Info novel 👉🏻 ig @syifa_sifana
Salah sambung hingga berakhir pacaran. Sepasang kekasih yang sudah siap menikah harus kandas karena sebuah kecelakaan.
Restu terlepas, seorang anak harus berbakti pada orangtuanya dengan menikahi wanita pilihan mereka.
Bertemu kembali dengan status berbeda, dengan harapan ingin kembali dengan cinta lama.
"Aku tidak ingin menikahi bekas orang!" kalimat penegasan keluar dari bibir seorang mantan.
Strategi meraih mantan tercinta hingga berujung pada sebuah pernikahan.
Perjuangan mendapatkan cinta kembali dari sang mantan hingga air mata menjadi saksi bisu.
Inilah kisah Terpaksa Menikahi Mantan yang penuh dengan tawa dan air mata.
Lanjutan novel ini 👉🏻 Sang Penakluk Playboy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syifa Sifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebahagian Raka
Keesokan paginya, sebelum berangkat ke kantor, Raka sarapan pagi terlebih dahulu dengan orangtuanya itu.
"Nak! Bilang terima kasih pada pacarmu itu. Brosnya sangat cantik" ucap Talita menatap Raka.
"Dia kasih bros untuk mommy?" tanya Raka sembari minum susu.
"Iya. Dia juga kasih untuk daddy dan seleranya sangat bagus. Kamu tau, bros itu harganya gak murah loh! Apa kamu yang kasih uang untuk dia belikan hadiah semahal itu untuk kami?" tanya Talita mencurigai.
"Ya gak lah mom. Dia itu gak pernah minta uang sama aku" sahut Raka dengan santai.
"Terus dia kok bisa belikan bros semahal ini untuk kami, apalagi kemarin kamu bilang dia cuma anak kuliahan, pasti dia gak punya uanglah untuk beliin barang semahal itu untuk kami?" sahut Talita bingung.
"Mommy mommy! Pikirannya suudzon aja" ucap Raka menggeleng kepalanya.
"Loh kok suudzon sih? Itu realitalah, coba kita pikirkan dengan akal sehat kita! Pasti dia gak punya uang sebanyak itu untuk belikan bros berlian untuk kita" sahut Talita dengan serius.
"Mom! Dengar ya! Melisa itu bukan cewek matrealistis. Selain itu aku pacaran sama dia saat aku nyamar jadi orang miskin, dan mommy tua, dia itu juga nyamar jadi orang miskin" jelas Raka dengan serius.
"Maksud kamu?" tanya Talita penasaran.
"Iya dia bilang dia dari kampung dan dia hanya seorang anak petani teh. Dan saat itu aku gak sengaja buntuti dia, dan ternyata dia tinggal di apartemen yang cukup mewah mom" jekas Raka kembali.
"Ah mungkin dia sengaja tu biar kamu sangka dia orang kaya" lagi-lagi Talita menepisnya.
"Aishh mommy ini. Gini-gini Raka udah pernah masuk ke apartemen dia"
"Apa? Kamu tidur di apartemen dia?" pekik Talita tersentak kaget.
"Mom!" ucap Gunawan.
"Mommy ini pikirannya ngawur banget. Mommy ingat gak dulu pagi-pagi aku bilang mau apelin pacar aku? Itu aku ke apartemen dia dan dia sama sekali gak tau kalau aku kesana dan saat dia buka pintu aku terobos masuk ke dalam apartemen dia, yah walaupun ujung-ujungnya dia langsung ngusir aku" jelas Raka melas.
"Alhamdulillah hampir syok mommy" Talita mengusap dadanya karena ia merasa lega.
"Makanya jangan langsung suudzon sama anak sendiri" sahut Gunawan.
"Ih daddy ini, gimana gak suudzon toh anak kita pacarannya itu sama wanita gak benar selama ini" sahut Talita menatap Gunawan.
"Mommy jangan pernah bilang Melisa cewek gak benar, dia itu calon istri Raka mom" sahut Raka menatap Talita dengan serius.
"Sekarang kita kembali kepada intinya, dia dari mana bisa dapat uang untuk beli hadiah kepada kami?" tanya Talita kembali serius pada pokok permasalahannya.
"Mommy ini nanyanya kayak dia gadis kere dan matre aja" sahut Raka menyungging bibirnya.
"Lalu apa juga? Toh rata-rata pacarmu itu semuanya matre" celetuk Talita.
"Itu dulu, tapi sekarang beda mom" sahut Raka dengan santai.
"Ah kamu ini berbelit-belit banget. Coba ceritain sama mommy dari mana dia dapat uang?" Talita tetap saja menaruh curiga pada Raka dan Melisa.
"Dari orangtuanya lah. Dia kan anak seorang pengusaha teh di Bandung, sekarang Kakaknya yang ambil alih perusahaan papanya, selain itu mamanya juga seorang designer dan punya butik yang cukup terkenal di Bandung, dan mbaknya Melisa sekarang tinggal di luar negeri ikut suaminya" jelas Raka secara rinci.
"Kamu kenapa bisa tau semua tentang dia? Apa kamu pernah menemui orangtuanya?" tanya Gunawan penasaran.
