Ketika mimpi tidak sesuai dengan realita!
Kaira, seorang gadis sederhana, tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis ketika dinikahi oleh pria kaya keturunan bangsawan terhormat, Kairo Archipelago Attar. Pria yang selama ini tampak ramah dan penuh pesona justru menunjukkan wajah aslinya setelah mereka menikah.
Bagi Kairo, Kaira bukanlah istri—melainkan pion. Tujuannya hanya satu: membuka kedok para pengkhianat dalam keluarga bangsawan Archipelago Attar, meski harus mempertaruhkan nyawanya sendiri.
Namun, pernikahan itu menyeret Kaira ke dalam pusaran intrik, politik, dan dendam. Ia menerima penghinaan dan perlakuan kasar dari keluarga bangsawan yang membencinya. Di tengah kekacauan itu, hanya satu pertanyaan yang terus menghantui:
Apakah Kairo akhirnya akan membuka mata dan melindungi istrinya?
Atau tetap memilih mengorbankannya demi rencana yang sudah ia bangun?
“Aku menikahi mu untuk menghancurkan mereka… tapi justru aku yang hancur karena mencinta mu.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Royals — BAB 19
TIPU MUSLIHAT YANG GAGAL
Seperti yang dikatakan oleh Kairo. Hari ini tak ada wartawan yang masuk di Mansion dan Kairo sendiri juga tak berniat menghindari mereka semua, sehingga dia masih memilih pergi ke perusahaan. Berbeda dengan Caesar yang memilih ambil cuti karena dia tak ingin menanggapi para wartawan itu yang akan memberikan banyak pertanyaan.
Benar saja, saat mobil khusus milik Archipelago Attar tiba di depan perusahaan. Para wartawan sudah menunggu di sana.
“Tuan, Anda yakin tidak perlu pengawalan?” tanya Elon yang nampak khawatir akan kericuhan nantinya.
“Tidak perlu, aku hanya perlu bicara kepada mereka.” Ucap Kairo yang mulai turun dari mobilnya saat para wartawan tadi mulai berlari ke arahnya seketika.
Dan pertanyaan hingga sapaan selamat pagi juga terlintas di bibir para wartawan tadi. Dengan wajah tegas, penuh wibawa, Kairo menatap kamera dengan berani.
“Tuan Kairo! Bagaimana tanggapan Anda mengenai istri Anda? Apakah— ”
“Saya sudah memeriksa jasad ibu saya sebelum dimakamkan. Dia murni karena penyakit jantungnya yang selama ini diidap oleh ibu saya. Kaira tidak ada sangkut pautnya dengan semua itu.” Jelas Kairo yang kali ini ucapannya benar-benar meyakinkan.
Linda yang hendak pergi menyusul ke Archipelago Attar untuk menemui putrinya, kini ia menghentikan langkah saat mendengar berita live dan mendengar ucapan Kairo barusan.
“Lihat! Pria itu akan menyelesaikan masalah yang ada. Dia tidak akan membuat Kaira kesusahan di sana!” jelas sang nenek yang nampak senang dan tenang-tenang saja.
Sementara Linda, ibunya Kaira yang sudah mengenakan jaket itu, kembali duduk dan menatap lekat ke berita tersebut dengan tatapan penuh kelegaan. “Jika Kairo selalu di pihak Kaira, maka itu akan membuatku lega, Ibu!” ujar Linda lirih dan memasrahkan putrinya kepada Kairo.
Kembali di perusahaan Archipelago Attar yang masih berlanjut.
“Satu pertanyaan lagi, Tuan! Bagaimana soal kematian pelayan di sana?” tanya wartawan wanita yang sangat detail.
“Tidak ada yang membunuhnya, dia bunuh diri. Jasadnya sudah diperiksa oleh forensik dan dari kedua kematian dan Archipelago, sudah ada surat resmi dari dokter forensik mengenai penyebab kematian dan juga bukti gambar yang jelas. Jika tidak percaya, maka aku akan kirim ke Chanel pribadi perusahaan kalian bekerja.” Jelas Kairo yang segera masuk ke perusahaan itu saat para satpam mulai menahan para wartawan tadi.
Itu sudah cukup. Namun di Mansion Archipelago— Raziq dan Kalindi melihat berita tersebut di kamar masing-masing, begitu juga dengan Caesar dan Yoona.
“Cih, dia lebih cerdas dari yang kukira.” Gumam Kalindi mematikan layar tv nya dan menatap malas.
“PELAYAN!” panggilnya dengan lantang hingga satu pelayan wanita datang menemuinya.
Sembari duduk di sofa merentangkan satu tangannya di atas punggung sofa, Kalindi menatap tajam pelayan nya tadi. “Siapkan hidangan yang enak dan mahal di sini, dan panggil Kaira, katakan aku ingin mengobrol dengannya.” Pinta Kalindi dengan tegas dan suara yang cepat.
“Baik Nyonya.” Balas pelayan tadi yang segera berbalik pergi.
“Eh, tunggu!”
Pelayan dengan pakaian khas hitam putih, berbalik menghadap ke Kalindi yang terlihat gelagapan. “Katakan kepada Kaira di saat tidak Kairo. Pastikan Kairo sudah pergi.”
Pelayan tadi mengangguk faham, lalu keluar dari kamar tersebut. sedangkan Kalindi menghela napas dan enggan sampai membuat Kairo terpancing emosi nanti.
