(Sequel Sebuah Pernikahan Hangat,, Kisah Cinta Leon dan Moza)
Bagaimana jadinya jika sebuah pernikahan terjadi hanya karena sebuah jebakan???
Up setiap hari minggu, senin, rabu, jumat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKJ"16
Lexa membuka matanya karena merasakan sesuatu dan di saat mata nya membulat sempurna di lihatnya Karel yang tidur di sampingnya dengan tangan yang memeluknya bahkan Lexa terus menggenggam tangannya dan di saat bersamaan Karel pun membuka matanya hingga tanpa sadar tatapan mereka bertemu satu detik kemudian Lexa langsung melepaskan tangannya dan beranjak duduk.
" Ka- kamu kenapa tidur di sini " Ucap Lexa gugup
Karel memijat pelipisnya, sedikit merasakan pusing karena Lexa yang terus mengigau membuatnya harus menjaganya.
" Bukan kah kamu sendiri yang meminta saya untuk menemanimu "
Lexa terdiam dan menggeleng,,
" Terus kenapa aku jadi tidur di kamar, bukannya, -
Karel menatapnya,,
" Kurangi ngemil tubuhmu sangat berat " Ucap Karel beranjak.
Lexa membulatkan matanya mendengar ucapan Karel,, dia pun terus menggerutu,,
Karel sudah bersiap dan berjalan keluar kamarnya dia pun berpapasan dengan Lexa yang juga baru saja keluar kamar,,
Lexa mencebikan bibirnya teringat dengan ucapan Karel jika dirinya gendut.
" Gadis kecil kenapa dengan wajah kamu hem " goda Karel membuat Lexa semakin kesal.
Lexa menatapnya,,
" Aku bukan gadis kecil dan aku tidak gendut "
" Kalau bukan gadis kecil kenapa masih suka makan permen hem "
Lexa semakin kesal dan dia pun langsung memutar tubuhnya namun dia tidak menyadari jika kakinya salah berpinjak dan membuat tubuhnya tidak seimbang..
Karel langsung menarik tangannya dan membuat Lexa jatuh diatasnya..
Tatapan mereka bertemu bahkan sangat dekat, bau napas mint mulut Karel begitu terasa hembusan napasnya pun begitu terasa menyentuh kulit wajahnya.
" Ma- Maaf " Ucap Lexa langsung kembali berdiri begitu juga Karel yang merapikan jasnya.
Lexa langsung berjalan turun dan menuju meja makan dan di susul Karel.
Mereka menikmati sarapan paginya dengan tidak ada obrolan apa pun.
Karel meliriknya dan terlihat Lexa yang salah tingkah bahkan dia makan dengan begitu cepat.
" Aku berangkat kuliah dulu " Lexa beranjak bangun
" Tunggu " Karel menghentikannya dan mengambil tisu dia pun membersihkan sudut bibir Lexa yang tersisa makanan.
" Jadi masih tidak mau di bilang gadis kecil kalau makan saja masih blepotan " Goda Karel.
Lexa memanyunkan bibirnya dan berjalan keluar namun lagi lagi langkahnya berhenti saat Karel kembali memanggilnya.
" Gadis kecil "
" Apa lagi Tuan Karel " Kesal Lexa
Karel menatapnya dan tersenyum tipis,,
" Ingat jangan kembali sembarang makan " Ucap Karel dan Lexa mengangguk.
Karel tersenyum menatap Lexa yang berjalan keluar dan dia menggelengkan kepalanya dengan tingkah yang baru saja dia lakukan.
Lexa hanya terus diam teringat dengan kejadian semalam hingga pagi tadi rasanya sangat malu jika bertemu dengan Karel.
" Aaah " teriak Lexa tanpa sadar
" Nyonya,, Anda tidak apa apa " Ucap Rian membuat Lexa sadar dan tersenyum malu
" Tidak,, Aku tidak apa apa " Ucap Lexa dan Rian mengangguk.
Rian tersenyum melihat wajah Lexa dari pantulan spion, dia tau jika telah terjadi sesuatu antara dirinya bersama Bos nya.
Hingga mobil mereka sampai di depan gerbang kampus,, seperti biasanya Rian membuka pintu mobilnya dan Lexa turun.
