NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Susu Anak CEO

Menjadi Ibu Susu Anak CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Ibu susu
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: indah yuni rahayu

April terpaksa bekerja lagi setelah melahirkan dan kehilangan anaknya. Eric mengusir dan menceraikannya.

April menjadi menerima tawaran menjadi baby sister di sebuah rumah mewah milik CEO bernama Dave Rizqy. Dave sendiri baru saja kehilangan istrinya karena kehilangan banyak darah setelah melahirkan.

April mendapati bayi milik Dave sangat mirip dengan bayinya yang telah tiada. April seketika jatuh cinta dengan bayi tersebut dan menganggap sebagai obat dari lukanya.

Saat bayi milik Dave menangis,
April tidak tega lalu ia menyusui bayi itu.

Siapa sangka dari kejadian itu, mengubah hidup April menjadi ibu susu anak CEO.

Lalu bagaimana dengan perasaan Dave sendiri apakah ia akan menikahi April yang merupakan bekas dari orang lain ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Pukul 09.00.

Dengan setelan kemeja hitam, Dave sudah bersiap dan ia tengah menunggu di samping mobilnya.

Tak begitu lama, terlihat April mendorong kereta bayi berjalan ke arahnya. Sebuah tas slempang bayi berwarna hijau pupus tak lupa ia kenakan. Yang di dalamnya berisi popok, tisu basah, baju ganti dan peralatan bayi lainnya.

Cantik. Itu kesan pertama yang terlintas dalam benak pria dengan nama lengkap Dave Rizky begitu melihat April datang.

April dengan baju barunya itu memang terlihat berbeda dengan April yang sebelumnya. Terlihat elegan dan cantik.

Ketika jarak mereka sudah dekat, April berhenti lalu mengambil baby David dan membawanya dalam gendongan. Lantas Dave membantu April untuk memasukkan kereta bayi ke dalam mobil.

"Sudah siap ? Adakah sesuatu yang perlu di bawa lagi selain kereta bayi ?"

April menggeleng, "Tidak ada Tuan."

Dave mengingatkan. "Begitu tiba di lokasi, berhenti memanggilku dengan sebutan Tuan."

April berubah canggung juga. "Baik, Tuan. Lalu aku harus memanggil apa ?"

"Terserah kamu."

Lalu Dave membukakan pintu mobil untuknya. Seolah seperti nyonya rumah sungguhan. April menunduk lalu masuk ke dalamnya.

Dua pembantu di rumah itu saling berkomentar, mereka mengintip dari balik koridor.

"Tidak sepantasnya baby sister baru itu pergi bersama Tuan Dave yang tampan."

"Iya, baru diajak reuni saja lagaknya seperti nyonya besar."

"Kalau aku jadi April, aku tidak akan meninggalkan kesempatan itu dan minta dinikahi saja langsung oleh Tuan Dave."

"Kamu mimpi, Tuan Dave mana mau sama kamu ?"

"Ih, biarin saja, siapa tahu jadi kenyataan."

"Eh, aku dengar April itu baru saja dicerai oleh suaminya."

" Oh, tidak ! Yang benar kamu ? Jadi, dia sedang mendekati Tuan Dave untuk menjadi pelampiasannya."

Tanpa mereka sadari, Soraya datang dan telah menguping pembicaraan mereka. Ia langsung menegur kedua pembantu yang tidak sopan itu. "Jaga mulut kalian jika masih betah untuk bekerja dan menerima gaji di sini. Kalian hanya pembantu, tidak berhak untuk menilai seseorang."

Kedua wanita itu langsung menunduk takut. "Baik, senior !"

"Lanjut bekerja !"

Kedua pembantu itu lalu membubarkan diri.

"Bagaimana ini jika sampai Soraya memberitahu Tuan Dave ?"

"Kamu berdo'a saja semoga yang kamu khawatirkan itu tidak terjadi."

Soraya sudah sangat lama bekerja dalam keluarga Rizky, sehingga membuat mereka menjadi segan. Alvarendra tak keberatan jika Soraya lebih memilih ikut dengan Dave begitu Dave memutuskan untuk memiliki rumah sendiri.

.

Sepanjang perjalanan baby David mengoceh spontan. April tak berhenti mengajaknya bicara dan bernyanyi. Bahkan bayi itu tertawa sebagai bentuk responnya.

"Kamu sangat pandai mengurus bayi, memangnya bayi bisa mengerti ucapan orang dewasa ?" kelakar Dave yang terlontar begitu saja.

"Tentu saja, meski masih bayi kita sebagai orang terdekatnya harus memberikan rangsangan setiap saat dalam suasana yang menyenangkan. Maka, untuk itu sering - seringlah mengajak bicara."

"Aku terlalu sibuk bekerja. Tidak ada yang bisa aku lakukan selain memberinya kebutuhan materi."

"Kalau pemikiran kamu seperti itu, maka salah. Sering memeluk dan menimang bayi dengan penuh kasih sayang saja sudah membuat dia teramat senang. Kamu harus mencobanya nanti."

Dave tersenyum tipis. Pengetahuannya tentang bayi memang sangat minim. Ia harus belajar banyak secara langsung pada ahlinya. "Baby David, ciluk baa ..!"

Ketika Dave memanggil putranya, dengan segera April mendekatkan baby David. Bayi 3 bulan itu sontak tertawa.

