memahami apa yang para penyihir terhebat kami pun tidak bisa?"

"Tepat!" seru Tetua Borin, seorang Elf bertubuh kekar dengan tatapan skeptis. "Kita baru saja diserang Demon, dan sekarang kau membawa dua orang asing ini ke dalam pertemuan penting? Bagaimana jika mereka adalah mata-mata?"

Axel maju selangkah, amarahnya sedikit tersulut. "Hei! Kami baru saja menyelamatkan pantat kalian dari gerombolan Demon! Bukan itu cara menyambut pahlawan!"

Leon mengangkat tangan, menghentikan Axel. Ia tahu ini adalah bagian dari ujian. "Saya mengerti keraguan kalian, para Tetua," katanya, suaranya tenang, namun ada nada otoritas yang tak terbantahkan. "Tapi saya tidak akan meminta kalian untuk percaya begitu saja. Saya akan menjelaskan apa yang saya lihat, dan jika itu tidak cukup, saya akan membuktikannya."

Ia kemudian memaparkan dengan detail yang mengerikan: Ratu Lyra tidak hanya tidur, dia dipenjara dalam mimpinya. Ia menjelaskan tentang penjara ilusi yang kejam, bagaimana Ratu dipaksa menyaksikan kerajaannya runtuh berulang kali, dan disiksa sebagai budak oleh bayangan Demon. Ia menggambarkan dengan tepat rasa sakit dan keputusasaan yang ia rasakan dari dalam mimpi Ratu. Setiap kata yang keluar dari bibirnya adalah gambaran yang hidup, nyaris terasa di ruangan itu.

Ketika ia selesai berbicara, ruangan kembali hening, namun kali ini bukan keheningan skeptis, melainkan keheningan yang dipenuhi kengerian yang dalam. Beberapa Elf terlihat pucat pasi, yang lain tampak marah dan terkejut.

"Bagaimana... bagaimana kau bisa tahu detail seperti itu?" tanya Penasihat Eldrin, suaranya datar, namun Leon melihat setetes keringat dingin mengalir di pelipis Elf tua itu, meskipun suhu ruangan terasa sejuk. Tangannya mencengkeram erat lengan kursinya, sebuah gerakan kecil yang tidak luput dari perhatian tajam Leon.

"Karena saya melihatnya dengan mata kepala sendiri, Penasihat," jawab Leon, tatapannya menusuk Eldrin, membuat Elf tua itu sedikit gelisah. "Dan bukan hanya itu. Sihir yang digunakan untuk menjebak Ratu sangat kompleks. Ini adalah sihir pemenjaraan mental yang membutuhkan perantara, sebuah jangkar yang terus-menerus menyalurkan energi gelap dan mempertahankan ilusi itu. Seseorang yang dekat dengan Ratu."

Kata-kata itu bagai petir di tengah ruangan. Para Elf saling memandang, kecurigaan mulai menyelimuti mereka.

"Kau menuduh ada pengkhianat di antara kami?!" komandan militer, Komandan Lyros, menggeram, tangannya refleks memegang gagang pedangnya. "Itu tuduhan serius, pengembara! Kami adalah ras yang setia pada Ratu kami!"

"Saya tidak menuduh," kata Leon tenang. "Saya hanya menyampaikan fakta yang saya temukan, yang berasal dari sumber sihir yang sama dengan yang menjebak Ratu kalian. Dan untuk membuktikan kemampuan saya, saya akan tunjukkan." Leon mengaktifkan sistem "Dream" miliknya. Aura biru pekat menyelimutinya, dan dalam sekejap, ilusi ruangan pertemuan itu berubah secara drastis.

Dinding-dinding kayu kuno tampak retak dan berdarah. Lantai yang dipoles berubah menjadi lumpur hitam kental. Udara dipenuhi suara jeritan tertahan dan raungan Demon yang samar. Bayangan-bayangan Demon melintas di sudut mata mereka, dan aroma belerang yang memuakkan menyeruak. Beberapa detik kemudian, ilusi itu memudar, dan ruangan kembali normal, meninggalkan bau amis yang samar dan sensasi dingin yang merindingkan.

Para Elf terkesiap, beberapa dari mereka bahkan terjatuh dari kursi mereka, gemetar. Mereka merasakan ilusi itu begitu nyata, begitu kuat, seolah mereka benar-benar berada di tempat yang mengerikan itu. Keringat dingin membasahi dahi mereka, dan ketakutan terpancar jelas di mata mereka. Keraguan mereka sirna, digantikan oleh kengerian dan keyakinan yang mendalam akan apa yang Leon katakan.

"Dia... dia tidak berbohong," bisik Tetua Faelen, wajahnya pucat pasi. "Dia benar-benar bisa melakukannya."

Putri Elly menatap Leon dengan mata penuh kekaguman. Ia tahu kemampuan Leon tidak main-main, tapi melihatnya dipraktikkan seperti ini, bahkan dirinya pun terkesima. "Jadi... apa yang harus kita lakukan, Tuan Leon?"

"Kita harus menemukan perantara itu," jawab Leon. "Sihir ini membutuhkan koneksi yang dekat. Mereka pasti berada di dalam istana, atau sering berinteraksi dengan Ratu sebelum dia tertidur."

Penasihat Eldrin terlihat semakin gelisah. Tangannya gemetar samar di bawah meja, dan ia terlihat mencoba menyeka keringat dari dahinya secara diam-diam. Ia menghindari tatapan mata Leon, memilih untuk menatap kosong ke meja. Leon memperhatikannya dengan cermat.

