DRAGON PRINCE SCANDAL

Devi yang sudah takut dan panik tidak mampu untuk menjawab, Dia cepat menjauh menuju walk in closet dia terpaksa memakai piyama milik Gurkha, karena tidak menemukan pakaian yang sesuai untuknya.

"Cepatlah keluar sebelum pikiranku berubah." Devi melonjak kaget ketika mendengar suara Gurkha berada di belakangnya. Dia cepat berlari ke pintu dan keluar dari kamar mandi. Tapi, aarrrggghhh.....

Sebuah pukulan sayap membuatnya tersungkur ke lantai, tubuhnya jatuh terlentang, segalanya terlihat kabur, air matanya terbentuk penampakan prisma bak cahaya berlian, berbias seperti pelangi, dia berteriak sangat keras ketika seekor Naga menyeret dirinya kesebuah kamar kosong.

Kesadarannya menghilang, Devi terus diseret oleh seekor Naga Api. Sang Naga naik ke tempat tidur setelah melemparkan tubuh Devi yang telah pingsan ke atas kasur.

Naga Api merobek piyama Devi dengan kasar. Naga itu sangat liar dan terburu-buru.

"Plaakk...plaakk...plaakk... plaakk

Suara tamparan dari tangan Gurkha datangnya bertubi-tubi, membuat pekikan tersendiri bagi seekor Naga. Mata Naganya memerah, dia sangat murka ketika seekor Naga lancang, berniat memperkosa Devi. Hampir saja Gurkha menembak Naga Api itu. Untunglah dia cepat sadar, atas keberadaannya sekarang. Tentu dia harus menghindari masalah yang akan membuat dirinya berubah di siang hari. Dia tidak ingin ada orang tahu siapa dirinya.

"Enyah kau dari sini, sebelum pikiranku berubah. Mulai sekarang gadis ini adalah pengantinku, istriku!. Jangan kau berani menatapnya, apalagi menyentuhnya." seru Gurkha dengan gusar.

"Maaf Gurkha, aku bersalah, aku kira gadis itu bukan milikmu." sahut Naga itu dengan ketakutan yang luar biasa.

Kalau dulu setiap ada gadis perawan Gurkha tidak mau menculiknya dan menyentuhnya, dengan alasan takut istrinya dibakar. Ntah kenapa saat ini Gurkha marah ketika gadis ini ingin dikawini, apa istimewanya gadis ini? apa benar gadis ini istri Gurkha? pikir Goreon penuh tanda tanya.

"Pergi kau, jangan kau sebarkan berita ini ke kakek. Katakan aku telah mati." guman Gurkha dingin, ingin dia membunuh Naga itu, tapi itu tidak mungkin karena Naga itu salah satu pengawalnya, yaitu Goreon.

"Baiklah, jika kau sudah kawin, kau berhak pulang ke habitat kita. Bawa istrimu sampai anakmu lahir."

"Jangan mengguruiku, aku punya kehidupan sendiri. Aku manusia, bukan Naga yang harus membakar istrinya setelah melahirkan. Aku tidak akan pulang kembali."

"Kamu adalah Pangeran Naga Api, yang tetap harus kembali untuk meneruskah Trah Naga Api, jika istrimu melahirkan Naga, maka anakmu berhak menjadi Raja Naga Api. Jika dia seorang manusia, dia berhak memilih tempat tinggal."

"Aku lahir sebagai manusia, istriku seorang manusia yang ningrat, jadi kemungkinan besar anakku adalah manusia."

"Tapi jika kalian meniru aku, dengan cara menculik seorang gadis, aku bersumpah akan membunuh kalian. Kita memang dari habitat yang sama, tapi misi dan visi kita berbeda. Aku mengawini manusia, tapi tidak akan membakarnya jika kelak melahirkan. Aku akan mendampingi istriku sampai maut memisahkan kita."

"Aku salut padamu, semoga khayalan mu menjadi kenyataan." kata Goreon menyemangati Gurkha. Naga pun punya prinsip.

Naga Api itu mohon diri dengan rasa kecewa. Dia berjalan keluar, melesat tinggi ke angkasa. Gurkha berdiri di balkon memandang ke langit. Ada rasa sedih menggelayuti hatinya. Dia cepat ke kamar kosong mencari Devi untung tadi dia cepat keluar dari kamar mandi, kalau tidak, Devi sudah di perkosa oleh Goreon.

Seandainya itu terjadi, Devi harus di

bunuh karena itu aturan dari Naga.

Tidak boleh ada Naga beristri dua, dia harus membakar istrinya setelah melahirkan. Setelah musim kawin tiba dia baru boleh kawin lagi. Istri Naga juga tidak boleh berselingkuh, karena menjaga ke istimewaan dari keturunannya.

