Nayara seorang gadis yatim piatu, keluarganya sudah dibasmi oleh pelakor dan juga putrinya ketika umurnya baru 13 tahun. Nayara kecil juga nyaris mati setelah didorong di jalan raya ketika ada mobil sedang lewat dengan kecepatan tinggi.
Namun Tuhan tidak mengambil nyawanya karena gadis kecil itu harus membalas ketidakadilan yang terjadi padanya.
Nayara tumbuh menjadi gadis yang memiliki sejuta pesona, dan memiliki kecerdasan yang luar biasa. Dengan kemampuan yang dimiliki dia bisa bekerja dan diterima di perusahaan besar milik Morgan, yang tak lain adalah suami Briana(Kakak tiri)
Langkah awal Nayara dimulai dengan mendekati Morgan, lelaki yang terkenal dingin. dan berusaha keras untuk mendapatkan lelaki tampan nan gagah itu. Akankah Nayara bisa menjerat Morgan dengan pesonanya?
Seberapa kejam pembalasan yang Nayara lakukan pada Briana?
Apakah Nayara akan menikahi kakak iparnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isti arisandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Moment hangat di pagi hari
Mentari sudah menampakkan diri, cahayanya yang hangat menembus celah yang sengaja dibuat untuk memberi vitamin D pada setiap ruangan.
Nayara menggeliat senang, dia akan kembali pulang pagi ini. Nayara rindu oseng kangkung buatan Bibi, Nayara juga rindu sambal terasi, tempe goreng disajikan bersama sayur asam.
Nayara beranjak membuka jendela, mengintai aktifitas orang disekitar hotel. sambil menelepon bibi karena rasa rindunya yang besar.
"Hallo Nay, Aunty rindu kamu sayang."
"Aunty, apa kabar disana?"
"Baik Nay, kamu sendiri bagaimana? Jaga kesehatan kamu ya!"
"Iya, Aunty."
"Nay, Aunty ingin tahu sudah sejauh apa kamu melangkah? Apakah kamu butuh bantuan? jika iya biar Uncle mengirim seseorang untuk membantumu. Aunty khawatir orang-orang licik itu mengenalimu."
"Tidak perlu Aunty, Nayara pasti bisa melakukannya, meski cara Nayara sedikit lambat, itu semua karena Morgan sangat mencintai istrinya, lelaki itu sangat berkuasa, jika dia tahu aku berniat melukai istrinya dia akan menyerang ku dan aku akan habis, Aku harus membuat dia jatuh cinta padaku dulu, Aunty."
"Oh begitu ya? jadi kamu mau jadi pelakor gadis nakal?" canda bibi di seberang sana.
"Apapun akan aku lakukan untuk membalas penderitaan yang dialami oleh papa dan mama. Bukankah bibi selalu bilang dia sangat jahat, dia penyebab mama dan papa mati."
"Benar Nayara, Aunty tidak berbohong sedikitpun, kamu harus habisi keluarga itu dan ambil lagi milikmu yang masih tersisa."
Setahu Nayara Briana tidak bekerja di perusahaan karena wanita itu tidak kompeten di bidangnya, tapi wanita itu memiliki asisten yang mengelola perusahaan.
Perusahaan yang dulunya begitu besar kini tinggal beberapa karyawan saja yang masih bekerja.
Sedangkan Diana, sebentar lagi dia juga akan kembali pulang, sebenarnya di Singapura dia tidak sakit, wanita itu hanya bersenang-senang menikmati liburan sambil mencari berondong yang setiap saat memuaskan dirinya.
"Nay, kabari aunty jika butuh sesuatu. Ingat kamu tidak sendiri."
"Siap, Aunty."
'Maaf Aunty, mungkin nayara akan memberi kabar, jika balas dendam ini sudah berhasil.'
Panggilan pada aunty berakhir, Nayara tersenyum melihat orang yang tak jauh darinya, lelaki itu terus menatap, seolah bertanya 'sedang menelepon siapa?'
Morgan tadinya juga berniat melakukan hal yang sama, membuka jendela dan ingin menikmati pemandangan kota di pagi hari. Tak tahunya Nayara sudah lebih dulu melakukan hal itu.
"Sayang!" Briana memeluk Morgan dari belakang. Wanita itu senang semalam sudah kembali lebih dulu daripada suaminya.
Seingat Briana semalam dia tidur begitu lelap dalam pelukan Akio, melakukan yang seharusnya tidak terjadi. Lelaki muda yang perkasa. Namun Briana sedikit kecewa karena milik Akio tak sebesar milik Morgan. Hal yang sama pasti dirasakan oleh Akio, dia merasakan milik Briana tidak menjepit lagi.
Akio segera membawa Briana dengan bantuan asistennya menuju kamar Morgan, Akio juga tidak bodoh membiarkan semuanya diketahui rekan bisnisnya begitu saja.
"Tubuhmu bau alkohol, Mandilah!" perintah Morgan.
"Ya, aku bosan menunggumu. Sayang, jadi aku putuskan untuk memesan minuman," kata Briana. Biasanya dia akan terus ngambek, tapi dosa besar yang dilakukannya membuat wanita itu ketakutan.
Briana tidak kunjung pergi, dia semakin mengeratkan pelukannya di pinggang morgan. "Sayang, aku tidak suka kamu terlalu dekat dengan sekretaris itu."
"Kenapa kamu sekarang bersikap bodoh, bukankah hubungan sekretaris dan atasan memang selalu dekat? kalau tidak dekat bagaimana kita bisa bekerja sama."
Entah kenapa Briana mendadak menjadi takut Morgan berpaling. Nayara terlalu sempurna dia masih single, pintar dan juga cantik.
