Fiona Amartha Dawson, hidup berdua dengan kakak perempuan seibu di sebuah kota provinsi pulau Sumatera yaitu kota Jambi.
Jemima Amelia Putri sang kakak adalah seorang ibu tunggal yang bercerai dengan suaminya yang tukang judi dan suka melakukan kekerasan jika sedang marah.
Fiona terpaksa menikah dengan seorang laki-laki yang tidak ia kenal secara mendadak karena suatu insiden guna menyelamatkan harga dirinya sebagai seorang perempuan lajang.
AKBP Laksamana Zion Nugraha tidak menyangka akan menikahi gadis gemoy yang tidak ia kenal karena ketidakadilan yang dialami gadis itu. Niatnya untuk liburan dikampung kakak iparnya menjadi melenceng dengan menjadi seorang suami dalam sekejap.
Bagaimana reaksi Fiona saat mengetahui jika suami yang ia kira laki-laki biasa ternyata adalah seorang kapolres muda di kota Medan?
Akankah ia bisa berbaur pada kehidupan baru dikalangan ibu-ibu anggota bhayangkari bawahan suaminya dengan tubuhnya yang gemoy itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengganggu
Pagi harinya, Fiona bangun lebih pagi dari biasanya karena dirinya sudah kembali salat. Ia bangun sebelum azan subuh berkumandang karena akan mandi terlebih dahulu.
"Mas, sudah mau subuh! Ayo, bangun!" ucap Fiona membangunkan Zion dengan menepuk pelan lengan keras pria itu.
Zion yang gampang terbangun langsung membuka matanya. Bibirnya menyunggingkan senyum melihat istri gemoy nya sudah memakai mukena yang tandanya sang istri sudah bersih.
"Iya, sayang! Kamu kapan bersih nya? Kok gak ngasih tau?" sahut Zion sambil mencerca banyak pertanyaan.
"Dih, ngapain pakai laporan segala! Aku barusan bersihnya dan baru mau salat! Dah, cepetan mandi tuh sudah mau azan!" jawab Fiona mencibir dengan bibir manyun.
Zion terkekeh melihat bibir manyun sang istri, jika saja Fiona belum berwudhu sudah ia lahap bibir seksi itu sampai bengkak. Pria itu bangkit dari tempat tidur lalu mengambil handuk yang sudah disiapkan Fiona dan langsung masuk ke kamar mandi.
Begitu sang suami sudah memasuki kamar mandi, Fiona dengan cepat menyiapkan pakaian bersih untuk suaminya salat. Baju koko, kain sarung motif zigzag, kaos dalam warna putih dan bokser tidak ketinggalan ia taruh diatas tempat tidur.
Fiona pergi keluar kamar menuju kamar yang satunya tempat mereka salat. Karena Zion salat dirumah, Fiona duduk menunggu sambil membaca alquran beberapa ayat.
"Sudah siap, sayang?" tegur Zion saat memasuki kamar salat.
"Eh, sudah Mas!" jawab Fiona seraya menutup alquran dan mengembalikan di tempatnya semula.
Keduanya salat dengan khidmat dengan Zion bertindak sebagai imam untuk makmumnya Fiona. Fiona mencium lembut punggung tangan sang suami setelah mereka salat dengan Zion mengecup kening, kedua pipi serta bibir Fiona yang dibalas delikan tajam sang istri.
"Lah, apaan pakai kecup pipi sama bibir segala! Perasaan di Film-film dan di novel-novel yang aku baca suami itu kecup kening istrinya aja!" protes Fiona dengan delikan tajam nya.
"Halah, di film kan cuma akting dan di novel juga cuma hayalan penulisnya. Sedangkan ini kan kehidupan nyata dan hanya berlaku untuk kita berdua," jawab Zion dengan nada santai sembari mengedip genit matanya.
"Astaghfirullah, sejak kapan Pak Kapolres kita ini berubah menjadi genit dan mesum begini?" canda Fiona dengan muka mendramatisir seakan-akan ia sangat syok dan kaget.
"Sejak menikahi perempuan cantik yang bernama Fiona Amartha Dawson," cicit Zion tidak kalah drama.
"Ck, dasar Pak suami tidak mau kalah!" cibir Fiona yang mengaku kalah berdebat dengan sang suami yang pintar menyambut kata-katanya.
Zion terkekeh geli melihat wajah pasrah sang istri. Ia langsung bangkit dan merapikan sejadah lalu kembali kekamar untuk berganti pakaian.
"Yank, Mas olahraga dulu ya di depan! Kamu nanti siap-siap setelah masak karena kita akan pergi ke kantor untuk mengajukan permohonan pernikahan dinas di kesatuan," pesan Zion yang sudah siap dengan pakaian olahraga nya.
