Neva seorang gadis cantik dan juga Alkana suaminya yang di panggil mas Al oleh Neva , mereka menikah sudah dua tahun karena perjodohan , tapi walaupun di jodohkan keduanya juga sempat pacaran selama dua tahun , tapi nyatanya tidak cocok dan keduanya terpaksa melakukan pernikahan sandiwara , semuanya hanya sandiwara yang di perankan oleh Neva , karena tekanan dari Al dan jujur Neva ingin berontak aslina , tapi selalu di tekan oleh Al , akankan Neva bertahan apalagi keluarganya selalu tidak terima saat Neva menjelekkan Al menantu kesayangan mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blcak areng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sakit
Pagi hari Neva baru saja membuka matanya , tapi dia merasakan badannya sangat tidak enak
Neva merasakan jika saat ini badanya terasa panas dan Neva melihat kearah tempat tidur di sampingnya
Ternyata Alkana sudah tidak ada di sebelahnya , Neva melihat ke arah jam yang ada dinding yang terlihat pukul enam pagi
Neva terlihat lemas dan sesekali memejamkan mata , mungkin efek benturan dan juga tamparan serta air yang di semprotkan dari shower yang dilakukan Alkana , membuat badan Neva menjadi drop
" Ceklek "
Pintu kamar dibuka dan terlihat Alkana yang terseyum saat melihat Neva sudah bangun , Alakan terlihat membawakan nampan
Neva masih sekali memejamkan mata , karena merasakan pusing yang luar biasa
" Sayang kamu sudah bangun ? ", tanya Alkana dan Neva membuka matanya lagi , Alkana meletakkan penampan yang di taruh di atas nakas , lalu memegang kening Neva dan juga lehernya
" Badan kamu panas dari semalam , Mas sudah suruh Bibi bikini bubur kamu makan dulu ya , lalu minum obat Mas udah bawain obat ini ", ucap Alkana yang saat ini sedang membujuk Neva
jujur jika melihat Neva seperti ini Alkana memang merasa bersalah , tapi dia tidak bisa mengendalikan rasa amarah yang sudah menggebu
" Badan aku lemas mas ", jawab Neva dengan suara sangat lemah
" Ya udah Mas bantu ya buat duduk dan bersandar di sini ya ", ucap Alkana
Neva hanya mengangguk karena jujur Neva terlalu takut jika dalam keadaan sakit seperti ini Alkana akan berbuat kasar lagi dan tubuhnya saat ini benar-benar belum bisa menerima pukulan atau tamparan dari Alkana
Alkana menata bantal untuk sandaran Neva dan membantu Neva untuk duduk lalu bersandar
" Udah enak belum duduk seperti ini ? ", tanya Alakan
" Iya mas udah kok ", jawab Neva dengan wajah yang terlalu pucat
" Iya ", jawab Alakan dan tersenyum lalu memegang tangan Neva dan menciumnya
" Sayang maafin mas ya , semalam Mas kasar sama kamu sampai kamu sakit seperti ini , Mas merasa bersalah ", ucapan Alakan
Neva hanya sesekali memejamkan mata dan mendengarkan ucapan Alkana yang meminta maaf kepada nya
Neva tidak punya pilihan , Dia hanya bisa memilih memaafkan , karena jika Neva menolak Alakan pasti akan berbuat kasar
" Iya nggak apa apa ", jawab Neva dengan nada yang sangat lemah
" Ya udah sekarang Mas suapin ya ", ucap Alkana yang berubah menjadi baik
Sudah dibilang oleh Neva , Alkana ini seperti mempunyai dua karakter dan dua muka
" Apa kamu sedang memerankan sandiwara lagi Mas , Seharusnya kamu tidak memerankannya karena kita ada di rumah ", batin Neva
Alkana mengambil bubur yang memang masih panas , dan Alkana terlihat meniup bubur yang ada di sendok dan Neva masih melihat ke arah wajah Alkana
" Kamu terlihat tulus Mas , tapi aku kadang bingung apakah ini benar cinta atau kamu sedang memainkan peran kamu , karena kadang aku merasa kamu sayang Tapi kamu terlalu kasar ", batin Neva lagi
Alkana langsung melihat ke arah Neva , karena melihat Neva melamun
