Wanita cantik dengan segudang kehidupannya yang kompleks, bertemu dengan laki-laki yang mengerikan tapi pada akhirnya penuh perhatian.
Dengan latar belakang yang saling membutuhkan, akhirnya mereka di pertemukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Emlove 27
Rosa masih membeku di tempatnya, rasanya Dunia berhenti berputar, beruntung kesadarannya segera kembali.
"Tuan, maaf saya benar-benar tidak tau kalau baju-baju itu milik mantan anda, saya mengambil dan memakainya atas perintah Tuan Demitri juga, iya kan?" Rosa merasakan hatinya tak karuan,
Merasa bersalah tentunya, sama sekali tak tau silsilah gaun yang di pinjamnya karena memang Demitri tak menceritakannya lebih dulu, dan kenyataan yang mengejutkan dimana semua itu adalah milik sang mantan.
"Nggak masalah, aku yang menyuruhmu, jadi jangan buat dirimu tak nyaman karena hal itu, hanya masa lalu" Terlihat Demitri kembali meraih lembaran berkas yang sempat tertunda untuk di lihat.
Rosa masih terdiam disana, sejenak mengamati reaksi Bos nya, nampak sekali jika Demitri seolah menghindari sesuatu, mungkin ingatan akan wanita di masa lalunya.
"Mungkin hal ini yang membuatnya terdiam selama dalam perjalanan, sepertinya masih belum bisa move on dari mantannya" batin Rosa.
"Kamu bisa bekerja diruangan ini kalau di luar sana masih membuatmu tak nyaman, aku tau pasti kedua sahabatmu itu akan mengejar mu dengan pertanyaan yang sama, tentang keberadaan mu semalam dan baju itu juga" Demitri bicara kembali, dan Rosa hanya mengangguk pasrah saja, eh tapi gak diruangan ini juga kali, bisa siap siaga seharian kalau hal itu sampai terjadi, gak bisa!
"Saya ke ruangan saya saja Tuan, biar saya kunci pintunya untuk lebih konsentrasi bekerja, dan Tuan Demitri bisa memanggil saya lewat sambungan telpon jika ada sesuatu yang diminta"
Demitri hanya memberikan anggukannya, namun saat Rosa berbalik dan berjalan beberapa langkah_
"Jika makanan yang aku pesan datang, bawa masuk dan kita makan bersama"
Deg!
Apa?, apa telinganya gak salah dengar?, makan bersama?, di tengah badai gosip yang sudah hampir merajalela?, ya ampun Bos nya ini, gak bisa peka sedikit saja apa!
"Kalau saya ingin makan diruangan saya biar lebih efisien waktu gimana tuan?"
Demitri tau akan ada penolakan, hanya menatap kembali ke arah Rosa yang berbalik ke arahnya.
Terdiam, tatapan mereka sejenak beradu, sebenarnya Demitri ingin sekali memarahi Rosa saat itu juga, merasa di tolak jelas tidak terima, jarang-jarang dia memperhatikan seseorang seperti kepada sekretarisnya saat ini, namun alih-alih melakukan hal itu, Demitri justru memberikan anggukannya, tak tega.
"Hem" Demitri mengangguk, lalu menoleh ke arah Rosa dan melihatnya sekali lagi, terserah mau seperti apa, yang penting sekretarisnya itu nyaman, karena dia tau kalau dirinya sedang dalam masalah.
Hingga jam dua belas siang, Rosa benar-benar tidak keluar dari tempatnya, Sepertinya Demitri sengaja melakukan hal itu, menjaga Rosa agar tidak di ganggu siapapun, termasuk dirinya.
Waktu menunjukkan saat nya beristirahat dan makan siang, Akhirnya Rosa keluar dari ruang kerjanya karena sudah tak tahan, Lapar tentu saja, karena pekerjaannya memang sangat banyak dan menguras pikiran.
Baru saja Rosa bernafas lega, di depan sana kedua sahabatnya yang kadang laknat itu sudah menghadangnya.
Keduanya memindai dari atas sampai bawah, seolah Rosa adalah barang yang penuh dengan Virus dan harus di sterilkan.
"Ngapain sih kalian?"
"Mencari penjelasan dari semua hal yang Lo lakuin tadi malam, belum ada penjelasan rinci dan membuat kami mengerti, jadi_"
"Gue lapar, jangan aneh-aneh, gue bisa minta pemadam kebakaran nyemprot kalian" sahut Rosa merasa jengah dengan tingkah Freya dan Jeny.
