NovelToon NovelToon
Cinta Pada Pandangan Pertama

Cinta Pada Pandangan Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hani Syahada

Kalandra merupakan siswa pintar di sekolah dia selalu datang tepat waktu, Kalandra bertekad untuk selalu membahagiakan ibunya yang selama ini sendiri menghidupinya. Kalandara ingin memiliki istri yang sifatnya sama seperti ibunya dan setelah dia berkata seperti itu, ternyata semesta mendengar doanya Kalandra bertemu seorang gadis cantik ketika dia membaca buku di perpustakaan. Kalandra terpesona oleh gadis itu yang belakangan di ketahui bernama Aretha. Apakah Aretha juga punya perasaan yang sama seperti Yang Kalandra rasakan. Jangan lupa selalu tunggu cerita menarik dari Kalandra dan Aretha ya...!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani Syahada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17 CPPP

Aku pun terbangun karena alaram teleponku seperti kicauan burung walet, aku tidak tahu kenapa aku suka sekali alaram yang berisik, mungkin saja karena aku sudah terbiasa bangun pagi untuk sekolah jadi aku lupa menggantinya.

Aku kemudian mengecek teleponku dan baru sadar kalau waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 itu berarti aku sudah telat bangun, aku pun segera membuka pintu dan mengecek keluar apakah ibu sudah berangkat kerja atau belum, karena tumben-tumbenan ibu tidak membangunkanku.

Aku pun berjalan menuju dapur untuk mengambil minum tetapi aku juga tidak melihat ibu, karena panik aku pun menelponnya.

“Tut..Tut...Tut.."

“Iya nak, ada apa kamu telepon ibu! Ibu lagi belanja sayur ini, kamu tidak ke rumah Retha! Bukanya kamu ada janji sama dia hari ini!” ujar ibuku yang sibuk memilih sayur di pasar yang terdengar di telepon.

Ketika ibu berbicara tentang Retha, aku baru sadar kalau aku ada janji sama dia, pantas dari tadi aku kayak orang linglung ketika bangun, ternyata ada hal yang aku lupakan. Padahal baru semalam aku telepon dia dan dapat kata “selamat malam” aku malah lupa segalanya. Mana udah berharap tadi malam mimpi dia tapi ternyata aku yang telat bangun.

Namun kenapa ibu belanja ke pasar, bukanya hari ini dia kerja, apa mungkin libur.

“Ibu, tidak kerja! bukanya biasanya berangkat pagi tapi ini kok, masih belanja di pasar?” ujarku dengan mata yang masih mengantuk.

“Lah... Nak, kamu mengigau atau bagaimana! Ini hari libur ngapain ibu kerja! Kamu ini baru bangun tidur ya... Kok, tidak nyambung sama apa yang ibu katakan! Oh.. ibu tahu, kamu pasti ketika tidur membayangkan muka Retha ya.. makanya bangun-bangun kayak orang linglung gitu!” Ujar ibuku dengan meletakan sayur-sayurannya di motor.

Mendengar hal itu, aku pun bingung aku baru ingat kalau hari ini libur, aku tidak tahu kenapa setelah malam itu aku tiba-tiba melupakan segalanya, apa mungkin ini yang di namakan bucin tapi kenapa bisa aku lupa kalau hari ini aku ada janji sama Retha.

Kayaknya gara-gara dapat ucapan itu makanya aku jadi begini, kalau nanti mendapat panggilan “Sayang” bisa-bisa aku lupa sama diri aku sendiri lagi, tapi kenapa ketika aku berkata seperti itu, membuatku geli sendiri, pantas saja tadi malam ibuku tertawa melihatku, ternyata setelah aku mendengarnya sendiri, aku baru sadar kalau itu lebay banget.

“Ibu, tahu aja kalau aku mikirin Retha, ya.. sudah bu, Andra, tunggu ibu selesai belanja baru Andra berangkat!” ucapku yang tiba-tiba mengubah nada suara menjadi lembut.

Ibu yang mendengar aku berkata seperti itu, rasanya ingin muntah karena sekarang anaknya udah mulai terang-terangan menunjukkan kasih sayang sama seorang gadis, padahal waktu itu, ibu masih berusaha menyodorkan Retha untuk naik ke motorku tapi sekarang sepertinya ibuku tidak perlu membantuku lagi karena aku sudah mulai berani menunjukkannya.

“Iya nak, tidak perlu kau tunjukkan bucin mu itu, ibu rasanya ingin muntah! Lebih baik sekarang kami siap-siapa saja!” ucap ibuku yang kemudian menyalakan motornya untuk pulang.

Sepertinya ibu sudah muak sekali dengan tingkah absurd anaknya ini, karena biasanya ibu suka menggodaku jika itu menyangkut Retha tapi sekarang jawabnya lebih singkat sepertinya aku memang sudah terkena racun cintanya Retha, tapi kapan dia memberikan itu, apakah ketika di perpustakaan? kenapa mulai lagi bahas puitisnya.

Lebih baik aku mandi saya dulu, tapi bicara soal mandi, bukanya waktu itu air PDAM-ku mati dan sekarang aku belum ada konfirmasi lagi sama pihak pengelolanya lebih baik aku tunggu ibu saja.

Setelah menunggu berapa lama, ibuku pun pulang, aku segera menanyakan soal air PDAM itu.

“Ibu, sini Andra bantu turunin belanjaannya! Oh.. iya ibu, Andra, belum ada ajukan lagi soal PDAM, untuk sekarang kita mandi di sumur belakang rumah saja  ya.. bu!’ ujarku sambil memarkirkan kendaraan ibu.

