NovelToon NovelToon
SATU MALAM YANG MENINGGALKAN TRAUMA

SATU MALAM YANG MENINGGALKAN TRAUMA

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:286
Nilai: 5
Nama Author: ScarletWrittes

Helen Hari merupakan seorang wanita yang masih berusia 19 tahun pada saat itu. Ia membantu keluarganya dengan bekerja hingga akhirnya dirinya dijual oleh pamannya sendiri. Helen sudah tidak memiliki orang tua karena keduanya telah meninggal dunia. Ia tinggal bersama paman dan bibinya, namun bibinya pun kemudian meninggal.

Ketika hendak dijual kepada seorang pria tua, Helen berhasil melawan dan melarikan diri. Namun tanpa sengaja, ia masuk ke sebuah ruangan yang salah — ruangan milik pria bernama Xavier Erlan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ScarletWrittes, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16

Pak Bos berharap, besok ia bisa bertemu dengan anak ABG itu, agar dirinya bisa merasa bahagia sebelum berangkat kerja.

Ia pun berpikir, apakah dirinya sebaiknya tinggal bersama anak ABG itu saja, supaya bisa melihatnya setiap hari. Dengan begitu, Pak Bos tidak perlu jauh-jauh datang ke rumah ABG, dan ABG juga tidak memiliki alasan untuk menolak kehadirannya.

Namun, Pak Bos khawatir. Kalau seperti itu, apakah dirinya tidak terkesan seperti pasangan yang sangat posesif, yang selalu mengekang pasangannya dan tidak memberi kebebasan? Ia takut hal itu membuat pasangannya bosan dan muak, sehingga akhirnya melakukan tindakan-tindakan yang jauh di luar nalar.

Oleh karena itu, Pak Bos merasa pikirannya terlalu jauh. Mungkin hal itu tidak perlu didengar atau dilakukan.

Keesokan paginya, Pak Bos mencoba bertanya kepada sopirnya selagi berada di dalam mobil.

“Pak, saya mau nanya.”

“Mau nanya apa, Pak?”

“Menurut Bapak, kalau anak ABG itu, kalau kita lagi ngejar, dia lagi suka apa ya, Pak?”

Sopirnya mulai berpikir untuk tuannya, karena tuannya memang sedang membutuhkan referensi.

“Jujur sih, Pak, soal itu saya tidak bisa menjawabnya. Tiap wanita pasti berbeda-beda. Ada yang suka gayanya imut, ada yang suka gayanya seram. Jadi saya juga bingung, sebenarnya wanita itu suka seperti apa.”

Pak Bos merasa sopirnya memang benar, karena sopir pasti memahami sifat kedua anak wanita yang berbeda.

“Kalau yang kamu lihat, anak ABG remaja itu sukanya apa?”

“Oh, seperti Mbak Helen.”

“Iya, kayak dia gitulah, Pak.”

“Dia sih, kayaknya kalau saya lihat, sukanya uang, Pak. Tidak ada hal lain.”

Pak Bos sedikit marah kepada sopirnya, tetapi berpikir lagi, memang benar sih. Wanita itu sepertinya hanya menyukai uang dan tidak ada lagi selain uang.

“Terus menurut Bapak, saya harus ngasih dia kado apa biar dia senang? Maksud saya selain uang, soalnya kalau saya kasih dia uang nanti dia tersinggung.”

“Mungkin Bapak bisa kasih dia saham, atau Bapak bisa kasih dia rumah atau mobil, misalnya.”

Xavier tidak pernah berpikir sejauh itu. Ia takut menyakiti hati Helen, karena dirinya masih ABG dan pasti akan merasa tersinggung jika diberi sesuatu yang terlalu mewah atau effort-nya terlalu besar.

“Saya bingung sih, Pak. Sebenarnya mau ngasih wanita itu apa, tapi saya ngerasa ulang tahunnya tinggal 3 hari lagi.”

“Bukannya kemarin Bapak udah kasih di rumah?”

“Udah sih, tapi kayaknya dia nggak tahu kalau rumah itu atas nama dia. Makanya dia baik banget sama saya, sampai-sampai rela bekerja untuk saya padahal saya udah kasih dia waktu libur.”

Pak Sopir yang mendengar itu ketawa, tidak menyangka kalau anak buahnya serajin itu.

“Berarti Mbak Helen juga suka sama Bapak, dong.”

Xavier yang mendengar itu hanya tersenyum. Ia tidak menyangka kalau Helen akan merasakan hal yang sama dengannya.

