NovelToon NovelToon
LANGIT TAK PERNAH INGKAR JANJI

LANGIT TAK PERNAH INGKAR JANJI

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kehidupan di Kantor / Wanita Karir / Karir / Balas dendam pengganti
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: kegabutanku

Langit tak pernah ingkar janji

Dihina karena miskin, diremehkan karena tak berdaya. Elea hidup di antara tatapan sinis dan kata-kata kejam. Tapi di balik kesederhanaannya, ia menyimpan mimpi besar dan hati yang tak mudah patah.
Suatu hari, ia mendapatkan sebuah tawaran untuk melanjutkan sekolah di kota.

Apakah elea akan menerima tawaran tersebut? Apakah mimpi elea akan terwujud di kemudian hari?

Penuh teka teki di dalamnya, jangan lewatkan cerita ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kegabutanku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17

Di kantor polisi, Siti tengah menjalankan sholat lima waktunya.

"Dengan saudara Siti..." Ucap pak Polisi.

"I-iya pak, saya." Siti segera merapikan alat sholatnya dan menghampiri polisi tersebut.

"Kamu bebas." Siti langsung menatap ke sekelilingnya dengan wajah bingung.

"Ayo tunggu apalagi?"

"Ta-tapi pak, siapa yang membebaskan saya?"

"Bukti yang kami temukan belum cukup kuat." Jawabnya.

"Alhamdulillah... Ya allah aku bebas." Ucapnya tanpa henti rasa syukur.

"Selamat ya Sit, kamu jangan pernah lupakan aku." Ucap teman satu sel nya. Lalu mereka berpelukan dan siti segera keluar dari tahanan.

Udara bebas ia hirup kembali dan ia tidak pernah punya dendam kepada orang yang sudah berbuat jahat kepadanya.

"Ibuuuuuu...." ia menoleh ke sumber suara yang tidak asing baginya.

Ya, siapa lagi kalau bukan sang anak yang menjemputnya.

"Elllll...." ibu dan anak tersebut berhambur saling berpelukan dan juga ia tak hentinya menangis haru.

Orang di sekelilingnya pun demikian suasana haru muncul diantara mereka.

"Alhamdulillah akhirnya ibu bebas juga."

"Iya El, ini semua berkat kalian yang membantu ibu." Ucap Siti.

"Apakah tidak sebaiknya bu Siti tinggal sama kami saja?"

"Bu Rena, saya takut semakin merepotkan ibu."

"Tapi bagaimana jika kejadian ini terulang kembali?" tanya Rena.

"Saya akan lebih berhati- hati lagi bu. Sekali lagi ucapkan rasa terima kasih saya kepada pak Tito ya." Ucap Siti.

"Pasti akan saya sampaikan, yasudah mari saya antarkan pulang."

Disisi lain, di rumah Ana yang tak lain anak dari pak Narto tengah ramai.

"Pak saya tidak bersalah pak, jangan tangkap saya. Ini semua pasti fitnah pak." Ucap ana meronta- ronta ingin dilepaskan.

"Sudah ikut saya, kamu bisa jelaskan semua ini dikantor polisi." Ucapnya.

"Pak... pak ... Jangan bawa anak saya pak. Bawa saya saja." Ucap pak Narto sambil menangis. Namun, polisi tak ada yang memperdulikannya. Ia segera membawa Ana menuju ke mobil polisi.

Semua tetangga Ana mulai berbisik dengan gosip miringnya.

"Ternyata Ana jahat banget ya, kok tega sama Siti seperti itu." Ucap salah satu tetangganya.

"Iya ya, kenapa bisa se jahat itu sama Siti. Padahal siti bukan orang yang jahat."

"Ah sudahlah biarkan mungkin itu karma untuknya." Ucap tetangga yang lain.

Siti bersama Elea tiba di rumahnya, ia sangat kaget dengan kerumuman yang ada di sana.

"Ibu- ibu, ini ada apa ya kok ngumpul disini semua?"

"Tiii kamu sudah bebas? Syukurlah." ucap salah satu tetangga Siti.

"Iya bu, alhamdulillah saya dinyatakan tidak bersalah." Jawabnya.

"Syukurlah ti, aku turut senang mendengarnya."

"Iya bu, terima kasih ya." Jawabnya.

"Jadi gini Ti, tadi Ana di bawa ke kantor polisi. Entah apa yang menyebabkan dia ditangkap."

"Aku turut sedih mendengarnya bu. Yaudah, aku masuk dulu ya bu mau bersih- bersih dahulu." Pamit siti.

"Ada apa bu di depan kok rame?" tanya Rena.

"Ana ditangkap polisi bu." mendengar penuturan Siti, Rena hanya mengangguk saja."

"Mari bu masuk, maaf rumah kami kecil dan ya keadaan kami seperti ini."

"Tidak jadi masalah bu." Rena terlihat biasa saja disana. Ia tidak merasa jijik dengan itu.

"Tante, maaf hanya ada ini di rumah kami. Silahkan diminum." Ucap Elea sambil menyodorkan segelas teh manis.

