NovelToon NovelToon
Legenda Hua Mulan

Legenda Hua Mulan

Status: tamat
Genre:Mengubah sejarah / Romansa / Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Cerita ini tidak melibatkan sejarah manapun karena ini hanya cerita fiktif belaka.

Di sebuah kerajaan Tiongkok kuno yang megah namun diliputi tirani, hidup seorang gadis berusia enam belas tahun bernama Hua Mulan, putri dari Jenderal Besar Hua Ren, pangeran ketiga yang memilih pedang daripada mahkota. Mulan tumbuh dengan darah campuran bangsawan dan suku nomaden, membuatnya cerdas, kuat, sekaligus liar.

Saat sang kaisar pamannya sendiri menindas rakyat dan berusaha menghancurkan pengaruh ayahnya, Mulan tak lagi bisa diam. Ia memutuskan melawan kekuasaan kejam itu dengan membentuk pasukan rahasia peninggalan ayahnya. Bersama para sahabat barunya — Zhuge sang ahli strategi, Zhao sang pendekar pedang, Luan sang tabib, dan Ling sang pencuri licik — Mulan menyalakan api pemberontakan.

Namun takdir membawanya bertemu Kaisar Han Xin dari negeri tetangga, yang awalnya adalah musuhnya. Bersama, mereka melawan tirani dan menemukan cinta di tengah peperangan.
Dari seorang gadis terbuang menja

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 — “Bayangan yang Bangkit dari Api”

Langit malam di atas lembah Niu Ling berwarna merah keemasan — bukan karena matahari, melainkan karena api yang masih menyala dari perang para naga. Asap menutup bulan, tanah bergetar seperti monster purba yang baru bangun dari tidur panjang.

Han Xin berlutut di tengah reruntuhan altar batu hitam, tubuhnya penuh luka dan darah. Di pelukannya, Mulan terbaring tak sadarkan diri, wajahnya pucat seperti salju, tapi dadanya masih naik turun pelan.

“Mulan…” suaranya parau, nyaris tenggelam dalam deru badai. “Bangunlah… dunia ini belum boleh kehilanganmu.”

Tiba-tiba, suara raungan bergema dari langit bukan satu, tapi dua. Naga merah dan naga perak melilit di awan, tubuh mereka seperti cahaya dan api. Petir menyambar, menari di antara sisik-sisik bercahaya.

Dari kejauhan, pasukan Xianbei yang tersisa berlarian ketakutan. Raja Batu berdiri di tepi tebing, menatap pemandangan itu dengan mata terbelalak.

“Dua naga telah bangkit tanpa penebusannya…” gumamnya. “Keseimbangan dunia akan runtuh.”

Beberapa jam kemudian.

Api mulai padam, tapi langit masih berwarna merah.

Han Xin mengangkat Mulan ke dalam gua perlindungan, tempat sisa pasukan Han berlindung. Tabib Luan bergegas menghampiri, wajahnya panik.

“Lukanya dalam sekali! Apa yang terjadi di luar sana?”

Han Xin tidak menjawab. Ia hanya menatap Mulan — darah dari luka di dada Mulan bukan merah, tapi berkilau keperakan. Aneh. Seperti cahaya bulan yang menetes dari kulitnya.

Luan menatap ngeri. “Itu… bukan darah manusia.”

Han Xin berbisik pelan, “Dia memanggil naga itu dengan darahnya sendiri.”

Tiba-tiba, tangan Mulan bergerak. Ia menggenggam jemari Han Xin dengan lemah.

“Han Xin…” suaranya nyaris tak terdengar. “Aku melihat mereka…”

“Siapa?” tanya Han Xin cepat.

“Naga merah… dan naga perak…” Mulan membuka mata perlahan. Di matanya kini berputar dua warna: merah dan perak yang saling bertarung. “Mereka… bukan ingin menghancurkan dunia. Mereka ingin bebas.”

Han Xin menatapnya serius. “Apa maksudmu?”

Mulan menatap langit yang mulai tenang. “Segel darah itu bukan untuk mengikat kekuatan naga. Tapi untuk mengurung mereka dari dosa manusia. Raja Batu menipu kita semua…”

Luan menatap keduanya. “Kalau begitu, siapa sebenarnya Raja Batu?”

Han Xin menatap ke luar gua, matanya tajam. “Bukan manusia.”

Di benteng Batu Putih, suasana kacau.

Badai es menelan hampir setengah pasukan. Raja Batu berdiri di ruang tahtanya yang retak, jubahnya compang-camping, namun wajahnya tenang — terlalu tenang.

Di belakangnya, wanita bertudung hitam muncul lagi, kali ini tanpa tudung. Rambutnya panjang keperakan, mata merah menyala.

“Yang Mulia,” katanya dengan suara dingin. “Naga telah bangkit. Apa yang akan kita lakukan?”