"Ini... ini adalah masalah besar," kata Tetua Borin, suaranya gemetar. "Pengkhianatan di dalam hati kerajaan..."

Setelah rapat yang tegang itu, di mana kepercayaan telah goyah, Leon, Axel, dan Putri Elly segera memulai penyelidikan. Mereka tahu bahwa menemukan perantara itu adalah kunci untuk membangkitkan Ratu Lyra dan menyelamatkan Zafier.

"Kita harus memeriksa setiap sudut istana," kata Elly, tekadnya membara. "Setiap ruangan, setiap benda. Perantara itu tidak mungkin meninggalkan jejak tanpa disadari." Ia masih diliputi rasa tidak percaya bahwa seseorang di lingkaran dalamnya bisa melakukan kejahatan sekeji itu.

Mereka memulai dari kamar Ratu Lyra, mencari anomali energi, benda-benda yang tampak asing, atau jejak sihir hitam. Leon mengaktifkan indranya yang terhubung dengan "Dream", mencari fluktuasi energi yang mirip dengan aura samar yang ia rasakan sebelumnya. Axel juga mencoba membantu dengan indra Petirnya yang peka terhadap energi.

Mereka menelusuri koridor-koridor panjang, aula-aula megah, perpustakaan kuno, bahkan dapur dan area para pelayan. Setiap sudut istana diperiksa dengan cermat. Leon merasakan aura samar itu sesekali, sebuah denyutan energi gelap yang tersembunyi. Itu seperti suara bisikan di tengah keramaian, terlalu tipis untuk dideteksi oleh indra biasa, namun nyata bagi Leon. Ia mencoba memusatkan kekuatannya untuk melacak sumbernya.

"Aku merasakannya lagi!" seru Leon, mengarahkan tangannya ke sebuah pot tanaman hias di lorong yang sepi. "Di sini!"

Axel segera menghampiri, memindai pot itu dengan energinya. "Tidak ada apa-apa, Leon. Hanya tanaman biasa."

Saat Leon mencoba memfokuskan indranya lebih jauh, aura samar itu tiba-tiba menghilang, seolah ditarik mundur atau berpindah tempat dengan kecepatan cahaya.

"Sialan!" gerutu Axel, frustrasi. "Aku merasakannya! Energi jahat itu! Tapi kenapa dia selalu menghilang saat aku mencoba melacaknya? Ini seperti hantu!"

Leon mengerutkan kening, wajahnya menunjukkan kekesalan yang mendalam. "Ini bukan hantu, Gendut. Ini energi yang aktif bergerak. Dia tahu kita mencarinya." Ia memejamkan mata, membiarkan pikirannya menjelajahi aliran energi samar di seluruh istana. Itu seperti jaringan laba-laba gelap yang terus-menerus bergeser.

"Ini licik sekali," gumam Elly, kekhawatiran terpancar di wajahnya. "Artinya, perantara itu selalu selangkah di depan kita."

Mereka terus mencari selama berjam-jam, dari satu ujung istana ke ujung lainnya. Putri Elly menunjukkan setiap ruangan, setiap jalur rahasia, setiap tempat persembunyian yang mungkin. Leon merasakan jejak energi itu berulang kali—di balik permadani, di dalam dinding berongga, di bawah patung. Namun, setiap kali ia mendekati area di mana ia merasakan jejak energi Demon, sensasi itu akan menghilang, atau bahkan terasa berpindah ke lokasi yang sama sekali berbeda di istana.

"Ini gila!" Axel membanting tinjunya ke dinding pohon. "Bagaimana bisa energi ini terus bergerak? Apakah perantaranya memang ada di sini? Atau kita mencari orang yang salah? Ini membuang-buang waktu!"

"Perantaranya ada di sini," Leon meyakinkan, nadanya penuh keyakinan. "Sihir yang menjebak Ratu tidak mungkin bertahan tanpa jangkar yang terus-menerus. Dia hanya sangat pandai bersembunyi dan memanipulasi jejaknya." Ia teringat kembali pada aura Eldrin. Mungkinkah Penasihat itu menggunakan semacam sihir teleportasi jarak dekat, atau sihir ilusi yang lebih canggih untuk memindahkan jejak energinya?

Elly menatap mereka, wajahnya dipenuhi kekhawatiran. "Jika perantaranya adalah salah satu dari kami... siapa? Ini akan sulit dipercaya, bahkan oleh para tetua yang sudah melihat kekuatanmu, Tuan Leon."

Leon menghela napas. Ia sudah tahu siapa yang paling mencurigakan, tetapi tanpa bukti fisik atau cara untuk menjebak si perantara, itu hanya akan menimbulkan perpecahan dan kekacauan lebih lanjut di antara para Elf. Penasihat Eldrin... keringat dingin itu, dan kemampuannya menyembunyikan jejak energi. Itu terlalu mencurigakan. Tapi bagaimana cara membuktikannya?

Malam semakin larut. Pencarian mereka tidak membuahkan hasil. Mereka kembali ke kamar mereka, lelah dan frustrasi. Perantara itu masih berada di dalam istana, bersembunyi di bayang-bayang, mengamati setiap gerakan mereka, sementara Ratu mereka terus menderita di penjara mimpinya. Misi di Zafier ini jauh lebih rumit dari yang mereka duga.

1
iqbal nasution
oke
DARK & LIGHT: thank udah mampir bg
total 1 replies
DARK & LIGHT
MC anti naif
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!