Novel pertama. Mohon saran dan kritikannya..
''Nona kenapa? Astaga, tunggu Bibi akan panggil Dokter dulu'' kata Bibi Yun sambil berlari kearah pintu.
"Huff ternyata aku terlahir kembali dalam tubuh gadis lemah ini. Dan wanita tadi itu pengasuhnya Bibi Yun'' gumam Vio pada dirinya sendiri sambil memijit pelipisnya yang masi terasa pusing dan mengingat kembali kejadian kekerasan yang masi terlintas di kepalanya.
'' Brengsek kalian semua'' ucapnya dengan dingin dengan mata yang tajam. Tenang saja Viona, aku Viora berjanji akan membalas semua yang mereka lakukan padamu, karena jiwaku berada dalam tubuhmu, maka mulai saat ini tubuhmu menjadi milikku, Hee tunggu pembalasanku.
"Aku Viona Lili Jacklin akan membalas semua kejahatan kalian."
Apakah Viona berhasil membalaskan dendamnya? Yukk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriani Usman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Keluarga Baru
''Nona bisa jelasin kepada Bibi siapa mereka berdua?'' tanya Bi Yun penasaran, karena selama ini nonanya itu tidak pernah membawa seorang teman pulang kerumahnya, apalagi seorang Pria dewasa.
Viona yang mendengar pertanyaan Bi Yun hanya tersenyum sembari berkata. ''Bibi mereka berdua akan menjadi keluarga baru kita.'' jawabnya dengan raut wajah bahagia.
Bi Yun sedikt bingung mendengar kata keluarga baru, tapi tiba-tiba ''Apa dia yang akan menjadi Tuan muda? Apa Dia yang akan menjadi calon suami nona?'' tanya Bi Yun dengan mata berbinar.
Viona dan Raka hanya melotot mendengar pertanyaan Bi Yun itu, Raka ingin menjawab tapi keburu oleh Viona. ''Ck kenapa Bi Yun bertanya sama persis dengan hayalan Bibi? bukan berarti jadi keluarga harus jadi suami dulu'' katanya sedikit kesel.
Bi Yun cuman cengengesan melihat nonanya sedikit kesel itu, ''Heheh maaf nona soalnya pikiran Bibi hanya mentok disitu, yasudah nona lanjut jelaskan saja.''
Viona menatap wajah Raka dan Nora yang terlihat raut wajah yang gelisah, ''Bi dengar mereka berdua akan menjadi keluarga kita, bukan jadi suami yang seperti Bibi inginkan itu. Mereka akan menjadi Kakak dan Adik Viona'' jelasnya dengan wajah bahagia.
Bi Yun sudah mengerti apa yang di katakan Viona, tidak habis pikir viona sangat senang saat mengatakan akan menjadi keluarga. Melihat kebahagian di wajah Viona Bibi pun merasa bahagia.
Melihat Bi Yun hanya termenung membuat mereka bingung, apalagi Viona dia pikir Bi Yun tidak akan setuju. ''Bibi kenapa melamun? Apa terjadi sesuatu?''
''Ehh tidak non, tidak terjadi sesuatu. Tadi Bibi hanya membayangkan seramai apa rumah ini jika kita punya keluarga baru ya kan.!'' ucapnya senang.
Viona pun membayangkan hal itu, dia tidak akan lagi merasa kesepian. ''Bibi benar rumah ini jadi lebih ramai, yaudah Bi mereka diajak kenalan dong.''
''Oh iya hehe, kenalin nama Bibi, adalah Yuni. Panggil saja dengan Bi Yun, Bibi ini pengasuhnya nona Viona dari kecil, tapi sudah Bibi anggap seperti anak kandung Bibi sendiri, dan nama kalian siapa?'' ucapnya seraya bertanya.
Raka yang mendengar itu tidak bingung sama sekali, karena sebelumnya mereka berdua telah bertukar cerita masalah hidup mereka masing-masing. Viona merasa pantas untuk menceritakan kepada Raka, karena sudah menganggap sebagai kakaknya sendiri.
''Salam Bibi Nama saya Raka Prayoga dan ini Adik saya Namanya Nora Prayoga.'' Kata Raka juga memperkanalkan diri.
''Halo Bibi saya Nora'' celutuk Nora sembari melambaikan tangannya kepada Bi Yun.
Setelah acara memperkenalkan keluarga baru, mereka kembali ke kamar masing-masing Raka dan Nora menempati kamar yang masih kosong di lantai dasar, Viona meminta tolong kepada Bi Yun Untuk membantu keperluan mereka.
~Flasback on
''Benar yang dikatakan Nora kami berdua diusir dari kontrakan.'' ujarnya setelah beberapa menit berpikir, akhirnya Raka berniat untuk menceritakan masalahnya.
''Selama dua tahun saya berkerja di salah satu perusahaan terbesar di kota ini. posisi saya cukup tinggi sebagai Wakil Direktur. Tapi satu tahun yang lalu saya di pecat dengan tidak hormat tanpa pasongan, saya di tuduh Korupsi, dan di fitnah menggelapkan dana perusahaan. Mereka mempunyai bukti, dan bukti itu mengarah kepada saya. Dan saat itu juga saya di pecat tanpa diberi kesempatan untuk mencari tau kebenarannya.'' berhenti sejenak untuk menetralkan suasana hatinya, dengan mengingat kembali kejadian itu membuatnya sedikit emosi.
