Petualangan seorang pemuda tampan melaksanakan tugas dari sang guru gaib
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mengobati Ibu
Bima berkonsentrasi dan menempelkan tangannya pada benjolan di tubuh hewan itu, bersamaan dengan itu ia mengerahkan mata batinnya untuk melihat perubahan pada benjolan nya saat di aliri tenaga dalam.
Tampak oleh mata batin Bima, benjolan itu perlahan lahan mengecil, walau tak hilang sepenuhnya tapi kini sudah tak ada lagi benjolan di tubuhnya, Bima menghela napas lega, tenaga dalam nya bisa untuk mengobati ibunya, rencana ia akan mengobati ibunya sepulang sekolah besok.
Malam itu intan izin dengan pak handoko, dan menjelaskan situasi nya, pak handoko geram dengan kelakuan keluarga idrus yang terus menerus bikin masalah.
" kamu nginep sama siapa, jangan bareng sama Bima yah , belum halal" goda pak handoko pada intan
" ih papa apaan sih, aku nginep di rumah Ratna pah, besok mau jemput asep di rumah sakit" tutur Intan.
Pagi itu Bima hanya ikut ke rumah sakit tapi tak ikut pulang kerumah, karena hari ini ujian praktek di BLK, setelah ujian praktek beres , Bima mencari beberapa tumbuhan untuk di buat jamu sang ibu , tumbuhan yang di butuhkan, antara lain, jahe merah, kunyit hutan dan benalu yang menempel pada pohon jeruk atau cengkeh. Untuk jahe merah dan kunyit hutan Bima sudah mendapatkan nya , tinggal mencari benalu yang nempel di pohon jeruk atau cengkeh.
" perasaan di rumah gw ada deh ," kata Sony teman sekelas Bima
" emank loe punya pohon jeruk ??" Kata Dika tema sebangku Sony
" ada tapi jeruk bali, bisa ga bim" tanya Sony ke Bima
" bisa , yang penting di pohon jeruk" Jawab Bima
" ya udah ayo kerumah, ajak sony" rumah Sony tak terlalu jauh dengan sekolah Bhakti Utama, hanya beberapa ratus meter di Belakang sekolah.
Bima membeli beberapa minuman dingin dan sebungkus rokok untuk Sony dan dika. Sony asli pribumi di sini, sedangkan Dika dia dari perbatasan pringsewu, di daerah Gunung betung, dika ikut kost di rumah Sony, karena Sony tinggal sendiri, orang tuanya sudah meninggal dan saudara nya pada merantau di Jakarta.
Bima berkeliling dengan Dika , Bima melihat beberapa pohon jeruk bali yang ada benalu nya
" Dika bisa tolong ambilin benalu itu ucap Bima menunjuk salah satu benalu yang agak besar , dan menurut Bima pas untuk beberapa kali pengobatan.
" siap bos " Dika langsung memanjat pohon yang di tunjuk Bima tak lama ia menjatuhkan benalu dari atas
" awas Bim" teriak Diika saat melempar benalu yang cukup besar, Bima menangkap benalu itu dengan santai
" Eh bim loe gapapa?" Teriak Dika khawatir, ia bergegas turun, ia menghela napas lega melihat Bima tidak apa-apa
" ah elo bukan nya menghindar malah di tangkap, kalau meleset kan bahaya" gerutu Dika , Bima hanya tersenyum dan merasa hangat nya pertemanan, memang teman Bima tak banyak yang cukup dekat , hanya ada 3 orang yang berteman dekat dengan Bima, Sony, Dika dan Yanto , temen terdekat di sekolah, mereka dari kalangan orang yang sederhana jauh dari mewah, walau di sekolah Bima tak ada yang saling bully, tapi jarak antara status sosial masih terlihat nyata. Bima dan Dika serta Sony bersantai sejenak di teras rumah Sony, biasanya mereka berempat tapi karena Yanto izin hari ini dan tak masuk sekolah mereka hanya kumpul bertiga.
" nanti kalau panen durian ke rumah gw yah, kita ngeronda durian" ajak Dika, ia memang mempunyai kebun durian di gunung betung, tak jarang Bima ikut ngeronda durian yang jatuh di malam hari.
" Siap aja, " sahut Bima," Eh udah mau asar gw pulang dulu yah, mau buat jamu obat biar ibu cepat sembuh." Pamit Bima
" ok hati hati di jalan, oh iya bim mau nanya ??" Ucap Sony tiba-tiba
" nanya apa??" tanya Budi heran
" boleh ga ikut latihan di perguruan NAGA HIJAU " tanya Sony
" boleh , yang penting kalian berlatih dengan niat baik" jawab Bima
" maksudnya Bim? " kini Dika yang bertanya
" kalian kalau ikut berlatih di perguruan NAGA HIJAU, ga boleh sombong dan pamer apalagi menindas yang lemah" tutur Bima
" oh siap kalau begitu, latihan nya hari apa aja,? Tanya Sony lagi
" latihannya hari minggu pagi, malam selasa dan malem kamis," terang Bima
" ya udah besok aku mau daftar biar malam kamis bisa ikut latihan, syarat nya apa aja bim??" tanya
" ga ada syarat, uang iuran bebas, tapi untuk baju dan alat bantu yang lain harus beli sendiri"
" alat bantu nya apa aja Bim?? Dika bertanya.