"Kamu kok repot- repot saja El." Jawabnya.

Rena berbincang- bincang lama dengan siti, bahkan ia juga menawarkan bantuan untuk memberikan modal kepadanya.

"Bu siti, mendingan jangan jualan makanan terlalu berisiko. Bagaimana jika jualan sembako saja?" Tanya Rena.

"Boleh bu, tapi bagaimana dengan modalnya?"

"Tenang saja, saya akan memberikan modalnya."

"Waduh apa tidak merepotkanmu bu?"

"Tidak sama sekali."

"Jadi, selama ini kamu tidur disini El?" Tanya Vita penuh keheranan.

"Iya Vit, kamu kaget ya? Namanya juga di desa Vit. Ya seperti ini. Jadi, tidak ada kasur busa ataupun yang lainnya." Jawab Elea.

"Ohh jadi gitu ya, aku baru tau sih El." Jawab Vita.

"Ya kamu jangan kaget ya jika keadaanku seperti ini." Ucap Elea.

"Enggak lah El, aku juga mengerti kok." Jawabnya.

...****************...

Suatu hari, di sekolah Elea tengah duduk sendiri di sebuah taman.

"Hai... Apa kabar?" Sapa Candra yang tak lain adalah Kakak kelas Elea.

"Ha-hai kak, aku baik. Kamu sendiri?"

"Seperti yang kamu lihat." Elea hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Boleh gabung tidak?" Tanya Candra.

"Ya, silahkan saja." Jawabnya

"Lagi apa kamu?" Tanya Candra.

"Ini baca bu aja."

"Boleh nggak aku minta nomor telpon kamu?"

"Nomor telpon? Hmm...maaf kak, aku tidak memiliki ponsel."

"Masak sih?"

"Iya. Yaudah permisi kak, aku mau ke kelas dahulu." Jawabnya.

"Ehh tungguuuu..."

"Ada apa lagi?"

"Ehh gak yakin aja deh." Jawab Candra sambil celingukan dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Yaudah kak, aku permisi dulu ya." Candra hanya mengangguk.

"Susah banget sih deketin kamu." Ucapnya dengan nada lirih.

"Heiii anak mantan napi, belum ada kapoknya ya loe itu. Dulu loe deketin Jefri sekarang Candra mau apa sih loe? Mau kaya mendadak?" Ucap Ike yang tiba- tiba menghentikan langkahnya.

"Buat apa aku mendekati mereka? Toh tanpa aku dekati mereka yang mendekatiku." Kali ini Elea tidak hanya tinggal diam. Ia mencoba sedikit berani kepada Ike.

"Mulai berani ya loe sama gue?" Bentak Ike dengan sedikit kemarahannya.

"Aku bukan sok berani, tapi aku sudah muak dengan kamu. Mengapa kamu jahat banget sama aku? Memangnya apa salahku?"

"Salah loe banyak dan nggak perlu gue jelasin semuanya." Jawab Ike.

"Yaudah terserah kamu, yang penting aku merasa aku tidak pernah memiliki masalah apapun dengan kamu." Jawab Elea.

"Ohhh berani ya loe gini ama gue." Ike pun menjambak rambut Elea dari belakang.

"awwww... Sakitttt." Rintih Elea. Kemudian ia mencoba membalikkan badannya dan membalaz menjambak rambut Ike.

Perkelahian mereka tidak bisa di hindari lagi dan akhirnya mereka masuk ke ruang kepala sekolah.

"Sebenarnya apa yang kalian lakukan? Apa kalian nggak malu dilihat teman- teman kalian?" Ucap pak Anton.

"Dia nih pak yang cari gara- gara." Ucap Ike yang tidak mau disalahkan.

"Kok aku? Bukankah kamu duluan yang menjambak rambutku?" Tanya Elea.

"Loe mangkanya jangan belagu." Ucap Ike.

"Sudah cukup, kalian ini masih saja berantem. Sekarang biar adil kalian saya hukum. Buat kamu Ike bersihkan kamar mandi sekolah." Ucap pak Anton sedikit tegas.

"Apa pak? Nggak mau." Ucap Ike dengan tegas.

"Saya tidak butuh persetujuan kamu Ike. Sekarang segera kamu laksanakan. Dan buat kamu Elea, kamu bersihkan ruang perpustakaan." Ucap pak Anton.

"Ba-baik pak."

"Loh pak, nggak adil dong kalau gini. Masak aku bersihin Kamar mandi sedangkan dia Enak banget cuma bersihin perpus." Ucap Ike sambil memelintir rambutnya.

"Kamu bersihkan apa saya tambah hukuman kamu?" Ucap pak Anton dengan nada yang mulai meninggi.

.

.

Visual Vita, gimana menurut kalian gaisss??

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaa. Like and subscribe 🫶🫶🫶🥰 Dan jangan lupa tungguin bab selanjutnya.

1
kegabutanku
Karya ini menceritakan kehidupan yang pahit, namun juga di selingi dengan kisah percintaan remaja. Sangat cocok kalian baca gaisss..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!