IDOLAKU JODOHKU

Hari silih berganti, tak terasa dua hari lagi mereka melangsungkan acara pertunangan. Berbagai persiapan telah di siapkan secara kilat, karena memang tak punya banyak waktu. Para keluarga yang di undang pun melebihi dari perkiraan Hana, karena mereka merupakan keluarga besar. Kesibukan pun terjadi di sana sini, membuat ia merasa lelah dirumah. Hana yang tadi sibuk mengepak kertas undangan bersama sepupu nya. Ia pamit untuk pergi ke kamarnya. Sesampainya di dalam kamar, Hana mengambil ponsel nya yang ia simpan di atas nakas, kemudian ia menghubungi para sahabatnya untuk bertemu di cafe X. Hana mengganti pakaian nya kemudian melangkah keluar menuruni anak tangga. Kemudian ia mencari Mama nya yang sedang sibuk di dapur, Hana pamit ke Mamanya untuk menemui para sahabatnya. Ia lupa memberitahu mereka bahwa ia akan bertunangan dengan Rayzell dua hari lagi. Hana mengambil kunci mobilnya lalu melangkah keluar menuju area parkir dimana mobilnya di simpan di sana. Ia menghidupkan Mesin Mobil kemudian melaju dengan kecepatan sedang menuju ke Cafe.

Di Cafe X ternyata Fida dan Arshima sudah berada di sana. Mereka menunggu kedatangan Hana dengan sesekali menyesap minuman yang mereka pesan. Selang beberapa menit Hana pun datang.

"Hai gaeess." Tegur nya kemudian memeluk mereka secara bersamaan.

"Dari mana aja lo? Kagak pernah ngumpul ma kita!" Tanya Arshima dengan suara agak meninggi.

"Ada urusan keluarga gue." Hana tersenyum memperlihatkan deretan gigi putih nya.

"Kenapa ngajak kita kesini?" Tanya Arshima yang masih kesal. Karena sepulang dari mereka beli gaun Hana ngga pernah ngehubungi mereka juga ngga masuk kuliah.

"Ya elaahh ngambek nih bocah." Saut Fida. Iya mengerti Hana pasti punya alasan sendiri mengapa tak menghubungi ia dan Arshima.

"Gue di jodohin." Ucap Hana dengan suara pelan.

"Oh." Jawab Arshima.

"Whaatt!!" Pekiknya kemudian. Reflek Fida menutup mulut Arshima dengan telapak tangan nya, karena membuat pengunjung yang lain menoleh ke arah mereka.

"Ngga usah teriak-teriak napa! Noh malu di liat yang lain." Hana mendorong kepala Arshima ke belakang.

"Elo tuh ya!! Udah ngilang tiga hari. Ini ketemu-ketemu pake bilang di jodohin lagi. Helloooo ini bukan jaman nya Siti Nur Jubaedah Hana sayaangg." Seraya menangkup kedua pipi Hana.

"Siti Nur Baya, Oon!" Fida menjentikkan jarinya ke kening Arshima.

"Sama aja!" Ujarnya yang merasa tak bersalah dengan ucapan nya.

"Sekarang lo ceritain dari awal Na, gimana bisa elo di jodohin. Secara elo kan Primadona di kampus kita, pasti banyak lah yang mau sama elo." Ucap Fida yang penasaran.

"Ternyata gue tuh udah di jodohin dari dulu ama bokap, dia anak sahabat bokap waktu kuliah dulu dan kebetulan juga Mamanya sahabat Mama gue." Jelasnya sambil menyesap Capucino yang ia pesan tadi.

"Terus elo udah ketemu sama dia?" Potong Arshima yang tak sabar.

"Bahkan kalian juga udah ketemu sama dia." Ujar Hana.

"Whaatt!!!" Pekik mereka kompak.

"Di bilangin ngga usah teriak, malu tau." Larang Hana yang menunjuk ke pengunjung lain.

"Siapa dia Na?" Tanya Fida.

"Rayzell Ferdinan." Jawabnya datar.

"Bentar Na... Jangan bilang Rayzell yang elo bilang itu Babang Tamvan elo yang selama ini lo idolakan itu?" Selidik Arshima menatap lekat mata Hana.

"Yup."

"Gila lo ya Na!!! Berita sebesar ini elo ngga cerita sama kita. Elo anggap apa kita Na." Ucap Arshima sedikit emosi. Karena Hana tidak menceritakan dari awal.

"Ngga usah lebay deh lo Ma, nih Hana juga lagi cerita." Sahut Fida agar Arshima ngga terlalu melebih-lebihkan.

"Dan sekarang gimana hubungan kalian? Apa dia nerima elo sebagai calon istrinya. Dulu kan sikap nya dingin ke elo." Tanya Fida.

"Dia nerima perjodohan ini begitu pula dengan gue." Hana berkata sangat lirih sambil menaruh kepalanya di atas meja.

"Dia juga udah merenggut kesucian bibir gue, dua kali malah." Lanjutnya tak menatap ke arah para sahabatnya itu.