"Belum, tapi aku tau dari dia" jawab Raka spontan.
"Mungkin dia berbohong sama kamu" sahut Talita dengan spontan.
"Aish.. Mommy ini, dibilangin aku udah ke apartemen dia dan mengecek sendiri masih aja bilang Melisa bohong" ucap Raka kesal dengan Talita yang masih suudzon.
"Kan mommy cuma mastiin aja" sahut Melisa.
"Sudah sudah! Kita ini sudah cukup uang dan kita gak butuh uang dari menantu kita lagi. Dan soal siapa Melisa itu dari keluarga mana dia lahirkan itu gak jadi prioritas utama bagi keluarga kita. Yang terpenting dia sholehah, baik akhlaknya, itu sudah cukup" sahut Gunawan menengahi.
"Benar banget. Aku setuju sama daddy. Kita udah punya banyak uang dan untuk apa uang wanita, kan kita yang nafkahi dia bukan sebaliknya" sahut Raka tersenyum bahagia.
"Aishh.. Kalian ini" sahut Talita melirik Raka dan Gunawan.
"Mom! Dad! Aku pamit dulu ya" ucap Raka beranjak bangun dari duduknya.
"Lok kok buru-buru sih?" tanya Talita menatap Raka.
"Hari ini hari pertama aku jadi CEO, jadi aku harus memberi kesan terbaik untuk mereka" sahut Raka penuh semangat.
"Daddy ikut denganmu hari ini" sahut Gunawan beranjak bangun dari duduknya.
"Kalian ini tinggalin mommy sarapan sendiri" keluh Talita dengan wajah melasnya.
"Nanti Raka bawakan istri Raka untuk mommy" ucap Raka sembari mencium punggung tangan Talita.
"Kapan?" tanya Talita seperti anak kecil.
"2 tahun lagi. Yang sabar ya!" sahut Raka dengan lembut.
"Lama banget" keluh Talita memanyunkan bibirnya.
"Biarkan saja dia" sahut Gunawan.
"Nanti mommy keburu tua daddy" celoteh Talita.
"Kita tua bersama. Aku pamit ya!" ucap Gunawan mencium kening Talita.
"Jangan mewek lagi. Assalamualaikum" ucap Gunawan menggoda Talita.
"Assalamualaikum, mom"
"Wa'alaikumussalam warahmatullah" ucap Talita.
Raka mengendarai mobil sportnya itu dan menuju kantor bersama dengan Gunawan.
Hari ini Gunawan akan memperkenalkan Raka sebagai CEO baru di perusahaannya itu.
Sampai di kantor, semua karyawan sudah berkumpul dan menunggu kedatangan Gunawan dan Raka. Mereka sempat kaget melihat Raka jalan beriringan dengan Gunawan. Apalagi Marsela, ia semakin bingung dan juga berniat untuk lebih tebar pesona lagi di depan Raka.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap Gunawan di depan semua karyawannya.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" ucap semua karyawan.
"Terima kasih atas perhatian semuanya, saya mengumpulkan kalian semua disini karena saya ingin memperkenalkan CEO baru kita bapak Raka Irsyad, dan dia ini putra saya" ucap Gunawan.
Mata semua orang menjadi membelalak saat melihat Raka yang dulunya karyawan bisa, kini menjadi CEO juga anak dari pemilik perusahaan, seperti mimpi tapi itulah kenyataannya.
Raka hanya tersenyum melihat semua karyawan yang pada syok melihat dirinya.
"Baiklah, kalian bisa kembali ke tempat bekerja kalian kembali. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap Gunawan.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah" ucap semua karyawan dan kembali ke tempat berkerjanya.
"Sekarang kamu ikut daddy, karena sebentar lagi kita akan meeting" ucap Gunawan dengan serius.
Raka menganggukkan kepalanya dan mengikuti Gunawan.
Setelah meeting, Raka dibawa Gunawan ke ruangannya. Raka sama sekali belum mengelilingi kantor Gunawan, karena ia terlalu sibuk dengan pendidikannya selama ini di LA.
"Gimana apa kamu suka dengan kantor daddy?" tanya Gunawan menatap Raka dengan serius.
"Iya daddy. Raka baru kali ini tau seluk beluk kantor daddy" sahut Raka kagum dengan Gunawan.
"Dulu daddy sengaja suruh kamu untuk menempuh pendidikan yang tinggi karena daddy sudah menyiapkan perusahaan ini untuk kamu dan daddy harap setelah ini daddy bisa pensiun dan menikmati masa tua daddy bersama mommy kamu di rumah" jelas Gunawan dengan serius.
"Daddy jangan dulu pensiun, tunggu Raka nikah dan kasih cucu untuk daddy baru daddy boleh pensiun" sahut Raka tersenyum sumringah.
"Itu pasti, makanya kamu segera menikah, daddy rindu dengan suara anak kecil di rumah" sahut Gunawan menyungging bibirnya.
"Insyaa Allah dad. Doakan saja yang terbaik untuk aku" ucap Raka penuh harapan.
"Pasti. Daddy selalu doakan yang terbaik untukmu" sahut Gunawan menepuk pundak Raka.
rasanya juga tdk puas kalo tdk ada karma utk keluarga raka