“Kayaknya nggak mungkin ya, Pak. Soalnya kan dia wanita barbar, mana mungkin dia menyukai saya yang lembut seperti ini.”

“Terkadang wanita memang begitu, Pak. Awalnya doang barbar, tapi kalau udah mengenal di awal, pasti nanti di akhirnya juga bakal luluh kok. Saya yakin.”

Xavier mulai memahami trik-trik dari Pak Sopir, karena dulunya Pak Sopir juga pernah memberitahunya bahwa hal itu terjadi waktu bersama istrinya.

Walau sikap Helen berbeda dan tidak bisa disamakan dengan wanita lain, entah kenapa Pak Bos justru semakin menyukai wanita yang seperti itu. Semakin susah didapat, semakin menarik baginya.

Pak Sopir, yang melihat Pak Bos seperti ini, entah kenapa merasa senang sekali. Ia tidak pernah melihat Pak Bos merasa bingung dan pusing mencari kado untuk seorang wanita. Selama ini, Pak Bos tidak pernah peduli dengan wanita selain Mbak Helen. Selain Helen, sepertinya tidak ada wanita lain yang menarik perhatiannya.

Meskipun Pak Bos menjadi incaran banyak wanita, hanya Helen yang benar-benar menempel di hatinya dan membuatnya galau serta gelisah seperti ini. Hal itu membuat Pak Sopir senang mengganggu Pak Bos, karena ia merasa Pak Bos sangat lucu ketika berpikir, merasa heran, atau kagum kepada seseorang.

Setelah sampai di depan rumah Helen, Xavier menjadi kikuk. Ia tidak bisa berkata apa-apa dan bingung harus berbuat apa di sana.

“Aduh, Pak… saya kayaknya salah deh. Harusnya saya nggak usah ke sini.”

“Kenapa emangnya? Nggak apa-apa kok. Lagian Mbak Helen juga pasti senang kalau lihat Bapak.”

Pak bos merasa ragu. Apakah mungkin wanita itu akan menyukainya? Kau ada di sini… Wanita ABG itu pasti merasa tidak suka kalau melihat bosnya datang ke rumah.

Tak lama kemudian, wanita ABG itu keluar dari rumahnya dan terkejut saat melihat bosnya sendiri.

“Loh, Pak, kenapa ke sini? Kan masih pagi, ya. Belum jamnya kerja. Kenapa Bapak ke sini? Saya ada buat salah?”

“Kamu nggak ada masalah. Hanya saja saya berpikir… kayaknya saya mau nganterin kamu ke sekolah.”

“Lah, kenapa sih tiba-tiba banget? Nggak usah begitu, ah. Bikin saya takut, tahu nggak? Saya ada salah apa sih sama Bapak? Saya bingung nih jadinya.”

Helen merasa bingung. Kenapa dirinya harus banget dekat sama bosnya, padahal ia sudah mencoba menjaga jarak?

“Kamu nggak ada salah apa-apa kok. Cuma saya pengen nganterin kamu aja. Emang nggak boleh?”

“Iya, boleh aja… cuma kok saya merasa takut ya kalau Bapak bicara begini. Saya ngerasa kayak punya salah gitu, loh, Pak.”

 “Udah, kamu masuk aja dulu ke mobil. Jangan banyak bicara. Nanti kalau kamu banyak bicara, waktu itu terus berjalan, tahu.”

“Bapak sadar nggak sih kalau Bapak tuh bikin saya takut? Bapak jangan mencoba untuk membuat saya takut gitu, Pak. Saya tuh… gimana ya… jadi merasa punya salah gitu sama Bapak.”

“Kamu nggak ada salah apa-apa. Udah, masuk mobil aja. Nanti kalau kita bicara di sini, nggak enak dilihat orang lain. Nanti orang kira saya mau culik kamu.”

Kenyataannya, memang Helen merasa seperti itu—seperti mau diculik, tapi oleh orang yang benar-benar ia kenal.

Akhirnya Helen menurut saja kepada bosnya dan masuk ke dalam mobil mewah itu. Ketika duduk di dalamnya, Helen merasakan vibenya berbeda sekali.

“Pak, ini bener mobil Bapak?”

“Iya. Kenapa emang? Kamu suka sama mobil saya?”

“Emangnya kalau saya suka, Bapak mau kasih saya gitu?”

Pak bos hanya menganggukkan kepala, seolah setuju kalau mobil itu bisa saja diberikan untuk Helen. Helen langsung merasa terbebani. Kalau mobil ini dikasih ke aku, pajaknya gimana? Pasti mahal sekali.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!