''Lima bulan lamanya saya berusaha kesana kemari mencari pekerjaan, tidak ada sama sekali yang mau menerima saya. Mungkin mereka yang mefitnahku, telah memasukkan namaku di daftar list Hitam!''
''Tiba tiba saya mendengar kabar kalau mama saya sedang di rumah sakit karena mengalami kecalakaan tabrak lari, yang mana keadaan mama saya sangat memperihatinkan, dan harus melakukan operasi sebanyak tiga kali.''
''Semua tabungan saya habis untuk biaya operasi dan saya terpaksa menjual rumah kami untuk pengobatan, tapi setelah operasi kedua mama kami tidak terselamatkan lagi.''
''Saya dengan Nora terpaksa tinggal di kontrakan dengan sisa uang yang kami punya. Dan saya masih tetap mencari pekerjaan tapi hasilnya tetapa sama, huuff.'' Terdengar helaan nafas panjang.
''Saya hanya bisa menjadi sebagai Kuli di pasar, yang hasilnya tak seberapa. Kerena kami tidak lagi bisa membayar kontrakan jadi kami di usir oleh pemiliknya.''
''Dan kemarin saat pertama kali kita bertemu saya tidak mendapat penghasilan dan tidak dapat membeli makanan, yang membuat Nora menangis menahan lapar.'' Yaa begitu kira kira cerita singkatnya. Mengenang semua kenangan itu membuat mata Raka berkaca kaca.
Mendengar cerita Raka Viona juga merasakan kesedihan, karena cerita hidupnya lebih parah lagi. ''Menangislah jika ingin menangis, jangan menahannya, itu akan terasa lebih baik.''
Rakapun menangis menumpahkan semua kesedihannya. Dan inilah pertama kalinya dia menangis di depan orang lain bahkan di depan seorang wanita. Waktu mamanya meninggal dia akan menangis setelah semua orang pergi, karena selama ini dia hanya menangis dalam diam.
Viona yang duduk di samping Raka hanya mengusap bahunya pelan dengan memberi semangat. Beberapa menit berlalu suasana hati Raka sudah jadi lebih baik, dan di situlah Viona juga menceritakan masalah hidupnya dari kecil hingga dewasa. Tapi dia tidak menyebut marga keluarganya, belum saatnya..
Dari situlah Viona berinisiatif untuk mengajak Raka dan Nora untuk tinggal bersamanya, dan mangangkat mereka berdua jadi saudaranya, awalnya Raka menolak karena mereka baru saja bertemu dan juga kenalan, tapi Viona meyakinkan mereka dengan caranya sendiri dan akhirnya Raka pun luluh.
...----------------...
Mungkin kamu menganggap setiap hari biasa-biasa saja, tidak ada yang spesial. Sebetulnya ini yang harus kamu ubah. Hari ini tidak sama dengan hari kemarin, dan besok tidak sama dengan hari ini. Percaya saja bahwa hari esok akan lebih baik dari hari ini dan kemarin. Lakukan saja yang terbaik, entah itu pekerjaan, tugas kantor atau kuliah, atau sesuatu yang lain.
Viona berjalan menuju meja makan, dan dia hanya melihat ada Bi Yun sedang menyiapkan sarapan. ''Selamat pagi Bi, Kak Raka sama Nora mana Bi apa mereka belum bangun?''
Mendengar sapaan dari nonanya yang terlihat sangat bahagia dari biasanya. ''Pagi non, Bibi belum melihat mereka, mungkin masih dalam kamar.''
''Hmm yaudah Bi Viona kesana dulu ingin melihatnya sekalian mengajak Kak Raka dan Nora sarapan bersama.'' Viona berjalan menuju kamar di mana Nora berada.
Sebelum mengetok pintu kamar Nora, terdengar suara pintu kamar sebelah terbuka terlebih dahulu. Dan tampaklah Raka yang sudah segar dan wangi, dengan raut wajanya yang terlihat sangat ceria.
Viona melihat itu sangat bahagia kakaknya tidak lagi terlihat sedih, ''Selamat pagi Kak Raka.'' sapanya dengan tersenyum manis.
Mendengar ada yang menyapanya Raka pun menoleh, ''Selamat pagi juga de'' balasnya dengan tersenyum hangat.
Viona sangat bahagia melihatnya. ''Nora mana kak, apa dia belum bangun? apa boleh aku masuk melihatnya?'' tanya Viona.
Mendengar pertanyaan Viona seperti meminta izin membuatnya sangat kagum. Padahal rumah inikan miliknya, tanpa meminta izin pun dia bisa masuk sesukanya.
''De kenapa minta Izin? kamu boleh langsung masuk, kan kamu pemilik rumah.''
''Memang milikku tapi itu dulu, sekarang milik kita bersama dan kamar ini sudah jadi privasi kalian, jadi harus tetap meminta izin untuk masuk.''
Viona segera mengotok pintu kamar Nora, tapi tidak ada jawaban dari dalam, Viona langsung masuk takut terjadi apa-apa, tapi dia melihat Nora yang masih tidur dengan sangat nyenyak. Dia tidak ingin membangunkannya, Viona membiarkan Nora tidur lebih lama lagi. Mereka hanya sarapan bertiga.