NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta, Suamiku

Mengejar Cinta, Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Harem
Popularitas:18.9k
Nilai: 5
Nama Author: Julia And'Marian

Hanum Salsabiela terpaksa menerima sebuah perjodohan yang di lakukan oleh ayahnya dengan anak dari seorang kyai pemilik pondok pesantren tersohor di kota itu. Tidak ada dalam kamus Hanum menikahi seorang Gus. Namun, siapa sangka, Hanum jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat sosok Gus yang menjadi suaminya itu. Gus Fauzan, pria yang selalu muncul di dalam mimpinya, dan kini telah resmi menikahinya. Namun siapa sangka, jika Gus Fauzan malah telah mencintai sosok gadis lain, hingga Gus Fauzan sama sekali belum bisa menerima pernikahan mereka. “Saya yakin, suatu saat Gus pasti mencintai saya“ Gus Fauzan menarik satu sudut bibirnya ke atas. “Saya tidak berharap lebih, karena nyatanya yang ada di dalam hati saya sampai sekarang ini, hanya Arfira..” Deg Hati siapa yang tidak sakit, bahkan di setiap malamnya suaminya terus mengigau menyebut nama gadis lain. Namun, Hanun bertekad dirinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 17

Matahari baru saja terbit, memancarkan cahaya keemasan yang menyebar melintasi langit yang masih tersisa rona jingga dari fajar. Cahaya itu menyinari pepohonan dan bunga-bunga di taman, menciptakan bayangan yang panjang dan lembut di atas rumput yang masih basah oleh embun pagi. Udara segar dan dingin mengisi paru-paru, membawa aroma tanah yang baru saja disiram oleh embun.

Burung-burung mulai berkicau, menyambut hari baru dengan melodi yang ceria,

Pagi itu, semuanya terasa begitu tenang dan damai, seolah-olah dunia baru saja dibangunkan dari tidurnya.

Gus Fauzan baru kembali ke kamar kost-an itu, semalam setelah kejadian itu dirinya tidak tidur di kamar kost yang drinya pesan, tapi Gus Fauzan malah pergi  kelauar dan tidur di post satpam  bersama dengan satpam yang ada di sana. Beruntung di sana ada sebuah kursi yang di gunakan oleh Gus  Fauzan tidur, sedangkan pak satpam tidak tidur karena menjaga tempat itu, ya walaupun pada akhirnya badannya Gus Fauzan terasa pegal semua.

Dan hujan juga baru reda sebelum adzan subuh berkumandang, dan entah kenapa hujan begitu betah mengguyur kota itu,

Gus  Fauzan meletakkan sebuah kresek yang berisi bubur ayam yang di belinya tadi di atas meja.

"Habis makan kita pulang!" Ucap Gus Fauzan dengan nada datarnya, matanya tidak sedikitpun menatap ke arah Hanum.

Hanum menghela nafasnya kasar, matanya melirik ke arah bubur yang di atas nakas sana, ada perasaan sesak di dalam hatinya sana, dirinya fikir setelah kejadian itu suaminya akan bersikap lembut dan berbeda dari sebelumnya, namun harapannya sia-sia. Nyatanya Gus Fauzan masih bersikap biasanya, bahkan Gus Fauzan tadi malam malah meninggalkan dirinya.

Hanum mencoba memberanikan diri untuk menanyai suaminya. "Mas, tadi malam–"

"Tidak ada yang perlu di bicarakan soal tadi malam. Dan maaf karena saya sudah lancang melakukan hal itu sama kamu. Saya benar-benar khilaf, dan saya berjanji setelah semalam, saya tidak akan pernah melakukan lagi." Sela Gus Fauzan, membuat Hanum tertegun dengan hati yang sakit. Sungguh, suaminya mengatakan hal yang sangat menyakitkan.

"Dan kalau bisa, setelah ini kita akan pindah ke rumah yang ada di belakang pondok pesantren, saya akan bicarakan nanti dengan Abi dan ummi. Dan setelah kita pindah, kita bisa pisah kamar"

Deg

Semakin hancur hati Hanum mendengar itu, tak menyangka suaminya ada berpikiran seperti itu.

Sedangkan Gus Fauzan, dirinya memang sudah memikirkan semua ini dari semalam, dan menurutnya ini adalah sebuah keputusan yang sangat tepat. Lagian, dirinya pria normal, dirinya tidak menjamin jika nanti bisa tahan godaan selama satu kamar dengan Hanum. Rumah yang ada di belakang pondok pesantren, sangat jauh dari ndalem, dan itu tempat strategis menurut Gus Fauzan. Tidak akan ada yang ke sana, hanya beberapa orang saja, itu juga kalau ada acara kebersihan.

