Andien yang mati dibunuh keluarga suaminya, mendapatkan sistem dan bisa hidup kembali dan berganti nama menjadi Clarissa. Karena terikat dengan sistem, begitu kehidupan sebagai Clarissa usai, dia hidup sebagai Lestari dan menyelesaikan misi yang diberikan kepadanya. Kini jiwa Andien yang sudah menjelajahi dua kehidupan ditahun yang berbeda terdampar di dunia Kultivasi, sebuah kehidupan yang selama hanya dia yakini sebagai dunia dongeng dan khayalan karena hanya muncul di novel dan game online. Berada di tubuh seorang gadis kecil bernama Wu Xia yang memiliki lima akar spiritual dimana didalam dunia Kultivasi dianggap tidak berguna dan aib. Didunia asing ini sekali lagi jiwa Andien diberi tantangan untuk hidup dengan baik dan membungkam mulut semua orang yang selama ini merehkan eksistensi keberadaan Wu Xia dan berusaha untuk menjadi kuat agar bisa membawa seluruh keluarganya naik menuju puncak surgawi dimana para kultivator menuju diakhir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DISERANG
Sebagai seorang ahli beladiri dan keturunan kelompok bawah tanah di kehidupan sebelumnya, insting Wu Xia sangatlah tajam.
Apalagi setelah dantiannya pulih, lima panca indera yang dimilikinya juga semakin tajam sehingga dia bisa mengetahui sekecil apapun gerakan disekitarnya, termasuk kelima orang yang mencurigakan itu, yang sudah membuntuti mereka sejak siang ketika masih berada dipasar.
Wu Xia tak tahu siapa yang tengah ditargetkan oleh sekelompok pria berpakaian hitam tersebut sehingga dia pun tak berani bertindak gegabah dan hanya akan mengamati serta melihat sejauh mana musuh akan bertindak.
Sepanjang jalan, musuh terus mengikuti dari kejauhan dan mereka baru berhenti mengikuti ketika ketiganya masuk kedalam sekte Guanlan.
Melihat jika musuh tak bergerak dan hanya mengamati, Wu Xia berusaha untuk mengabaikannya dan tak melakukan tindakan apapun yang dapat memicu kepanikan anggota sekte yang lain.
Permasalahan ini, Wu Xia pendam sendiri dalam hati karena tak ingin membuat anggota sekte Guanlan yang lain menjadi cemas karena dia sendiri belum jelas siapa yang mereka targetkan dan apa niat mereka sehingga dia hanya bisa menjadi pengamat saat ini.
Malam harinya, Wu Xia keluar bersama Yun Yilun menuju pasar gelap seperti apa yang telah keduanya rencanakan sore tadi.
Begitu keluar dari dalam sekte, Wu Xia mengedarkan tatapan keseliling area dan lima orang yang seharian tadi membuntutinya masih berada ditempatnya.
Kelimanya pun segera bangkit dan mulai menguntit, berjalan sedikit jauh dari keduanya supaya tak terdeteksi, namun mereka tak sadar jika Wu Xia sudah sejak tadi siang sudah mengetahui keberadaan mereka dan mengamatinya dalam diam.
Tak tahu siapa yang tengah ditargetkan oleh musuh yang bersembunyi dalam gelap tersebut maka Wu Xia berinisiatif untuk memancing mereka nanti begitu keduanya sudah berada didalam pasar gelap.
Begitu dia bergerak menjauh dari toko milik Zhao Chen, beberapa orang yang sudah dia tandai bergerak mengikutinya.
“Ternyata, aku yang mereka incar”, guman Wu Xia datar.
Merasa jika tampaknya dia memiliki lawan untuk sparing, menguji jurus langkah tanpa bayangan yang baru dia pelajari semalam, Wu Xia pun segera menarik target ke tempat yang lebih sepi.
Begitu tiba di gang sunyi tanpa suara, Wu Xia dengan sigap menyelinap masuk dan menempel pada dinding.
Lima orang yang sejak tadi membuntuti nya tiba di tempat itu, tapi tak bisa menemukan sosoknya, mereka pun mengkerutkan kening.
“Tadi aku lihat dia masuk kesini, kenapa tiba-tiba menghilang?”
“Kita sudah membuntuti nya selama seharian ini, jangan sampai lolos!”.
Ketika semua orang sendang bingung mencari, tiba-tiba sosok yang mereka cari berdiri di hadapan ketiganya. “Apa kalian sedang mencariku?”.
Ketiga pria itu menatap gadis kecil didepan mereka dan sekilas melihat kantong penyimpanan mewah yang tergantung di samping pinggang nya, tatapan serakah semua orang pun terlihat dan niat mereka untuk menangkapnya hidup-hidup pun teralihkan untuk sejenak.
“Serahkan semua harta bendamu dengan baik-baik!”
Melihat tatapan penuh keserakahan, Wu Xia tak bisa menutupi rasa jijik dimatanya.”Benarkah kalian hanya menginginkan hartaku, bukan nyawaku?”, ucapnya dingin.
Melihat jika target tampaknya sudah mengetahui tujuan mereka pun hanya tertawa sinis. “Jika sudah tahu, maka menyerahlah. Sampah sepertimu yang tak bisa berkultivasi, sudah sepantasnya mati agar tak mengotori dunia ini”, ucapnya penuh cemohan.