"Iya, Mas!" jawab Fiona tanpa melihat kearah suaminya karena sedang jongkok didepan kulkas.
Zion pun pergi keluar rumah disaat langit masih sedikit gelap karena baru jam setengah enam. Fiona dengan cekatan memasak sarapan simpel berupa nasi uduk dengan telor dadar, orak arik tempe, ayam goreng bumbu yang sudah ia marinasi semalaman dan tidak ketinggalan emping goreng sebagai pelengkap.
"Alhamdulilah, siap! Aku langsung mandi ajalah sambil nungguin Mas suami pulang olahraga!" gumam Fiona dengan tersenyum puas.
Fiona mandi dengan tenang selama lebih kurang lima belas menit. Ia memakai gamis warna bata dengan pasmina warna latte yang membuat penampilan nya semakin bersinar dengan kulit putihnya. Gamisnya yang longgar tidak membuat dirinya terlihat sangat gemuk karena diiringi tinggi badannya yang melebihi tinggi wanita asli Indonesia.
"Alhamdulillah, perfect! Mudah-mudahan aku gak bikin Mas suami malu dengan membawa ku ke kantornya!" gumamnya dengan sedikit rasa pesimis dalam hati.
Fiona lalu menyiapkan pakaian dinas suaminya dan menaruhnya diatas tempat tidur sebelum keluar kamar.
Ia keluar dengan berpapasan Zion yang hendak memasuki kamar dengan tubuh penuh keringat dan kaos yang basah. Fiona tertegun melihat penampilan suaminya yang bertambah macho dengan keringat yang menempel di leher dan lengan kekarnya.
"Oh my god! Seksi banget! Pengen aku karungin dan aku kurung aja dalam kamar kalau punya suami tipe kayak gini!" cicit Fiona dalam hati sambil menggigit bibir bawahnya tampa sadar.
Zion yang melihat reaksi istrinya langsung memasang wajah jumawa karena bangga melihat sang istri mengagumi drinya. Tahu jika sang istri masih belum sadar dari lamunan, Zion berjalan mendekat dan meniup wajah sang istri dengan sengaja.
"Astaghfirullah! Mas, ih, ngagetin aja deh!" ucap Fiona dengan wajah terkejut dan pipi yang memerah karena malu ketahuan mengagumi sang suami.
"Hehehehe, Mas mandi dulu sayang! Kamu bisa sepuasnya mengagumi suamimu ini setelah mandi," kekeh Zion sambil menggoda sang istri dengan sengaja.
Menahan rasa malunya, Fiona langsung mendorong tubuh besar sang suami ke dalam kamar yang di iringi tawa Zion yang kencang karena terhibur dengan tingkah malu Fiona.
"Astaga, astaga, astaga!! Suami siapa itu sih! Bisa-bisanya aku tidak sadar mengagumi suamiku dengan terang-terangan begitu! Duh, malu banget aku!" pekik Fiona tertahan sambil mengipasi mukanya dengan tangan.
Penampilan menggoda Zion sehabis olahraga kembali muncul dibenaknya sehingga Fiona kembali geleng-geleng guna mengusir bayangan tersebut dari kepalanya.
Ia mengalihkan pikirannya agar tidak kembali berpikiran kotor dengan menyiapkan teh herbal yang sengaja ia beli semalam untuk sang suami.
"Wah, wangi sekali sarapan kita hari ini!" puji Zion yang sudah berpakaian lengkap sambil menghirup aroma nasi uduk yang mulai membuat perutnya bersuara.
"Semoga kamu suka sama masakan aku ya, Mas!" ucap Fiona dengan tersenyum hangat.
"Kenapa aku gak suka jika apa yang kamu masak semua nya lezat dan menggoda lidah, sayang! Aku beruntung punya istri yang pintar masak seperti kamu! Ayo kita makan, Mas sudah lapar banget!" sahut Zion dengan tulus memuji sang istri.
"Terimakasih, Mas! Aku senang kalau kamu suka dengan masakan aku!" balas Fiona dengan tersenyum bahagia.
Fiona mengambilkan makanan untuk Zion terlebih dahulu lalu kembali mengambil untuk dirinya sendiri.
"Assalamualaikum, Ndan, Komandan!" teriak seseorang dari luar rumah.
Zion yang baru mau menyendokkan makanannya jadi terhenti ketika mendengar suara yang memanggilnya.
"Ck, dasar pengganggu! Ajudan tidak tahu waktu! Bisa-bisanya ia datang saat aku mau sarapan!" decak Zion dengan wajah kesal pada suara yang sangat ia kenal itu.
Bersambung...
biasalah tebak2 gak berhadiah 😀