Tapi baru saja kakinya akan melangkah, Jeny sudah menghadang lebih dekat lagi.
"Tunggu!, jadi baju mewah seharga tanah seperempat kapling itu dari mana?"
"Pinjam gue, sama lah kayak gue pinjam dalaman Lo tadi pagi"
"Heh, gak bisa gitu dong, jelas beda!" sahut Jeny.
"Masak Baju sebagus dan semahal ini di samain sama BH dan Sempak nya Jeny?" sambar Freya lagi.
Terpaksa Rosa harus memutar otaknya lagi, mencari alasan yang tepat dari pada harus membiarkan dua slebor ini masih tetap menghadang jalanan.
"Gue pinjam, sama temen gue, semalam gue nginep disana juga" alasan yang sukses membuat kedua mata teman di depannya seketika melebar bersama.
"COW_"
"CEWEK!" sahut Rosa sebelum nambah panjang urusan, apalah yang akan terjadi jika saja keduanya tau kalau Rosa menginap di tempat cowok, apalagi sampai tau jika itu adalah Tuan Demitri, bisa langsung di kuliti sama duo dedemit yang ada di depannya ini.
"Oh, siapa namanya?, perasaan kita tau siapa saja temen lo"
"Ck, yang ini kalian gak tau, baru seminggu ketemu, dari desa dia, dan teman SD ku dulu"
"Dari desa?, tapi kok bajunya membahana?"
"Ya dia sukses, kerja di luar negeri, sekarang punya bisnis di banyak kota, mangkanya bisa berada di mana saja, apalagi yang kalian ingin tanyakan sekarang?!" naik satu oktaf nada bicara Rosa, terlihat makin kesal karena lapar.
Jeny dan Rosa saling pandang, dan akhirnya mereka mengangguk pelan," Okey, ayo kita malak di restoran!" serempak.
"Heh, kok_?" Rosa terkejut tentu saja, kantongnya hanya cukup untuk di kantin saja setan! Teriaknya dalam hati.
Tapi apalah daya, karena sudah berjanji, Akhirnya Rosa terpaksa mengambil sebagian uang dari tabungannya, memang jahanam ini dua orang yang untungnya sangat dia sayang.
Mereka bertiga memasuki Resto yang tak jauh dari perusahaan, cukup berjalan kaki dengan aman dan sentosa, akhirnya mereka sampai dan duduk bertiga menunggu pesanan datang.
"Besok jadi pergi sama bos?" tanya Freya.
"Hem, mau bagaimana lagi?" sahut Rosa.
"Berapa hari sih Ros?, lama?"
"Awalnya sih lima hari saja, tapi gak tau lagi, kadang Bos suka seenaknya gitu acaranya"
"Wah sepi nih ya, seminggu gak ada Lo, gak seru" sahut Jeny sambil mengaduk lemon tea pesanan yang baru saja datang.
"Kalian masih enak, bisa nyantai disini, lah aku, bayangkan gimana kerjaku nanti, bisa kaya baling-baling bambunya Doraemon, muter terus gak berhenti-berhenti" sahut Rosa dan sukses membuat dua temannya yang seketika tertawa.
Percakapan tidak dilanjut, saat kemudian makanan datang, Iga bakar dan printilan nya membuat mereka semua bersemangat untuk segera menyantap, lapar benar rasanya, sudah tak tahan lagi.
Sementara mereka menikmati semuanya, Ditempat lain Demitri masih terdiam menatap jendela besar di dalam ruang kerjanya, entah kenapa sosok Rosa nampak nyata dalam pikirannya, sebenarnya karena baju dan kenangannya atau memang seorang Rosa, entahlah, Demitri juga tak mengerti.
Sejenak ketukan pintu mengalihkan atensinya, berbalik dan memberikan perintah untuk masuk, rupanya dua asistennya berjalan menuju ke arahnya.
"Ini tuan, semua kelengkapan keberangkatan Sekretaris anda sudah siap"
"Hem, berikan saja langsung padanya"
"Baik, nanti sekalian akan saya beritahu apa saja yang perlu disiapkan, terutama agenda Tuan Demitri di sana nanti"
"Hem, sepertinya dia sudah membuatnya, kalian tinggal lihat dan koreksi saja, mungkin ada yang kurang pas"
"Siap Tuan" Jawab Romi.
Berilah komen ya, biar tambah naik rating novel ini, tambah semangat nulis Author nya, please.. Bersambung.
😄😄😄😄