Gurkha menggendong Devi, serta membawanya ke kamar. Wanita itu masih pingsan, Devi pasti trauma berat melihat Naga lagi. Mungkin dia harus pergi mencari rumah baru yang tidak mengingatkan Devi akan Naga atau peristiwa yang membuat dia trauma. Setelah menyelimuti Devi, Gurkha mengambil ponselnya dan memesan makanan.

Dia bingung harus memesan makan atau minum apa, dia belum tahu apa kesenangan wanitanya. Rumahnya kebetulan sepi, karena sudah tiga hari semua pembantu pulang ke kampung alasannya hari raya. Jadi kalau Gurkha mau makan, dia pesan lewat Online.

Tidak menunggu begitu lama paket makanan sudah diantar oleh Ojol. Nasi capcay spesial seafood dan Jus mix serta air mineral, serta buah. Makanannya cukup sederhana bagi orang yang se kaya Gurkha. Buat apa bermacam-macam makanan, yang di makan cuma satu piring makanan. Apa mau pamer di Instagram sama di Facebook, mubazir, buang-buang uang saja.

Gurkha masuk ke kamar dan melihat Devi sudah sadar. Dia menaruh semua makanan itu di atas meja yang berada di samping.

"Sayank makanlah, kamu tidak boleh menolak untuk makan. Aku akan memaksamu kalau kamu menolak."

"Aku tidak sudi makan." teriak Devi.

Gurkha mengunci pintu. Bau musk keluar dari tubuh Pria itu. Sangat maskulin dan Sexy. Dia membuka piyamanya, dan meninggalkan boxer saja. Dadanya yang sixpack sungguh menggoda penglihatan. Seluruh yang ada pada diri Gurkha membuat para wanita melayang. Pria itu sangat sempurna.

"Apa maumu, bebaskan aku. Aku akan bunuh kau. Kau atau aku yang mati." ancam Devi ketus. Gadis itu beringsut ke pojok ranjang, dia tidak main-main dengan ancamannya.

Gurkha naik ke ranjang, dia berbaring perlahan memamerkan tubuhnya yang sexy, sebuah tatto naga yang menyemburkan api terlukis indah berada di punggung laki-laki itu.

"Aku paksa atau kau menurut Devi!"

"Bunuhlah aku!" sahut Devi dingin. Dia pasrah antara hidup dan mati.

Gurkha memiringkan badannya, tangannya menopang kepalanya. Kini wajahnya tidak jauh dari Devi. Tangan kanannya berayun, sekali sentak tubuh Devi yang gemetaran sudah berada di pelukannya. Devi berontak tapi tenaganya sirna. Dia betul-betul tidak berdaya.

"Makan atau aku perkosa kau." bisik Gurkha mengecup bibir Devi.

"Lepaskan aku, mulai hari ini aku makan sendiri, jadi jangan sentuh aku." sahut Devi menolak dada Gurkha.

"Banyaklah makan supaya badanmu tambah empuk." kata Gurkha seraya bangun dari ranjang.

Disamping takut di genjot terus, Devi memang sangat lapar. Dia makan dengan lahap, dan cepat. Gurkha tersenyum melihat wanitanya mau menyantap makanannya. Dia pura- pura tidak tahu supaya Devi tidak malu. Sungguh hari ini Devi sangat rakus.

Selesai makan Devi kembali ke tempat tidur. Dia ingin melanjutkan tidurnya, dia masih ngantuk karena tadi malam Gurkha tidak memberi kesempatan tidur.

Melihat Devi berbaring lagi, Gurkha ikut naik ke tempat tidur. Ternyata Devi sudah tidur, suara nafasnya terdengar sangat halus.

Perlahan Gurkha merobek apa yang menutupi tubuh Devi, dia berhasil kembali merenggut piyama Devi dan tanpa rasa iba. Atas sedikit paksaan dan sedikit kesulitan, akhirnya Gurkha bisa menancapkan kembali tiang kekuasaannya atas lahan yang diklaimnya sebagai miliknya.

Gurkha tersenyum puas, dia begitu liar, tubuhnya seperti ular membelit tubuh Devi. Dialah laki-laki pertama yang menembusnya, dia sangat bangga akan dirinya dan membuat wajah pria itu semakin beringas. Devi membuka matanya dan menangis, tubuhnya terus diguncang guncang tanpa henti.

Wanita itu tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun, matanya menatap memelas pada Gurkha yang terus mengguncang-guncang tubuhnya. Gurkha memicu hasratnya semakin cepat. Dia lalu mendengus pendek berulang-ulang dan mendeburkan keperkasaannya. Air mata Devi bergulir jatuh, dia berharap tubuhnya lenyap di telan Bumi, atau dia sesak nafas akut dan meninggal dunia.

Gurkha kembali merengkuhnya, dia menghapus air mata Devi, mencium bibir gadis itu dengan kelembutan, berusaha memacunya, lagi dan lagi, lalu kembali mengempasnya dengan ombak nafsu bergulung-gulung, tanpa mau peduli kehancuran Devi.

*****