" Makasih "
" Sama sama Nyonya, Saya akan tunggu di sini"
Lexa mengangguk dan berjalan masuk,,
Sementara mobil Sesil baru saja sampai dan Rian terus menatapnya, dia harus terus mengawasinya sesuai dengan perintah Karel untuk menjaga Lexa dari gangguan siapa pun.
Kabar tentang Karel di Rumah Sakit masih terus ramai bahkan sampai pagi ini pun semua masih membicarakannya, mereka sangat penasaran siapa wanita yang bersama dengan Karel.
Lexa menghela napasnya, ternyata Karel membiarkannya bahkan sebelumnya dia sudah memberitahunya.
" Dor.. "!!
" Astaga Milea,, Kaget aku "
" Kenapa masih pagi tapi udah melamun,, Oya gimana keadaan kamu gak papa kan, kemarin aku sangat khawatir tapi aku tidak tau kamu sekarang tinggal dimana dan aku terus menelpon tapi kamu sama sekali tidak mengangkatnya " Ucap Milea panjang lebar
Lexa tersenyum menatap sahabat satunya ini yang tidak pernah berubah selalu mengkhawatirkannya.
" Damania alexa Natalie,, aku sedang bertanya dan kamu malah tersenyum,, benar benar gak ada akhlak nih anak gak tau betapa aku mengkhawatirkannya " gerutu Milea namun Lexa malah langsung memeluknya.
" Kamu memang sahabat ter - terbaik aku I Love you Milea muahh. " Ucap Lexa mengusap wajah Milea yang masih terlihat kesal
" Sorry ya,, Aku di rawat dan baru kemarin pulang, Ponselku pun aku lupa cas "
Milea menghela napasnya dan menatap Lexa,,
" Jangan lagi buat aku khawatir,, Aku saja tidak tau kamu tinggal di mana sekarang dan usahakan ponsel kamu harus selalu aktif "
" Baiklah Aku Janji,, tapi untuk tempat tinggal ku sekarang Sorry aku masih belum bisa kasih tau kamu "
" I know,, aku yakin jika suami kamu menyayangimu "
Lexa tersenyum,,
" Kita ke kelas " Ajaknya menarik tangan Milea dan mereka berjalan menuju kelasnya.
Sementara Sesil,,
Dia berjalan meninggalkan parkiran namun terlihat laki laki yang kemarin menemuinya dengan terus menatapnya tajam.
Sesil langsung menunduk ketakutan dan berjalan masuk..
Bruk..!!!
" Sorry,, sorry " Ucap Sesil
" Sesilia,, kamu kenapa jalan buru buru " Ucap Nicol membuat Sesil mendongak
" Kak Nicol,, Tidak Kak aku buru buru ke kelas"
Nicol terus menatap Sesil, dia merasa ada sesuatu yang Sesil sembunyikan bahkan Sesil terlihat ketakutan.
Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa Sesil terlihat terus ketakutan setelah bertemu dengan laki laki itu.
Siapa dia dan apa hubungan mereka. Aku akan kembali menanyakan semua kepada Sesil nanti.
*********
Arnico Company,,
Karel terus terbayang wajah Lexa, wajah cantiknya, tingkah polos dan lugunya membuatnya menggemaskan.
Dasar gadis kecil gumam Karel tersenyum membuat Remon mengernyitkan keningnya dengan tingkah bos nya.
" Gadis Kecil " Ulang Remon membuat Karel langsung merubah ekspresinya.
" Ketuk pintu sebelum masuk " Ucap Karel kembali dengan mode kulkasnya.
" Ma- maaf Tuan,, Saya sudah mengetuknya beberapa kali tapi Anda tidak mendengarnya "
Karel menghela napasnya,,
" Ada Apa "
" Ini Berkas yang Anda minta Tuan dan semua sudah ada di dalam, silahkan Anda cek "
" Letakan di sana, Nanti Saya akan mengeceknya "
" Baik Tuan,, Kalau begitu Saya permisi " Ucap Remon dan Karel mengangguk.
Remon kembali melirik Karel saat akan menutup pintu, terlihat Karel yang kembali tersenyum dan membayangkan sesuatu..
Remon tau jika Bosnya sedang memikirkan kejadian yang telah dialaminya bersama istrinya.
Ternyata orang sedingin Tuan bisa juga tersenyum hanya karena seorang gadis kecil. Gumam Remon berjalan menuju ruangannya.