Dave pun ikut tertawa senang. Putranya begitu sehat dan menggemaskan.

Tak terasa mereka pun tiba di lokasi reuni yang berada di rumah salah satu teman Dave bernama Mika.

"Kita sudah sampai. Ingat, kamu sekarang berperan menjadi istriku. Berusahalah sebaik mungkin untuk menyamar." Dave mengingatkan.

"Bagaimana kalau kita latihan sebentar ?" tawar April.

Dave memiringkan kepalanya. "Cobalah !"

April mengambil nafas lalu menghembuskannya perlahan. Ia sudah pernah menikah dan ini tidak akan sulit untuk dilakukan. "Kak Dave, bisakah kamu membukakan pintu untukku ?"

Dave tersenyum simpul. "Tidak buruk." lalu ia pun keluar mobil dan membuka kan pintu untuk April. Usai April keluar, Dave megeluarkan kereta bayi. April meletakkan baby David di sana. Sepertinya bayi itu lebih nyaman berada dalam gendongan dari pada diletakkan di kereta.

Dave menggiring April dan bayinya memasuki rumah Mika. Dan begitu masuk, teriakan dan sambutan hangat diterima olehnya.

"Pelankan suaramu, bayiku bisa kaget nanti !" imbau Dave pada beberapa teman lamanya.

"Dave, aku tidak mengira akhirnya kamu laku juga !" Roy melayangkan tos lalu memeluknya.

"Aku tampan tentu saja laku."

"Anak kamu sudah berapa, Dave ?" Rian datang lalu menyalaminya.

"Baru satu."

"Istrimu cantik sekali Dave ! Dan bayimu juga tampan." puji Mika.

"Terima kasih, namaku April dan ini baby David." April mengambil suara untuk memperkenalkan dirinya lalu mengulurkan tangan.

"Salam kenal, aku Mika." Mika menyambut uluran tangan April.

Suasana menjadi heboh, hanya Dave yang membawa bayi. Kebanyakan diantara mereka anaknya sudah masuk SD bahkan ada yang tamat SMP.

Para wanita begitu gemas dengan baby David. Bahkan mereka berebut ingin menggendong.

"Apakah kamu memberinya susu formula ?" tanya Ella.

"Tidak, hanya ASI saja." sahut April.

"Sungguh, bagaimana bisa segemuk ini ?" Dela tak percaya, karena pengalaman sebelumnya kedua anaknya tidak menyukai ASI nya.

"Itu karena aku tidak pernah pilih - pilih makanan. Sayuran masuk, buah masuk, semuanya masuk. Em, kecuali aku tidak suka pedas." tutur April.

"Oh, pantas saja. Eh, teman - teman lihat lah ! Baby David sangat mirip dengan April. Tidak ada miripnya sama Dave." timpal Mika.

Deg !

"Iya benar. Kebanyakan seperti itu. Jika anaknya cowok, sering mirip ibunya. Kalau cewek, mirip ayahnya." Dela menyampaikan pendapatnya.

Usai bercengkrama, pada saatnya tiba untuk makan siang.

April terlihat kerepotan karena baby David sedang pup. Ia mencari tempat lain untuk mengganti popok.

Dave mencari keberadaan April, "Dimana dia?" lalu bertanya pada Mika sebagai tuan rumah.

"Di belakang sana, baby David tadi rewel." tunjuk Mika ke arah belakang.

Dengan segera Dave menyusul. Ia menemukan April yang sedang mengelap bokong bayi dengan tisu basah. Karena rambutnya terurai panjang, agak kesulitan untuk bergerak.

Dave datang dan mengikat rambut April dengan tangannya. Memperlihatkan lehernya yang mulus dan jenjang.

Seketika April menoleh dan merasa lega kalau itu Dave.

"Jangan melihatku terus, cepatlah, tanganku pegal !"

"Ah, iya." April dengan segera mengganti popok baby David dengan yang baru.

"Sudah selesai," ucap April lalu Dave menurunkan tangannya.

"Ayo kita makan dulu, kasihan David juga pasti lapar !"

"Iya." April dan Dave berjalan beriringan sambil mendorong kereta bayi menuju meja makan. Setiap orang yang memandang saling berbisik jika keduanya adalah pasangan serasi.

"Kalian berdua pasangan yang sangat serasi. Bagaimana kamu bisa mengenal Dave ?" tanya Mika pada April yang seketika membuat April terpaku dengan pertanyaan itu.

Dave sendiri bingung juga ingin menjawab.

"Kami bertemu saat membeli bunga." ucap April.

"Kita bertemu saat aku tidak sengaja menabraknya." ucap Dave bersamaan dengan April.

Semua orang terdiam mendengar jawaban yang berbeda. "Kok beda, mana yang benar ?"

Dave dan April saling melempar pandang, bingung harus menjawab apa.

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy: sama sama kak
Kam1la: terimakasih kak, atas dukungannya. dari sekian penggemar cuman kak Cindy yang aktif komen
total 3 replies
Kam1la
dari sekian penggemar, cuman kak Cindy yang aktif. terimakasih Kak atas support untuk author receh ini.
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Kam1la
siap kak!
Cindy
lanjut kak
Kam1la
jangan lupa teman - teman untuk like dN rating nya juga. terima kasih...
Cindy
next
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy: oh, gitu kak😊
Kam1la: belum dapat inspirasi kak...
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!