Raja Batu berbalik perlahan. Dari dadanya, cahaya biru pucat mulai memancar. “Kita menunggu. Karena dua naga itu hanya bayangan dari yang sebenarnya.”

Wanita itu menatapnya tajam. “Maksud Anda—”

“Tubuh sejati mereka…” Raja Batu menatap jauh ke utara, “akan mencari wadah di antara manusia. Satu di tubuh Han Xin. Satu di tubuh Hua Mulan.”

Tiga hari kemudian.

Salju turun lagi, tapi kali ini putih bersih. Lembah Niu Ling menjadi sunyi, seakan perang tak pernah terjadi.

Mulan terbangun dengan pelan, diiringi suara api unggun kecil. Han Xin duduk di sampingnya, matanya menatap lembah dari kejauhan.

“Kau sudah sadar,” katanya lembut.

Mulan bangkit perlahan. “Berapa lama aku pingsan?”

“Tiga hari. Dunia berubah dalam tiga hari itu,” jawab Han Xin lirih. “Utusan dari ibu kota datang. Mereka bilang kaisar tua meninggal. Dewan perang memintaku kembali ke Han untuk naik tahta.”

Mulan menatapnya. “Dan kau?”

Han Xin menatap jauh. “Aku belum bisa. Aku tak bisa meninggalkanmu. Belum, sampai aku tahu apa yang sebenarnya terjadi.”

Mulan terdiam sejenak, lalu berkata pelan, “Kau tahu… aku bisa merasakannya. Ada sesuatu di dalam diriku. Sesuatu yang bukan manusia.”

Han Xin menatapnya dalam. “Naga merah?”

Ia mengangguk. “Dan aku tahu… naga perak itu sudah memilihmu.”

Suasana sunyi. Hanya desiran salju yang terdengar.

Han Xin tersenyum kecil. “Jadi kita benar-benar dua naga di bawah langit yang sama.”

Mulan membalas senyum itu samar. “Kalau dua naga tidak bisa berbagi langit… mungkin kita harus membuat langit baru.”

Han Xin menatapnya lama, lalu menggenggam tangannya. “Kalau begitu, mari kita mulai dengan menghancurkan yang lama.”

Sementara itu, di balik gunung utara di reruntuhan kuil kuno yang tertimbun es.

Raja Batu berdiri di depan ukiran naga kuno, cahaya biru dari tubuhnya kini menyala terang.

“Darah naga telah kembali ke dunia,” katanya pelan. “Dan waktu kebangkitan kita hampir tiba.”

Dari dalam bayangan kuil, muncul sosok lain tinggi, berjubah hitam, membawa tongkat dari tulang naga.

“Apakah mereka tahu bahwa perang ini baru awal?”

Raja Batu menatapnya, lalu tersenyum dingin. “Belum. Tapi mereka akan tahu… bahwa api yang membangunkan naga bukanlah api manusia melainkan api para dewa.”

Petir menyambar di langit utara. Salju berubah menjadi abu.

Dan jauh di lembah, Mulan membuka matanya lagi kali ini, bukan hanya warna merah dan perak, tapi semburat emas menyala di pupilnya.

“Ada sesuatu yang datang,” bisiknya.

Han Xin menatap ke langit yang mulai bergetar lagi.

“Ya,” jawabnya pelan. “Langit lama sedang runtuh.”

Bersambung

1
Ilfa Yarni
huhuhuhu aku nangis lo bacanya cinta mereka abadi sampe seribu tahun
Ilfa Yarni
wah ternyata han Xin hidup lg mereka skrudah bersama lg trus han Xian jg ada ya
Wulan Sari
ceritanya sangat menarik trimakasih Thor semangat 💪👍 salam sukses selalu ya ❤️🙂🙏
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
yah han Xin ga hidup lg kyk mulan
Ilfa Yarni
apakah mereka akan ketemu lg kok aku deg degan ya
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
trus apakah han Xin msh ada jadian dong mulan sendiri hidup didunia
inda Permatasari: tentu saja masih karena Han Xin juga bukan manusia biasa tapi tidak seperti Hua Mulan yang spesial
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
aaaa sedih mulan pergi apakah mulan bisa kembali
Ilfa Yarni
ceritanya seru walupun aku kurang memgerti
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
aku ga ngerti tentang naga yg aku ngerti cinta mereka ditengah peperangan hehe
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
si mulan ini manusia apa naga sih thor? sy kurang paham dg istilah keturunan naga🤔🤔
Ilfa Yarni
berarti han naga jg ya
Ilfa Yarni
apakah mereka mati bersama asuh penasaran banget
Ilfa Yarni
ceritanya menegangkan
Ilfa Yarni
ternyata pamannya msh hidup kurang ajar skali tp aku salut sama mulan dia hebat dan berani
Ilfa Yarni
seru thor lamjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!