"Dan satu lagi, jangan pernah berharap saya akan mencintai kamu. Mau saya sudah melakukan hal tersebut dengan kamu sekalipun saya tidak akan pernah memiliki perasaan apapun dengan kamu."

Deg

Hanum memejamkan kedua bola matanya dengan air mata yang sudah menetes di pipinya. Apa yang di katakan suaminya sungguh menyayat hatinya.

Jadi, tidak ada harapan baginya untuk merebut hati suaminya?

"Sudah jangan di bahas lagi. Karena sampai kapanpun kita akan tetap seperti ini. Kamu makan, lima belas menit lagi temui saya di depan, saya menunggu di mobil." Ucap Gus Fauzan dan setelah mengatakan itu Gus Fauzan berlalu pergi dari sana.

Dengan langkah gontai, Hanum melangkah ke tepi jendela, tangannya bergetar memegang gorden yang terasa begitu berat. Matanya yang sembab menatap ke luar, mencari-cari sesuatu yang mungkin bisa menghibur hatinya yang hancur.

Namun, yang terlihat hanyalah langit yang kelabu dan pepohonan yang daunnya mulai gugur, serupa dengan hatinya yang perlahan luruh.

Air mata mulai mengalir deras, membasahi pipinya yang pucat. Dengan suara yang tercekat, Hanum berbisik lirih, "Mengapa semuanya harus be seperti ini?"

"Mengapa aku harus merasakan sakit seperti ini?"

"Ya Allah, kenapa suamiku seperti itu? Kenapa suamiku bukan seperti yang aku sebut di dalam doa-doaku?"

Kata-kata yang terlontar dari mulut suaminya, membuat dada Hanum serasa ditusuk ribuan jarum.

Dia mengepalkan tangannya, mencoba untuk kuat, namun lututnya terasa lemah dan tak berdaya. Hanum terduduk di lantai, memeluk lututnya, menangis tanpa suara. Di sudut hatinya, dia berharap ini hanya mimpi buruk yang segera berakhir. Namun, kenyataan pahit terus menghantam, tak ada yang bisa mengubahnya.

Ternyata sesakit itu mencintai seseorang yang sama sekali tidak mencintainya. Terlebih orang itu suaminya sendiri, bahkan suaminya malah mencintai orang lain.

*

Di dalam kabin mobil yang tertutup rapat, Hanum dan Gus Fauzan terduduk bersebelahan tanpa suara. Suasana dalam mobil begitu hening, seolah-olah udara pun berhenti mengalir.

Gus Fauzan hanya menatap lurus ke depan, matanya tidak berkedip, mengemudi dengan ekspresi datar.

Sementara Hanum, yang duduk di sisi penumpang, memandang keluar jendela dengan raut wajah yang sulit dibaca. Bibirnya rapat, dan tangannya yang biasanya lincah bergerak, kini terlipat kaku di pangkuannya.

Sesekali Hanum menoleh, mencuri pandang ke arah Gus Fauzan,  mencoba membaca apa yang tersembunyi di balik keheningan itu.

Namun, Gus Fauzan  seolah terbuat dari batu, tidak memberikan tanggapan atau isyarat apa pun. Kilometer demi kilometer dilalui dengan latar belakang suara mesin mobil yang monoton, menambah tekanan pada keheningan yang sudah terasa berat.

Kesabaran Gus Fauzan  mulai terkikis, kerongkongannya terasa kering, ingin sekali dia memecah keheningan, namun kata-kata yang biasanya mudah terucap, kini terasa begitu berat. Di sisi lain, Gus Fauzan  terus terpaku pada pemandangan lurus di depannya,  seolah mencari sesuatu yang bisa mengalihkan dari situasi yang membara di dalam mobil. Keheningan itu tidak hanya memisahkan mereka, tetapi juga seolah mengikat lidah dan membekukan waktu di antara mereka.

Dan tidak lama, ponsel milik Gus Fauzan berdenting, membuat pria tampan itu langsung mengambil ponselnya yang ada di dashboard sana, dan langsung mengambilnya.

Hanum bisa melihat, ekspresi wajah suaminya yang semulanya datar kini berubah menjadi cerah. Bahkan pria tampan itu tersenyum.

Suatu hal yang sangat jarang di lihat oleh Hanum.

Gus Fauzan, dirinya baru saja mendapatkan pesan dari Arfira, jika gadis itu sudah menunggunya di sebuah taman yang ada di kota Jakarta. Dan Gus Fauzan mengiyakan saja, karena dirinya juga  tidak jauh dari taman tersebut.

