NovelToon NovelToon
Menjadi Pelindung Tujuh Bidadari

Menjadi Pelindung Tujuh Bidadari

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Dikelilingi wanita cantik / Harem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Penyeberangan Dunia Lain / Penyelamat
Popularitas:16.4k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Wira, pria pemalas yang sering membuat orang tuanya marah. Selain pemalas, Wira juga seorang pengangguran dan hobby menyaksikan film dewasa.

Suatu hari, Wira mengalami peristiwa yang membuatnya tiba-tiba berada di dunia lain dan terjebak dalam masalah tujuh wanita cantik yang menganggap mereka adalah bidadari.

Untuk memecahkan misteri keberadaannya di dunia itu, mau tidak mau Wira harus menjadi pelindung tujuh bidadari tersebut.

Berbagai masalah pun menghampiri Wira, termasuk masalah asmara terlarang antara manusia dan para bidadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rasa Penasaran

Waktu terus berjalan. dikala malam semakin larut, Dewi Kuning tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Bidadari tersebut merasakan sesuatu yang harus dia keluarkan dari bawah perutnya. Dia bergegas wanita itu turun dari ranjang.

"Lega," gumamnya, saat berada di kamar mandi. Setelah merasa tak ada beban di bawah perutnya, Dewi Kuning langsung beranjak kembali menuju kamar.

"Jadi manusia begini amat ya? Harus buang air malam-malam segala lagi," gumam Dewi kuning dengan langkah pincang.

Di saat dia hendak naik ke atas ranjang, Dewi Kuning tertegun dengan saat melihat Wira yang terlelap. Diapun mendekatkan pandangannya.

"Kenapa Kang Wira tampan sekali ya? Sedang tidur aja tetap kelihatan tampan. Ketampanannya seperti dewa," puji Dewi Kuning sembari senyum-senyum sendiri.

"Apa Kang Wira tidur sejak tadi saat aku tidur?" gumam wanita itu lirih dan matanya memperhatikan tubuh Wira. "Apa itu? Kok ada yang menonjol di bawah perut Kang Wira?"

Sebagai bidadari, tentu saja Dewi Kuning cukup terkejut melihat hal itu. Rasa penasaran pun semakin tumbuh dalam benak dewi kuning.

"Kalau aku lihat yang menonjol itu, Kang Wira bakalan marah nggak ya?" gumamnya.

Pandangan Dewi Kuning beralih arah, menatap wajah Wira yang sudah terlelap. Cukup lama Dewi Kuning menatap wajah Wira. Bahkan sesekali terlihat senyum mengembang dari bibirnya.

"Sepertinya Kang Wira memang jelmaan dari Dewa. Kalau manusia biasa, mana mungkin Kang Wira semakin terlihat tampan saat sedang tidur," lagi lagi Dewi berbicara sendiri dengan mata terus memperhatikan wajah Wira dan juga tubuh kekarnya. "Benar benar manusia yang sempurna," pujinya.

Melihat keadaan Wira yang sangat lelap dalam tidurnya, justru membuat Dewi kuning tidak merasakan kantuk lagi. Mata bidadari tersebut malah sibuk memandangi pria yang terlelap dengan segala pikiran yang berkelana.

Saat mata Dewi Kuning kembali menjatuhkan pandangannya pada bawah perut, wanita itu tiba tiba kembali teringat sesuatu.

"Oh iya, aku ingat. Itu kan bagian tubuh yang membedakan laki-laki dan perempuan Aku mau lihat ah,. Penasaran, bentuk dewasanya seperti apa," ujar sang Dewi.

Sebelum melaksanakan niatnya, Dewi kuning kembali menatap Wira. Merasa keadaan sangat aman, Bidadari tersebut mulai menjalankan aksinya.

Tangannya perlahan bergerak, menyentuh salah satu sisi kain. Dengan penuh hati hati, bidadari tersebut menurunkan celana tersebut sampai ke atas lutut.

