Perjalanan Xiao Chen dan Ling Ye, dua pendekar naga yang akan menjelajahi dunia untuk menumpaskan semua Iblis dan membela kemanusiaan.
inilah kisah suka dan duka 2 pendekar naga yang akan menjadi Legenda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12: Guru Gila dan Diagnosa Konyol
Pria berbaju merah menyala (Bos) mendekati dua sahabat yang terkapar tak berdaya di dasar hutan. Xiao Chen terbaring telungkup, tertindih brutal di bawah tubuh Ling Ye yang gempal. Mereka terlihat seperti tumpukan pakaian kotor yang tiba-tiba jatuh dari dahan.
Di belakangnya, pria berbaju abu-abu (Pengikut Jubah Abu-abu) mendarat dengan keheningan total di tanah, aura Qi-nya begitu terkendali hingga seolah ia adalah bagian dari bayangan hutan.
Pria berbaju merah itu berjongkok santai, jari telunjuknya menusuk-nusuk punggung Ling Ye.
"Hei! Bocah gendut! Bangun! Kau menindih mainanku!" serunya dengan nada riang dan tanpa empati.
Ling Ye, yang baru saja mendapatkan kembali kesadarannya setelah benturan keras, menggerang kesakitan.
"Aduh... punggungku..." Ling Ye perlahan menggulingkan tubuhnya ke samping, melepaskan Xiao Chen dari tekanan mematikan itu.
Xiao Chen, begitu bebas, langsung terbatuk hebat dan terkapar telentang di lumpur. Wajahnya meringis kesakitan, bukan hanya karena benturan, tetapi karena dampak gravitasi dari tubuh Ling Ye.
Ling Ye segera melompat berdiri (dengan susah payah) dan memasang ekspresi protektif di depan Xiao Chen. Ia menatap pria berbaju merah dan abu-abu itu dengan tatapan penuh waspada yang lucu karena wajahnya masih pucat.
"Siapa kau?! Jangan mendekati kami!" Ling Ye berteriak, sambil menggenggam erat Batu Naga Putih di sakunya.
Pria berbaju merah itu hanya terbahak keras, tawanya menggelegar dan bebas. "Hahaha! Anak ini lucu sekali! Aku datang untuk menyelamatkanmu, dan kau malah mengancamku? Dasar tidak tahu terima kasih!"
"Menyelamatkan? Kau yang mengintai kami!" balas Xiao Chen, suaranya masih serak dan parau karena tertindih. Ia berusaha bangkit, tetapi kakinya gemetar.
Pria berbaju merah itu mengabaikan protes mereka. Dengan gerakan lentur dan cepat, ia melompat ringan mendekati Xiao Chen. Sebelum Xiao Chen sempat bereaksi, pria itu sudah meletakkan dua jarinya di Dantian Xiao Chen dan dua jari lainnya di Dantian Ling Ye (ia harus membungkuk sedikit untuk menjangkau Ling Ye).
Aura merah menyala yang liar dari pria itu, dan aura abu-abu yang tenang dari rekannya (yang kini berdiri siaga), mengelilingi kedua sahabat itu.
Xiao Chen dan Ling Ye mematung, ketakutan murni membuat mereka tidak bisa bergerak. Mereka merasakan gelombang Qi dahsyat memasuki meridian mereka.
Setelah beberapa detik, pria berbaju merah itu melepaskan jarinya dan menggelengkan kepala dramatis.
"Kacau! Sangat kacau!" serunya, menepuk jidat seolah baru melihat bencana terburuk di dunia.
"Apa yang kacau?" tanya Ling Ye, semakin panik.
Pria berbaju merah menunjuk Xiao Chen dengan ekspresi pura-pura jijik. "Kau anak kecil yang bernama Xiao Jenius si bocah Pemalas! Level Qi-mu secara alami melampaui Pondasi Dasar! Tapi kau disegel! Segel yang cukup kuno dan dibuat oleh orang yang cukup kuat! Aku harus mengakui, teknik kamuflase ini brilian, tetapi eksekusi hidupmu sedikit mengerikan!"