" Sayang kamu ngelamun apa sih ? ", tanya Alkana dan mengelus kepala Neva
" Nggak ngelamunin apa apa mas , cuma pusing saja ", jawab Neva
Neva tidak bohong , karena dia memang merasakan kepalanya pusing sekali
" Ya sudah nanti aku panggilin dokter ya untuk memeriksa kamu ", ucap Alkana
" Nggak usah mas ", jawab Neva
" Loh kenapa kamu harus diperiksa, Kalau masih pusing ", ucap Alkana lagi
" Nggak usah , ini obat pusing yang bisa aku minum kan ? ", tanya Neva kepada Alkana
" Iya sayang ", jawab Alkana
" Ya udah aku minum ini saja , nanti pusingnya hilang kok ", jawab Neva
" Ya udah , sekarang kamu makan dulu ya sayang , buka mulutnya sayang ", ucap Alkana
Neva membuka mulutnya , jujur bibir Neva terasa perih saat membuka mulut
" Apa masih sakit ? ", tanya Alkana saat melihat Neva sedikit menahan saat membuka mulut nya
" Hmm nggak apa apa ", jawab Neva lagi
Alkana terseyum dan mengelus kembali kepala Neva , memar di kening Neva juga semalam sudah diobati Alkana. tentunya sudah hilang memar yang ada di kening Neva
Walaupun masih terlihat bekasnya sedikit , Alkana memang menyediakan salep untuk Neva yang bisa menghilangkan luka memar dalam beberapa jam
Alkana menyuapi Neva dengan sangat telaten dan sesekali memberikan minum , karena Neva terlihat akan memuntahkan bubur itu
" Mau ganti nasi ? ", tanya Alkana yang tahu jika Neva tidak suka dengan bubur
" Nggak usah , nggak apa-apa ", jawab Neva yang menyudahi makannya
" Ya udah sekarang kamu minum obat dulu ya , nanti kamu istirahat lagi ", ucap Alkana
Alkana langsung memberikan obat dan memasukkan ke dalam mulut Neva , Neva langsung meminum air putih yang diambilkan Alkana juga , lalu Alkana mengelap bekas air yang ada di bibir Neva
" Mas tinggal dulu ya , mas ada meeting penting nanti mas kesini lagi , kamu nggak usah pergi ke mana-mana bisa ? ", tanya Alkana yang tahu jika Neva pasti akan pergi ke salah satu usahanya
" Tapi ma aku ada kerjaan , dan setelah minum obat pasti nggak apa apa ", jawab Neva yang memang selalu merasa baikan saat sudah minum obat
" Kamu lagi sakit tolong dengerin aku , aku Meeting cuma sebentar karena aku meeting di bawah dan daring , setelah itu aku temenin kamu di kamar ", Ucap Alkana
Neva hanya bisa pasrah dan akhirnya mengangguk dari pada kenapa kenapa
" Ya udah kamu jangan rebahan dulu ya , nunggu setengah jam biar makanannya turun ", ucap Alkana dan lagi lagi mencium kening Neva
Kalau Alkana memperlakukan Neva seperti ini , Neva kadang merasa sangat dicintai oleh Alkana , dari perhatian serta semua hal yang dilakukan Alkana kadang terlihat sangat tulus
Tapi saat Alkana emosi , semua itu menjadi buyar dan tidak akan terlihat sayang
" Ya udah , Mas keluar dulu ya mau meting dulu ", ucap Alkana dan mengambil nampan yang ada mangkok dan obat
" Terima kasih ", ucap Neva
" Sama-sama Sayang ", jawab Alkana dan langsung keluar dari kamar mereka
Neva langsung mengambil ponsel miliknya yang ada di nakas , Neva menghubungi psikiater yang sudah janjian dengan Neva hari ini dan dengan terpaksa Neva Menunda untuk menemui psikiater itu padahal saat ini Neva sangat butuh dukungan
Sedangkan di bawah Alkana langsung meting dengan timnya , karena di bawah sudah ada Dio
" Pagi tuan ", sapa Dio
" Pagi , mulai sekarang saja Neva lagi sakit , aku harus menemaninya ", ucap Alkana
" Baik tuan ", jawab Dio
Bibik terlihat memberikan minuman kepada Dio dan Alkana , Alkana melihat ke arah Bibi
" Bik tolong berikan air putih kepada Neva ya , soalnya tadi air putihnya aku bawa ke bawah ", ucap Alkana
" Baik Tuan ", jawab bibik dan langsung pergi