Sementara Arshima dan Fida yang mendengar perkataan Hana. Bengong dan saling tatap, mereka tak percaya bahwa Hana sudah melepas kesucian bibirnya.

"Di samping toilet cafe ini pula." Celetuk Hana tiba-tiba yang membuat mereka syok.

"Etdaahh nih bocah!!! Kagak ada tempat yang romantis apa!" Seloroh Arshima.

"Malu lah Na sama gelar lo. Masak iya ciuman pertama Primadona kampus kita di sebelah Toilet." Goda Fida.

"Eh gimana Na rasanya?" Arshima mengerlingkan mata nya.

"Iya Na gimana?" Fida yang juga penasaran. Karena dari mereka bertiga Hana lah yang udah merasakan manisnya berciuman. Berciuman lo ya bukan yang apa-apain.

Hana terdiam sesaat, mengingat kejadian yang udah dua kali ia Terima.

"Bikin Candu." Ucapnya seraya tersenyum.

"Astogeee...nih Anak bikin gue pingin juga." Ucap Arshima kemudian membayangkan bila ia melakukan itu dengan pria tampan. Tapi entah siapa, karena walaupun mereka terbilang cewek-cewek cantik. Mereka lemah akan hal asmara. Kecuali Hana yang sekarang sudah tak suci lagi bibirnya.

"Udah Ngehalu nya!" Ucap Fida mengibas-ngibas kan tangan nya di depan wajah Arshim.

"Apaan sih lo Fid, ganggu aja!" Ketus Arshima.

"Terus kalian kapan nikahnya?" Tanya Fida tiba-tiba.

"Oh ya gue hampir lupa!! Ikut gue yuk ke butik. Dua hari lagi gue tunangan." Ucap Hana tergesa-gesa kemudian menarik tangan para sahabatnya untuk segera pergi ke butik. Tak lupa ia membayar minuman yang ia pesan dan juga sahabatnya tadi di kasir.

Mereka bertiga masuk kedalam mobil Hana dan meninggalkan mobil Fida juga Arshima di parkiran Cafe. Hana melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas Rata-rata, sehingga hanya butuh beberapa menit mereka sampai di halaman Butik.

Mereka bertiga memasuki butik dengan saling bergandengan tangan, seperti anak TK yang mau menyeberang jalan.

Mereka dengan riang memilih gaun untuk Hana kenakan di acara pertunangannya dengan Rayzell. Arshima dan Hana begitu bersemangat memilih gaun untuk Hana. Fida tak menyangka waktu begitu cepat berlalu, persahabatan yang mereka jalin sedari duduk di bangku SMA. Kini Fida merasa bersedih, karena sebentar lagi kebersamaan mereka tak bisa seperti dulu. Hana pasti akan meluangkan sedikit waktunya untuk mereka berkumpul atau sekedar nongkrong, tak sebebas dulu. Pikirnya. Tak terasa bulir air mengalir di pelupuk mata Fida, Dan semakin deras saja.

Hana yang melihat Fida terdiam di belakang, kemudian melangkah menghampiri Fida. Ia begitu kaget melihat Fida yang menangis tersenggukan. Pasalnya Hana tau, Fida adalah orang yang paling kuat diantara mereka bertiga, dan ia tak pernah melihat Fida menangis setelah kejadian di waktu SMA dulu. Yang di tinggal pergi ketua OSIS mereka keluar Negri.

Hana mendekatkan dirinya kemudian memeluk Fida. Ia biarkan Fida menangis di pelukannya, hingga ia mulai tenang. Hana mengusap air mata Fida yang mengalir di pipi, kemudian memeluknya lagi. Membiarkan Fida menenangkan dirinya dulu.

"Elo kenapa Fid? Apa ada masalah?" Tanya Hana dengan suara lembut. Kemudian mengajak Fida duduk di sofa tunggu yang berada di dalam butik tersebut.

"Ngga ada kok Na. Gue hanya ngga bisa bayangin pisah sama lo." Ucapnya yang terisak kembali. Hana memeluk Fida kembali.

"Kita udah sama-sama dari dulu. Ke mana-mana selalu bertiga. Dan bentar lagi elo ngga bisa sama kita seperti dulu lagi. Pasti waktu lo hanya sedikit untuk ngumpul sama kita." Semakin pecah saja tangisan Fida.

"Fida... Lo dengerin gue ya." Hana menangkup wajah Fida.

"Gue nikahnya masih lama, walupun gue sudah nikah. Pasti gue luangin waktu untuk ngumpul sama kalian. Jadi elo ngga usah kawatir pisah sama gue." Jelasnya menatap Fida. Hana tau dibalik sifat Fida yang diam dan terlihat kuat itu, sebenarnya ia orang paling rapuh diantara mereka bila menyangkut perasaan.

Arshima yang memperhatikan mereka dari jauh, berusaha untuk tidak mengeluarkan air matanya. Sebenarnya ia juga merasa sedih, tapi ia berusaha untuk tak menunjukkan pada sahabatnya. Ia pun berjalan menghampiri mereka yang duduk di sofa. Kemudian mereka saling berpelukan.

lee_yuta^•^