" alat bantu nya , Bending ,pemberat tangan dan kaki untuk pemula ukuran 1 kilogram, nanti malam kamis sudah harus siap biar bisa langsung latihan, dan itu wajib bawa" ucap Bima menerangkan
" ok , siap" mereka berdua menjawab serempak
" Yanto ajak sekalian, buat Yanto biar ga usah bawa apa-apa, kalian ga masalah kan kalau yanto aku bantu,?" Tanya Bima,
Ayahnya Yanto hanya seorang tukang becak, yang mangkal di jalan palapa. Terkadang Yanto ikut menarik becak saat senggang, atau membantu tetangganya untuk panen dan mengurus sawah
" ga apa-apa bro, kita malah senang kalau loe bisa bantu Yanto" ucap Sony senang
" ya udah gw pulang dulu, assalamualaikum " salam Bima
" Waalaikum salam " Sony dan Dika serempak menjawab salam Bima, Bima melaju dengan kecepatan sedang , karena jam segini jalanan pasti ramai, jam pulang sekolah, dan jam orang pulang dari kantor
Sesampainya di rumah Bima langsung meracik jamu dari bahan yang di dapatkan nya tadi, Bima memilih dan menyesuaikan tiap takaran , dari bahan yang di dapat tadi setelah di racik Bima mendapat 7 bungkus jamu untuk sang ibu
Hari ini Intan kuliah jadi dia tidak bisa main ke rumah Bima, tapi ia menelepon tiap jam
Bima menemui ibunya yang sedang memasak nasi,
" bu, " panggil Bima, sang ibu menengok dan tersenyum, "Nanti kita obatin kaki ibu yah" sang ibu menganggukan kepalanya, Bima kembali ke kamar dan mengambil racikan obat yang tadi di buatnya , ia menyeduh jamu dengan 4 gelas, dan di panaskan hingga menjadi 2 gelas.
" Ayo ibu kita obati kaki ibu" ucap Bima saat melihat ibunya sudah selesai masak. Bima menyuruh sang ibu meminum racikan obat yang sudah ia buat.
" ini di minum dulu ibu, segelas sebelum pengobatan dan nanti segelas buat malam sebelum tidur" ujar Bima, sang ibu meminum racikan obat itu, dan membaringkan tubuhnya di dipan pertengahan tempat biasa menonton tv, Bima berkonsentrasi ia menyentuh benjolan di paha sang ibu perlahan ia menyalurkan tenaga dalamnya dengan hati hati, ia juga melihat dengan mata batinnya perubahan pada daging tumbuh di kaki ibu, perlahan daging tumbuh itu semakin mengecil, dan hilang . Bima menghela napas lega, akhirnya ibunya bisa sembuh
" coba ibu berjalan sebentar, masih terasa ada yang mengganjal tidak di kaki ibu" Bima ingin membantu sang ibu berdiri tapi sang ibu menolak ia bangun dari tidurnya dan berjalan bolak balik
" Alhamdulilah udah ga ada Bim, biasanya juga kalau dari tiduran mau bangun, terasa linu kaki, ini tidak, terima kasih yah nak" sang ibu memeluk Bima dan menangis haru, ia benar benar bersyukur mempunyai anak seperti Bima yang sangat berbakti
" alhamdulillah, tapi obat nya masih harus di minum yah sampai 7 hari, supaya ga ada timbul yang lain" ucap Bima,
" ia , ibu pasti minum sampai habis obatnya" ucap sang ibu bahagia, ia sekarang terlihat energik," kapan kita mulai dagang Bima??" Lanjutnya bertanya
" aku mau nyari tempat nya dulu bu, aku ga mau ibu kecapean kalau pakai gerobak dorong seperti dulu" ucap Bima, dulu ibunya berjualan lontong sayur dan nasi uduk dengan berkeliling dengan gerobak dorong.
" sementara dagang di depan rumah saja yah" saran sang ibu" jalan ini juga kan ga terlalu sepi" lanjutnya.
" ya bu, nanti hari minggu saja kita mulai dagang, Bima mau buat meja dan lemari pajang nya" jawab Bima
" ya udah ayo makan dulu, ibu tadi sudah masak telur dan mie " ajak sang ibu
" ya bu" Bima dan sang ibu makan bersama dan bersenda gurau. Bima sangat senang ibunya telah sembuh dan energik kembali.
lanjutkan bang dhani, semoga menjadi yang terbaik.. 👍
salam santun 🙏