Gus Fauzan meletakkan ponselnya di atas dasboard lagi, lalu menghentikan laju mobilnya.

Hanum mengerutkan keningnya, tapi dirinya tak bertanya, menunggu suaminya berbicara.

Gus Fauzan menoleh ke arah Hanum.

"Kamu turun di sini. Pesan taksi, saya ada urusan mendadak, jadi kamu pulang naik taksi."

Hanum terkesiap,  "mas, kamu mau kemana? Ummi kan udah nungguin kita–"

"Kamu tidak dengar apa yang saya katakan? Jangan banyak protes Hanum, kalau kamu mau jadi istri yang baik, kamu turuti apa kata saya. Buat saya senang, bukan malah buat saya ilfil sama kamu" sentak Gus Fauzan dengan geraman.

Hanum menganggukkan kepalanya, lalu turun dari mobil itu,

Gus Fauzan bahkan tidak mengatakan apa-apa lagi, pria itu langsung melajukan mobilnya pergi meninggalkan Hanum...

...

1
Uthie
gak nyangka Laila sama aki-aki sihhhh 😁
Reni Septianing
bingung aku tuh jadinya..
Reni Septianing: soalnya pelakunya belum terungkap, trs si Laila juga nulisnya kepotong 😁😁
Julia and'Marian: bingung kenapa?
total 2 replies
Rina Nurvitasari
ceritanya bagus keren seru👍👍👍
Eva Karmita
pantas ustadz Dafa merasa ketakutan dan tidak nyaman ternyata pelakunya Abi nya sendiri
Yeni Wahyu Widiasih
Luar biasa
Uthie
lohhh koq... malah pelaku nya kaya berumur gtu tahh??
Uthie
Wahhhh.. koq seperti ada tokoh yg lainnya lagiii yaa itu???? 🤨🤨
Uthie
Wahhh... gak nyangka banget iblis berkedok alim ulama itu ternyata ust Dafa tohh??? 🤨

sy kira malah ust Fajar.... 😁
Uthie
Nahhh... ini diaa yg bikin penasaran 🤩🤩👍
Julia and'Marian: hehehehe
total 1 replies
partini
ma"af deh , lupa kalau ada kamu 🙄 bisa lupa ma istri ada model Gus kaya gitu,, di tempat Gus nya malah doyan nikah siri dah 2 kali
ma istri dah di kasih anak 5 4 perempuan 1 laki laki,,nah hus kaya gitu kurang apa yah
Reni Septianing
kayaknya ust. dafa tahu kalo santri yg meninggal ada kejanggalan.
Uthie
Ini part nya ketuker atau bagaimana yaa.. ???
koq aga bingung nyambungin nya sedari part meninggal nya santriwati yg keguguran itu?!?? 🤔

kemarin tiba-tiba loncat Hanum persiapan acara di pesantren (kaya gak ada kematian santriwati itu!)
Lalu.. Hanum disuruh ke pasar sama ust Dafa lalu Fauzan cemburu...

dan sekarang malah di RS ????
Uthie: Ohh gtu.. oke.. 😁👍
Julia and'Marian: kak ada yang tertinggal, dan lagi di tinjau babnya. aku salah up, kemarin udah aku buat ku simpan di draft, ternyata judulnya sama. dan aku malah gak lihat-lihat langsung up. maaf ya!!!
total 2 replies
Uthie
btw... koq cerita kelanjutan yg kematian santriwati itu gak dilanjutkan lagi proses penyelidikan nya yaa Thor? 🙏🙏🙏😟
Julia and'Marian: ya Allah kak, aku salah bab. Bab nya emang udah aku simpan di draft, karena udah aku tulis, tapi judul babnya sama. maaf ya... bisa ulang lagi. udah aku ubah barusan
total 1 replies
Uthie
Jiiiaahhhh.... ada yg lagi posesif abissss nii ceritanya 🤩🤩🤩🤩😁
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
kayaknya disengaja deh.... ayo usut tuntas....
Uthie
Yaa Alloh... innalilahi... jahat banget itu pelaku nya 😡😡😡😡
Reni Septianing
innalillahi wa inna ilaihi raji'un.. ayo gus fauzan ma Hanum usut tuntas kenapa santri tersebut sampai meninggal.pinisirin kan jadinya
kalea rizuky
semoga kebongkar lah biar ortunya tau fauzan g sebaik yg dikira hmmmm kasian lo ma istri nya q np dia jd bego mau aja di bodohin ustadz kw
Elvi Mareni
tambah thor up nya
Julia and'Marian: gak sampe 20 pun🥹
total 1 replies
lily shanum salihah
lanjut 🥰🥰🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!