Bukannya tunduk, Wu Xia malah berbalik menyerang mereka dengan cepat. Meskipun tak memiliki kekuatan spiritual tapi kecepatan dan kegesitan nya tak bisa diremehkan!.
Kelima pria tersebut sempat tertegun dan mulai panik. Belum sempat mereka mengeluarkan senjata sihir yang mereka miliki, satu tendangan yang secepat kilat mengenai dada membuat mereka terhuyung kebelakang dan menyemburkan darah segar dari mulutnya sebelum mereka terjungkal dan terduduk ditanah sambil memegangi dada mereka yang terasa nyeri..
Sebelum kelimanya sempat berdiri, sinar perak melintas. Kelimanya kembali terjerembab ke tanah dengan tangan menekan leher, mata mereka terbelalak tak percaya.
“Kalianlah yang sampah! Menghadapi gadis yang tak bisa berkultivasi saja kalian tidak mampu!”, cemoh Wu Xia.
“Kamu!”, dengan suara tersendat musuh masih berbicara sepatah kata sebelum mati dengan kedua mata melotot sempurna.
Ketika Wu Xia hendak pergi, sekelompok pria berpakaian hitam yang sempat mendapatkan tanda dari rekan mereka yang bertugas membuntuti gadis kecil itupun datang dan menghadang langkah kakinya.
“Ck, gadis kecil ini benar-benar merepotkan”, decak kesal salah satu pria berbaju hitam yang tampak sudah tak sabar ingin mengakhiri semuanya.
Kali ini, Wu Xia terkepung dari depan dan belakang, membuat dirinya harus memikirkan cara yang cepat untuk menyelesaikan semuanya agar tak membuat YunYillun khawatir.
Dengan teknik langkah bayangan, tubuh Wu Xia memunculkan banyak ilusi, membuat para penyerang menyerbu ke arah yang salah dan meleset.
Saat mereka dalam kebingungan, Wu Xia muncul di belakang mereka. Begitu pedang panjangnya di hunus, aura anyir menyebar di tempat itu.
Untuk beberapa musuh yang memiliki kultivasi tingkat jindan dan yuanying, Wu Xia yang tak mau mengambil resiko pun segera mengeluarkan pistol dari ruang dimensi.
Pistol yang dipergunakan oleh Wu Xia tak memiliki suara namun daya serangnya cukup tinggi, membuat musuh langsung tergeletak tak bernyawa setelah jantung mereka terkena peluru panas yang gadis kecil itu layangkan.
Tak butuh lama, tiga puluh orang yang menghadangnya tewas seketika begitu timah panas tersebut mengenai dada dan kepala mereka.
Wu Xia berdiri tenang di antara tumpukan mayat yang dia duga masih satu kelompok dengan para pembunuh bayaran yang menyerangnya dihutan kabut.
“Sepertinya, banyak orang yang mengincar nyawa gadis kecil ini.Karena sekarang aku yang mengambil alih tubuh Wu Xia, maka tak akan kubiarkan musuh yang mentargetkannya hidup”, batinnya geram.
Wu Xia bukanlah seorang yang baik hati jika berhadapan dengan musuh. Apalagi musuh kali ini terus saja mengincar nyawanya.
Untung saja kemampuan yang dimilikinya mengalami peningkatan setelah dantian dalam tubuhnya telah pulih kembali.
Kini, siapapun orang yang menghalangi jalannya dan berniat buruk kepadanya, maka jangan salahkan dirinya jika berbuat kejam.
Angin bertiup pelan, menggerakkan ujung gaun putih Wu Xia yang penuh noda darah dan helaian rambutnya yang lepas dari ikatan ekor kudanya.
Dengan punggung yang membelakangi mayat yang tergeletak, Wu Xia menyarungkan pedang berlumuran darah ke dalam sarungnya dan segera melemparkannya kedalam ruang dimensinya sementara pistolnya dia selipkan dipaha bagian dalamnya, sebagai jaga-jaga jika ada yang kembali menyerangnya dalam senyap, lalu melangkah pergi dari gang dengan wajah dingin tanpa ekspresi.
Aura yang tenang dan sangat kuat sangat kontras dengan tubuhnya kecilnya.
Sosoknya yang tangguh tak seperti gadis kecil berusia 7 tahun.
“Sangat menarik!”, guman seseorang yang sedari tadi mengamati Wu Xia ketika tengah bertarung.
Niat awal ingin membantu, tapi melihat jika gadis kecil itu tampaknya sangat tangguh, diapun mengurungkan niat nya dan naik ke atas pohon untuk mengamati
Keterkejutan tampak jelas di kedua matanya. Tanpa Kultivasi bisa mengalahkan para pembunuh bayaran yang sudah berada di tingkat jindan dan yuanying.
Sungguh bakat yang luar biasa!
Pria misterius memakai topeng itu juga sangat penasaran akan senjata hitam kecil yang ada ditangan gadis kecil itu sehingga dia terus mengamati kepergian Wu Xia dengan sorot mata sangat penasaran.
Karena sudah berada di pasar gelap, Wu Xia pun memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar disana, siapa tahu dia menemui hal-hal menarik lagi disini sebelum kembali ke toko milik Zhao Chen untuk mengambil barang yang telah dibelinya sekaligus memberikan kesempatan kepada putra kedua keluarga Zhao itu untuk mengembangkan perasaan dengan kakak seperguruannya.