"Aku melakukan ini semua karena aku mencintaimu. Aku tak ingin ada wanita lain yang membuatmu bahagia selain aku." Briana menyusupkan tangannya di balik kemeja Morgan.
Morgan menyingkirkan tangan Briana karena dia tidak mau Nayara melihatnya.
Nayara yang tau ada Briana di belakang Morgan dia segera menutup jendela.
Nayara tidak mau menjadi saksi kemesraan atasannya.
Melihat Nayara menutup jendela dengan buru-buru Morgan jadi tak enak hati.
"Mandilah cepat, setelah itu kita kembali pulang," kata Morgan.
"Tidak mau, aku ingin sebelum pulang kita melakukan satu kali lagi dan sangat lama, sebagai ucapan selamat tinggal untuk Tokyo."
"Baiklah, tapi kamu mandi dulu, aku tidak semangat, jika masih ada aroma alkohol di tubuhmu."
"Aku mau di gendong ke kamar mandi."
Morgan menarik nafas panjang. Baru sadar kalau istrinya terlalu manja. "Baiklah."
Morgan mengangkat tubuh Briana dan membaringkannya ke bathup setelah membantu melepas baju kusut yang menempel ditubuhnya karena dipakai bercinta bersama Akio.
"Kita mandi bersama. Bukankah sudah lama kita tidak melakukannya." Briana menahan tubuh Morgan yang menjauh.
Morgan mengangguk setuju atas permintaan istrinya. "Baiklah, aku akan mengambil handuk dulu.
Tak la Morgan sudah kembali, lelaki itu telah melepas semua pakaian yang melekat ditubuhnya, mengganti dengan handuk kecil yang melilit di pinggang menutupi aset berharganya.
Sampai di dalam bathup Morgan segera melepas handuknya dan menenggelamkan diri bersama Briana.
"Sayang, aku sangat rindu moment seperti ini.
"Sama, aku juga." Morgan tersenyum, lalu mulai membelai wajah Briana yang nampak sangat senang karena keinginannya selalu dituruti.
"Sayang, kapan berita gembira itu kau kabarkan padaku?"
"Bersabarlah, kita baru menikah dua bulan," kata Briana pura-pura memasang wajah sedih, padahal dia setiap hari selalu minum pil penunda kehamilan itu.
Pagi ini Morgan dan Briana kembali meneguk manisnya cinta. Morgan yang tadinya agak malas karena masih mengantuk, dengan lihai Briana menggoda dan memainkan pusakanya.
"Uhmm." Morgan melenguh kala senjata pamungkas dimainkan oleh Briana tanpa henti.
Setelah milik Morgan tegak sempurna seperti menara, Briana segera duduk di pangkuannya dan menenggelamkan semua milik Morgan ke miliknya.
Briana menggigit bibirnya karena merasakan miliknya begitu penuh dan sesak. Beberapa kali dia melenguh dan mengerang nikmat.
Rasa bersalah pada suaminya membuat semangat Briana makin berkobar untuk menyenangkan Morgan. Dia tidak mau lelakinya tidak puas dengan permainannya.
***
Melihat kemesraan Morgan dan Briana membuat mood Nayara memburuk, Nayara Tiba-tiba tidak betah di dalam kamar.
Nayara juga merasa jenuh, banyak angan yang ingin dia capai. Namun, sampai detik ini belum ada yang berhasil dia gapai.
Dia benar-benar bodoh dalam hal merayu laki-laki. Nayara berfikir apakah dia harus jujur pada Novi dan belajar padanya cara menarik perhatian Morgan, karena setahu Nayara gadis itu sudah memiliki kekasih, atau pada Rangga yang sudah menaklukkan banyak perempuan.
Nayara berjalan menuju kafe yang masih ada di wilayah hotel, dia ingin sarapan roti sambil memesan minuman hangat.
Baru saja duduk dan melihat buku menu yang tersaji, Nayara melihat Rangga sedang duduk memangku wanita.
Rangga segera menurunkan wanita berkulit putih di pangkuannya dan menyuruhnya pergi.
Rangga lalu menghampiri Nayara yang sendiri dengan wajah cemberut. Rangga mengira Nayara cemburu padanya karena kepergok bermesraan.
"Nay, sendiri saja." tanya Rangga sambil mengedarkan pandangan ke area parkiran.
"Iya, aku lebih suka sendiri. Bukankah sendiri itu bebas, tanpa beban, tidak perlu merasa cemburu, sakit hati, atau terluka," kata Nayara yang membayangkan Morgan kini tengah memadu kasih bersama saudara tirinya.
Rangga tersenyum salah paham. "Nay kau cemburu?!"
"Tidak, aku tidak boleh cemburu pada siapapun," kata Nayara kembali melihat buku menu, membaca satu persatu dari atas hingga bawah.
"Tapi wajahmu jutek, awas cantiknya surut loh," ujar Rangga menggoda.
Thor kau survei sejuta lelaki manapun pasti 100% tidak ada yang mau punya pasangan kayak bayaran
Thor kau kira wanita saja yang punya harga diri , saat ditolak dan direndahkan didepan wanita lain pasti kalian tidak akan Terima
begitu juga lelaki pasti direndahkan dan ditolak didepan pria lain, kalau kau konsisten dengan karakter Morgan, 100% lelaki kayak Morgan tidak bakalan mau punya pasangan kayak nayara
*coba sebutkan 1 hal saja yang membuat Morgan beruntung dapat nayara?
tapi kalau kesialan banyak, dipermalukan, direndahkan, dijadi budak cinta, disakiti, dibuat semaunya, jika dibutuhkan diambil tapi jika tidak butuh dibuang begitu saja
Morgan kalau lelaki punya harga diri dan akal pasti tidak akan mau punya istri kayak nayara
itu fakta