“Tidak usah nak, Ibu kemarin sudah meminta untuk mencopot PDAM-nya, dan hari itu juga ibu memanggil tukang pompa air untuk memasang pipa di belakang rumah kita! Jadi sekarang kita tidak susah air lagi nak! Ibu, sudah pernah bilang ke kamu, kalau ini tanggung jawab ibu! jadi ibu pasti akan selesaikan!” Ujar ibuku sambil berjalan menuju ke dapur untuk menaruh belanjaannya.

Aku tidak menyangka kalau ibu diam-diam sudah menyelesaikan masalah air ini. Ibu benar-benar pahlawanku yang tidak pernah mengeluh tentang masalah apa pun, aku bangga sama ibu, aku pun mengejar ibu dan memeluknya untuk berterima kasih selalu menjadi ibu terhebat untukku.

“Nak, kamu kenapa tiba-tiba peluk ibu! Apa ada masalah? Tanya ibu heran karena aku tiba-tiba memeluknya dari belakang.

“Tidak apa-apa bu, Andra ingin memeluk ibu saja! Terima kasih ya.. bu, selalu ada untuk Andra! Ucapku sambil mengusap air mataku.

Padahal aku orangnya jarang menangis tapi tidak tahu kenapa jika itu menyangkut ibu hatiku tiba-tiba saja menjadi rapuh.

“Nak, semua itu sudah tanggung jawab ibu, jadi kamu tidak perlu berterima kasih apalagi sampai menangis begini! Nanti kalau Retha lihat gimana? Celetuk ibuku, yang berusaha menenangkan ku agar tidak menangis lagi.

Bisa-bisanya anaknya lagi menangis, ibunya malah meledek tapi ibu yang seperti ini sudah pasti ibuku, kadang bisa bikin aku menangis, kadang juga bikin aku tertawa, maupun bikin malu, lengkap pokoknya peran ibuku ini, mungkin kalau di ibaratkan minuman, es campur adalah ungkapan yang pas untuk ibuku dan untungnya aku cuma ngomong di dalam hati, coba kalau ngomongnya secara langsung. Mungkin saja tas belanjaan itu akan melintas dari dapur kemudian mendarat di kepalaku.

“Nak, cepat mandi! Udah mau jam 10.00 ini! Nanti Retha, keburu marah sama kamu, nanti kamu bingung lagi membujuknya! Ujar ibuku sambil membersihkan sayur yang tadi dia beli di pasar.

Betul juga apa yang di katakan ibu, soalnya ibu saja kalau sudah marah kayak kereta api, panjang banget tidak selesai-selesai apalagi Retha, sepertinya tidak boleh aku bayangkan cukup aku pikirkan saja tapi bukanya membayangkan dan memikirkan adalah hal yang sama, lebih baik aku segera pergi mandi, tidak usah berpikir aneh-aneh.

“Iya bu, ini Andra juga mau mandi kok! Ucapku sambil menenteng handuk menuju kamar mandi.

Setelah selesai mandi, aku pun memilih baju di lemari, namun hampir 10 menit berlalu aku masih bingung mau pakek apa, padahal aku laki-laki yang tidak memerlukan waktu yang lama untuk berdandan, namun aku tetap saja mematung di depan lemari bajuku sambil memandanginya, aku benar-benar bingung mau pakek apa sampai ibuku datang ke kamarku.

“Tok..Tok..Tok..."

Aku masih belum sadar kalau ibuku mengetuk pintu kamar.

"Tok..Tok..Tok.."

Ketukan kedua tersebut membuat aku tersadar dari lamunanku karena memilih baju tidak kelar-kelar.

“Iya bu, sebentar Andra pakek baju dulu! Ucapku sambil cepat-cepat memakai baju.

“Ada apa bu, ke kamar Andra! Ucapku sambil menutupi semua pakainya yang berhamburan di kasur.

“Kamu itu kenapa ha..? Dari tadi ibu dengar kamu bolak-balik! Kamu sibuk dandan atau sibuk milih baju yang cocok buat kamu nanti ketemu Retha? saran ibu sih.. ya.. mending kamu pakek baju yang nyaman sama kamu aja deh.. dari pada nanti ribet sendiri! Ujar ibuku, sambil mengambil baju yang ada di kamar mandi.

Ibu memang benar-benar cenayang, bisa tahu apa yang aku rasakan, tapi ibu ada benarnya juga buat apa aku dandan heboh mendingan aku pakai baju yang biasa aku pakai saja, selain nyaman aku juga lebih percaya diri, dari pada aku pakai baju aneh-aneh nanti Retha ketawa lagi sama aku.

“Oke ibuku sayang, Andra akan ikuti saran ibu!” ucapku yang kemudian menutup pintu kamar untuk berganti baju.

“Oke nak, ibu ke kamar mandi dulu!” ujar ibuku sambil senyam-senyum kepadaku.

1
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
mampir nich Thor /Hey/
Seven sweet: aku juga mampir thor
Seven sweet: makasih thor sudah mampir
total 2 replies
mampir say~ AGREEMENT
Semangat kakk ... ditunggu yahhh
mampir say~ AGREEMENT
wahh pake pov satuu
Seven sweet
seru banget
HANDER
semangat tor, ditunggu bab selanjutnya
Seven sweet: Terima kasih thor, kamu juga semangat ya... di tunggu juga bab selanjutnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!