Ya! Kalindi berpikir bahwa Kairo dan Kaira memiliki hubungan dekat dan saling mencintai. Begitu juga dengan pikiran orang-orang lainnya, padahal tidak.
Di kamar yang hening, Kaira tersentak kaget ketika sebuah ketukan pintu yang cukup keras karena gema ruangan membuatnya terbangun dari tidurnya. Ia mengerjapkan matanya, terduduk dengan kepala sedikit pusing.
“Siapa yang— ”
Ia tertegun ketika melihat adanya selimut hitam yang kini berada di pangkuannya. Sungguh, Kaira ingat kalau semalam dia tidur tanpa menggunakan selimut, lalu selimut siapa yang menyelimutinya?
Tok! Tok! Tok!
Dengan segera, Kaira menuju ke pintu dan membukanya.
“Maaf mengganggu Anda. Nyonya Kalindi mengundang Anda ke kamarnya, dia ingin mengajak Anda mengobrol.” Ucap sang pelayan itu membuat Kaira curiga.
“Aku akan datang.” Balas wanita dengan pakaian piyama itu yang segera masuk ke kamar.
Sejenak, Kaira menatap kembali ke selimut hitam yang berbeda warna dengan warna selimut kasurnya. Tak ingin berpikir lama dan datang terlambat ke Kalindi, dia segera bersiap-siap.
Tak membutuhkan waktu lama, Kaira kini terlihat lebih segar, rambut tergelung rendah dengan belah tengah, kebaya berwarna merah cerah yang sangat cocok ia kenakan.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu, seketika dibuka oleh Kalindi sendiri. Dengan ramah wanita itu menyambut kedatangan Kaira. Sungguh mencurigakan.
“Ah, silahkan masuk! Aku pikir kau tidak akan menerima ajakan ku, silahkan!” ucap Kalindi mempersilahkan Kaira masuk.
Tentu saja Kaira hanya tersenyum kecil dan masuk, lalu duduk di sofa panjang bersama Kalindi. Keduanya saling berhadapan, ada banyak camilan dan minuman di atas meja.
“Silahkan, kau belum sarapan bukan. Silahkan, aku membelinya khusus untukmu. Tenang saja, tidak ada racun apapun di dalamnya!” kata Kalindi tersenyum lebar.
“Anda ingin mengatakan sesuatu? Maaf, ini sangat aneh bagiku setelah semua yang terjadi.”
Seketika Kalindi menghela napas panjang. “Haahh... Ya, setelah apa yang terjadi, kau pasti sulit mempercayai kebaikan ku bukan.” Ucap Kalindi menatap ke arah lain dengan sendu.
Sementara Kaira merasa tak enak sendiri meski dia sedikit kesal sebelumnya.
“Tapi percayalah, aku mengundangmu kali ini dengan sa ....... ngat tulus dalam lubuk hatiku yang terdalam. Tolong maafkan tindakan ku, aku tahu kau wanita yang baik! Apa kau mau memaafkan ku?!” dengan tatapan memelas, Kalindi benar-benar memainkan perannya dengan sangat baik.
Kaira yang kini menatapnya, dia merasa tak enak hati sendiri dan hanya diam seraya mengangguk pasrah. Dan benar, itu membuat Kalindi langsung tersenyum lebar.
“Ayo makan! Kau bisa anggap aku sebagai ibumu, setelah itu kita akan mengobrol!” kata Kalindi yang meraih piring kecil lebih dulu.
Dengan sangat waspada, Kaira hanya diam memperhatikan Kalindi dan sesekali tersenyum kecil.
...***...
PT. Archipelago — Kartapura
Kairo baru saja menyelesaikan meeting nya, hingga kini dia berdiri menatap ke jendela besar yang memantulkan cahaya matahari.
“Tuan! Yang Anda minta.” Ucap Elon memberikan sebuah kertas berisi peta mansion Archipelago Attar yang sangat detail.
Kairo berkerut alis saat dia merasa asing akan satu ruangan yang berada di ruang bawah tanah. “Bukankah seharusnya hanya ada penjara saja di bawah tanah?” kata Kairo menatap ke Elon sejenak.
“Iya Tuan. Tapi sepertinya ada ruangan lain.”
“Darimana kau mendapatkan peta ini?” tanya Kairo.
Elon terdiam seolah dia tengah menutupi sesuatu dari bosnya. “Saya mendapatkannya dari seseorang yang pernah bekerja membangun mansion itu. itu adalah peta asli yang disimpan oleh tuan raziq.” jelas Elon yang semakin membuat Kairo berkerut alis.
Ada banyak rahasia yang tersembunyi di mansion itu? “Bagaimana bisa aku melewatkan semua ini?” gumam Kairo yang nampak marah
Trus u Kaira jg dibiat menye2 lah karakternya. Calon istri sultan harus badas dan cerdik bukan malah senyum2 sendiri blm2 bayangin anak sultan
apakah kalindi memenjarakan seseorang..
jd musuh yg sebenarnya kalindi & raziq anggota keraja,an sendirikah???
kaira mencari tahu krn merasa di sudutkan oleh kelg suaminya & bahkan suami nya jg menyuruh nya mencari dalang kematian ibu nya ..
kaira itu sebenarnya tegas & pemberani..
cuman dia kesal karena merasa kairo memanfa,atkan nya 🙂🤣😂😍🫢🤭