Bos sepertinya dapat melihat Sesuatu ketika melihat dan mengecek dantiannya.
Xiao Chen dan Ling Ye melotot tak percaya. Pondasi Dasar? Itu adalah level yang dicapai oleh Master Sekte mereka!
Pria itu kemudian menoleh ke Ling Ye, senyumnya kembali licik. "Dan kau, Raja Bakpao Gendut! Kau membawa Batu Naga Putih (Yang) di sakumu! Qi pertahananmu sudah mencapai Level Pemurnian 1, tetapi tubuhmu masih terlalu lambat dan lunak! Potensi pertahananmu setinggi langit, tapi kau bahkan tidak bisa lari dari lalat!"
"Hei! Aku tidak gendut! Aku padat dan berisi nutrisi!" protes Ling Ye, mencoba menyanggah deskripsi brutal itu, meskipun ia tahu pria itu benar.
"Diam! Aku sedang menganalisis masa depanmu!" bentak pria berbaju merah. "Kalian berdua adalah Artefak Hidup. Satu adalah Pedang Mematikan yang disegel, yang lain adalah Perisai Tak Terhancurkan yang sedang tidur! Dan kalian membiarkan diri kalian dikejar-kejar anjing liar Faksi Pedang Bayangan?"
Pria berbaju abu-abu di belakang mereka berdeham pelan. "Bos, waktu kita terbatas. Bukannya kau ingin pergi sebentar untuk berjalan-jalan."
Pria berbaju merah menyeringai lebar, menatap lurus ke mata Xiao Chen. "Baiklah. Ini tawaranku. Aku tidak peduli dengan dendam konyolmu. Aku hanya tertarik pada potensi kalian dan Artefak Yin-Yang itu. Ikutlah denganku!"
"Ikut ke mana?" tanya Xiao Chen, memegang erat Pedang Kayu yang tiba-tiba terasa jauh lebih berat.
"Ke Jalur Langit!" jawab pria berbaju merah itu, nadanya kembali menjadi riang gila. "Di sana, aku akan meremukkan kemalasanmu dan mengubah kegemukan temanmu menjadi baja murni. Aku akan mengajarkan kalian cara mengendalikan kedua Batu Naga itu, dan yang paling penting..."
Ia mendekat, matanya berkilauan seperti api liar.
"...Aku akan memberimu kekuatan untuk membalas dendam yang adil."
Xiao Chen dan Ling Ye saling pandang. Mereka melihat desa yang hancur, ayah yang tewas, dan dua pecahan batu kuno yang mereka bawa. Mereka tidak punya pilihan lain.
"Baik!" bisik Xiao Chen, rasa sakit dan tekad bercampur di matanya "Kami ikut."
"Bagus! Sekarang, bawa temanmu itu. Dan jangan lupa..." Pria berbaju merah itu menunjuk ke bawah kaki Xiao Chen. "Pedang Kayu lusuh itu adalah kunci warisanmu. Jangan sampai hilang!"
Ling Ye, yang kini sepenuhnya termotivasi oleh janji baja murni dan balas dendam, segera menoleh ke Xiao Chen.
"Ayo, Xiao Chen! Aku akan menggendongmu kali ini!"
"Tidak perlu! Aku sudah baikan!" tolak Xiao Chen.
"Tidak! Kau pingsan karena aku! Ini adalah tanggung jawab Raja Makan!" Ling Ye bersikeras.
Pada akhirnya, di bawah tatapan geli pria berbaju merah, Ling Ye yang baru mencapai Pemurnian Level 1, harus menggendong Xiao Chen yang sadar sejenak lalu pingsan kembali. sementara Pria Berbaju Merah tertawa lepas.
Era pelatihan yang aneh dan brutal di bawah mentor gila, Bos, baru saja dimulai.
makanya pembaca langsun hiatus