Alkana langsung memulai meetingnya , tapi sesekali dia melihat ke arah tangga , karena memperhatikan gerak-gerik bibik yang terlihat sibuk
Satu jam berlalu Alkana masih meeting , tapi kembali Alkana melihat bibi yang turun dari atas tangga dan ke arah dapur
" Kamu handle ya Dio ", ucap Alkana saat meeting sudah bisa di handle oleh Dio
" Baik tuan ", jawab Dio
Alkana memutuskan bertanya kepada bibik yang dari tadi terlihat sibuk
" Bik ", panggil Alkana , bibik yang akan ke dapur langsung menghentikan langkah kakinya dan melihat kearah Alkana
" Iya tuan ", jawab bibi dan langsung tersenyum
" Bibik tadi baw Obat ? , obat apa tadi ? ", tanya Alkana yang memang melihat bibik membawa obat
" Itu tuan , nona Neva perutnya katanya mual , makanya minta obat anti mual ", jawab bibik
" Apa mual ? ", tanya Alkana kaget
" Iya Tuan ", jawab bibi
Alkana langsung merasa khawatir dan berjalan kearah Dio dan meniggalkan bibik
" Dio Lo selesaikan meetingnya ya , nanti kalau sudah selesai Lo langsung ke kantor nggak usah pamitan ke gue , gue urus istri gue yang lagi sakit ", ucap Alkana
" Oke bro ", jawab Dio yang saat ini fokus laptopnya langsung
Alkana langsung naik ke atas tangga dan menuju ke kamarnya , Alkana membuka pintu kamar dan tidak menemukan Neva sama sekali
" Sayang ", panggil Alkana dan masuk ke dalam kamar dan celingukan , Alkana melihat pintu kamar mandi yang terbuka dan memutuskan masuk kedalam
Alkana langsung kaget saat melihat Neva yang saat ini sedang muntah-muntah
" Huekk "
" Huekk "
Alkana langsung berjalan dan masuk kedalam lalu memijat tengkuk Neva yang sedang muntah
Alkana tidak jijik melihat Neva yang memuntahkan semua makanan yah tadi di suapi oleh Alkana
" Mas kesana saja , bauk ", ucap Neva
" Nggak apa apa , mau muntah lagi ? ", tanya Alkana yang melihat Neva lemas
" Udah ", jawab Neva dan memegang perut nya yang terasa sakit
" Kenapa sayang ? ", tanya Alkana lagi
" Sakit mas perut aku ", jawab Neva
" Mas bantu berdiri yuk sayang ", ucap Alkana
Neva mengangguk dan Alkana memencet tombol push yang ada di closet , karena Neva tadi muntah di closet
Alkana lali membahasi tananya dengan air dari keran , lalu tanpa rasa jijik Alkana membersihkan mulut Neva setelah selesai muntah
" Udah enakan ? ", tanya Alkana
" Hmm , tapi perutnya masih sakit ", jawab Neva yang terlihat menahan air matanya
Neva adalah anak bontot pantas jika manja saat sakit , dan Alkana anak pertama yang bisa membuat Neva nyaman aslinya
" Apa kita ke rumah sakit saja ? ", tawar Alkana yang khawatir melihat wajah pucat Neva
" Nggak usah mas , Bibi udah kasih aku obat tapi belum aku minum , aku mau rebahan dan tidur ", jawab Alkana
" Ya udah ", jawab Alkana yang langsung menggendong Neva tanpa ragu
Neva menaruh kepalanya di dada Alkana , dan memejamkan mata , Alkana membawa tubuh Neva ke atas tempat tidur
" Minum obat dulu ya sayang , ini obatnya kan ? " tanya Alkana yang mengambil obat yang ada di botol warna hijau
" Hmm ", jawab Neva yang saat ini memang sedang duduk
Lagi lagi Alkana memberikan satu obat dari tanganya dan menyuapkan minuman juga
" Glek "
" Glek "
Neva meminum air putih dan memejamkan mata , karena merasakan obat yang pahit
" Sekarang kamu istirahat ya , mas mau ganti baju dulu ", ucap Alkana yang saat ini memang sedang memakai pakaian kantor
" Mas katanya meting ? ", tanya Neva
" Udah selesai , mas ganti baju dulu nanti mas temani kamu tidur ya sayang , kamu rebahan dulu ", ucap Alakan dan mencium kembali kening Neva lalu pergi ke dalam walk in closet
" Huh ", ucap Neva dan menghela nafas lalu merebahkan badanya