"Wahh!" mata Dewi Kuning berbinar saat berhasil melihat benda yang dia inginkan. Namun tak lama setelahnya, kening Dewi kuning malah berkerut. "Ternyata bentuknya seperti ini, panjang dan besar. Bulunya juga rimbun sekali, sama seperti punya saya. Apakah kaum pria tidak suka memangkas bulu di bawah perutnya?"

Dewi kuning terus bertanya tanya sendiri. Karena rasa penasaran yang masih tersisa, tangan Dewi Kuning bergerak untuk menyentuh milik Wira dan menggenggamnya. Sebelum itu, tangan dewi Kuning terlebih dulu mengusap bulu rimbun milik Wira.

"Agak basah. Apa ini keringat ya?" gumamnya. "Terus, yang ini namanya apa ya? Kok pada wanita tidak ada?" ujar dewi kuning saat menyentuh kulit berkerut yang berisi dua telur milik Wira.

Dewi kuning melanjutkan aksi utamanya. Tangannya kembali bergerak perlahan, mengusap benda utama yang ingin dia pegang. "Milik pria ternyata lucu ya? Menggemaskan banget," ucapnya dengan tangan yang sudah mengusap dan memijat lembut milik Wira

Dewi kuning merasa takjub. Tangannya terus bergerak perlahan. Namun tiba-tiba dia merasa suatu keanehan.

"Kenapa di bawah perutku tiba-tiba terasa berdenyut ya? Terus, kenapa dadaku mengeras?" Dewi Kuning meraba tubuhnya sendiri dengan tangan satunya.

Namun di saat bidadari itu sedang asyik mengagumi benda yang sudah menegang, tiba-tiba tubuh Wira bergerak. Dewi kuning terkejut bukan main. Matanya seketika langsung mengarah ke wajah Wira.

"Huft, kirain Kang Wira terbangun," Dewi kuning pun melanjutkan aksinya.

Hingga beberapa saat kemudian, Dewi kuning dibuat kaget dengan apa yang dia saksikan.

"Astaga! Kang Wira ngompol!" pekiknya hingga tangan Dewi kuning spontan melepas milik Wira.

"Ihh, kok air kencingnya aneh?" Dewi kuning nampak heran. "Kenapa warnanya putih dan lengket? " Dia pun menduga-duga. "Apa jangan-jangan, ini yang dinamakan benih? Kenapa lengket banget?" Wanita itu terperanjat.

Dewi Kuning membersihkan cairan itu dengan sembarang kain yang ada di sana. "Lebih baik, aku segera tidur. Jangan sampai Kang Wira terbangun dan melihat kelakuanku."

Dewi Kuning segera mengambil posisi tidur di tempat semula tanpa merapikan kembali kolor yang Wira pakai.

Begitu pagi menjelang.

"Astaga! Ini kenapa?" pekik Wira begitu dia bangun dari tidurnya. "kenapa celanaku melorot?

Dengan segala rasa bingung yang melanda, Wira segera merapikan celana yang dia pakai dan saat itu juga, Wira menyadari kalau Dewi kuning masih terlelap di tempatnya.

"Untung saja nggak ada yang lihat," gumamnya. Di saat Kain Wira sudah rapi, pemuda itu menyadari sesuatu. "Astaga! Apa semalam aku mimpi basah? Gila!"

Sambil bergumam, Wira kembali merebahkan tubuhnya. Saat itu juga Wira pun mengingat apa saja yang dia lakukan semalam, sebelum Wira benar benar terlelap. Selain mengusap benda kembar milik Dewi Kuning, Wira juga beberapa kali mengusap pelan paha sekaligus milik bidadari di sampingnya.

Di saat pikiran Wira sedang membayangkan kejadian semalam, Dewi Kuning terlihat menggerakan tubuhnya. Saat itu juga pikiran Wira buyar dan kepalanya menoleh ke arah bidadari yang baru bangun dengan posisi tubuh yang sama persis dengan Wira, telentang menghadap langit langit.

"Kang Wira sudah bangun?" tanya Dewi Kuning dengan suara khas orang bangun tidur.

"Iya, nih, belum lama ini," jawab Wira yang suaranya sudah layaknya orang normal. "Tidur kamu nyenyak sekali. Sepertinya kemarin kamu sangat lelah?"

Dewi kuning lantas tersenyum. "Kehilangan bulu Angsa emas ya seperti ini. Kita jadi seperti manusia biasa."

"Emang, waktu masih jadi bidadari kehidupannya bagaimana?" tanya Wira.

"Ya berbeda. Tidak seperti manusia. Kita tidak pernah tidur," jawab dewi Kuning.

"Hah!" Wira pun terkejut. "Terus kalau kehidupan dewa bagaimana?"

Terlihat di sana Dewi Kuning tersenyum samar.

"Mereka memiliki tugas yang hampir sama. cuma bedanya, Dewa kedudukannya lebih tinggi karena kehidupan dewa sudah berbeda dengan kehidupan bidadari."

"Berbeda?" Wira semakin merasa penasaran. "Berbeda bagaimana maksudnya?"

"Kalau dewa itu hidupnya mengatur alam dan seisinya, mereka memiliki kekuatan spesial yang lebih tinggi dari bidadari."

"Oh, gitu? Apa para dewa juga bisa tertarik dengan para bidadari?" tanya Wira lagi.

"Udah pasti itu," jawab dewi kuning lantang dan singkat.

Wira pun mengangguk tanda mengerti. Di saat pemuda itu hendak melempar pertanyaan kembali, tiba tiba terdengar sebuah teriakan kencang dari luar rumah. Wira dan Dewi Kuning sontak terperanjat sampai mereka bangkit dari berbaringnya.

"Sepertinya diluar terjadi sesuatu, Kang."

"Iya," ucap Wira. "Biar aku lihat!" Wira segera saja turun dari ranjang dan beranjak keluar kamar.

Betapa terkejutnya Wira saat matanya menangkap sepasang manusia tua yang sedang ketakutan, berada di bawah ancaman benda tajam oleh seorang pria berwajah seram.

1
Yuliana Purnomo
Leo dimna coba?? giliran dibutuhkan gak muncul 2
Was pray
wira itu sebenarnya sebagai penjaga atau perusak para bidadari sih? penjaga kan melindungi bukan memanfaatkan situasi untuk keuntungan pribadi
Okto Mulya D.
Informasi sampai ke Raja Wiwaha, gawat..
Okto Mulya D.
Leo ketiduran kekenyangan habis makan kambing sihh..
Aqlul /aqlan
wah tambah seru nich...jadi kurang berapa nih bulu emasnya....
Aqlul /aqlan
leo nya lagi main sirkus mungkin....hhhh....lanjut
Hendra Yana
lanjut
Aqlul /aqlan
wah wah wah....repot nih
... lanjut...lanjut trus...
Okto Mulya D.
wahhh jadi perkasa donk...Wira.
Rhaka Kelana
ini namanya keenakan dalam kesempitan ya wiraaaaa/Grin/
Yusri Gepeng
ilan ga jelas
Yuliana Purnomo
gas ken,,,,Wira🤣🤣
Okto Mulya D.
Wira²..itu namanya pagar makan tanaman, disuruh menjaga malah dirusak.
Okto Mulya D.
Waduhhhh.. Wira parah nih diembat juga dalihnya menolongnya... kan mereka punya bulu angsa emas.
Was pray
wira...wira .. otaknya langsung konek kl berkaitan dengan per apeman ..😄😄😄
Yuliana Purnomo
kesempatan bagus,,,, pasti itu jadi Wira senyam senyum sendiri
Okto Mulya D.
Ahhh apaan tuhhhh
Okto Mulya D.
Duhh bidadari pakai ngintip lagi, dan Wira pura² bilang kucing, padahal tahu pasti salah satu bidadari yang lain.
Okto Mulya D.
Orang itu siapa dan melihat apaan?
Okto Mulya D.
ohh rumahnya bisa tertutup pelindung, siapa yang melakukan nya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!