Di tindas dan di hujat dengan tuduhan yang tidak nyata, membuat Errina Devina, sosok istri yang penurut berubah menjadi istri yang pemberontak.
Pernikahan yang mereka bina selama enam tahun harus kandas karena pihak ketiga. Azka Rayanza awalnya sosok suami yang bertanggung jawab, tetapi semua kandas setelah kematian sang papa.
Tidak terima dengan tuduhan keluarga suami yang mengatakan jika dia telah berselingkuh, maka Erinna memutuskan untuk menjadikan tuduhan keluarga suaminya menjadi nyata.
"Ibu tuduh aku selingkuh di balik penghianatan putra ibu. Maka! jangan salahkan aku menjadikan tuduhan itu menjadi nyata."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TKS 16
Erinna tersenyum menatap sebuah pesan di ponselnya. Dia mendapat sebuah pesan panggilan interview di sebuah perusahaan besar. Dia sama sekali tidak menyangka akan dilirik oleh perusahaan itu, padahal banyak beredar rumor jika sangat sulit untuk masuk ke perusahaan itu, walaupun bagian terendah yaitu kebersihan.
Tidak mau membuang-buang waktu, Erinna langsung mempersiapkan diri. Dia mengenakan celana hitam dan juga kemeja putih, tidak lupa dengan polesan make-up tipis yang menghiasi wajahnya. Dia perlahan memperhatikan penampilannya di cermin sambil tersenyum kecil, dia berharap jika ini adalah langkah yang tepat untuknya. Mulai kehidupan baru dan mencari uang sendiri, tanpa harus terus meminta kepada suaminya itu.
Lagipula Denis masih terbaring di ruang ICU, pasti membutuhkan biaya yang besar untuk perawatannya. Mereka mau membayar biaya rumah sakit untuk Denis saja Erinna sudah sangat bersyukur. Dia mencoba menarik napas lalu membuangnya pelan, sambil berharap jika dia akan di terima di tempat itu. Uang yang diberikan Yoga pada malam itu memang sangat besar, tetapi dia ingin memiliki uang lebih banyak lagi, agar suami dan madunya itu tidak bisa terus-menerus merendahkannya.
"Mau kemana kamu?" tanya Azka menatap datar penampilan Erinna.
"Mau melakukan interview," ucap Erinna singkat tanpa menatap Azka yang berdiri di depan pintu.
"Mau interview di tempat p5k mana kamu?"
Mood Erinna langsung menurun mendengar pertanyaan suaminya itu. Dia hanya memutar bola matanya memelas lalu meraih tasnya di atas meja lalu melangkah keluar. Namun, Azka dengan sigap menghalangi jalan wanita itu. Dia dengan kasar mencengkram wajah Erinna lalu menatapnya dengan tatapan remeh.
"Jika ingin menjadi p3lacur, jangan pernah membawa nama keluargaku."
Erinna menatap wajah pria itu dengan penuh kebencian, tidak ada rasa takut sedikitpun, dia menepis tangan pria itu sekuat tenaganya. "Bukankah istrimu adalah Bella Anatasya, sedangkan aku hanyalah istri yang kau sembunyikan. Jadi, jika aku membawa nama keluargamu, kamu pasti bisa membayangkan apa yang akan terjadi bukan?"
Azka mengeraskan rahangnya mendengar ucapan Erinna. Ingin sekali dia mengumpat dan mencaci wanita itu, tetapi mulutnya seakan tertutup tanpa bisa mengucapkan sepatah katapun lagi. Dia sudah kehabisan akal untuk menghadapi wanita itu, semakin hari dia semakin membangkang dan tidak pernah menghargainya lagi sebagai seorang suami. Memang dia salah, dia salah karena telah mengkhianati pernikahan mereka. Namun, itu juga tidak sepenuhnya karena kesalahan darinya semata, dia melakukan itu untuk mereka juga.
Azka membuang napasnya kasar sambil berusaha mengontrol emosi. ''Jika kau melangkahkan kakimu keluar dari sini, aku tidak akan pernah lagi memberikan nafkah kepadamu."
Erinna terdiam mendengar ucapan pria itu. Dia terlihat berpikir sejenak lalu menatap pria itu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. ''Benarkah? tapi sayang, aku tidak butuh nafkah darimu."
Erinna tersenyum manis lalu melangkahkan kakinya melewati pintu kamar dengan santai, tentu tingkah wanita itu langsung membuat Azka hilang akal. Dia mengacak-acak rambutnya frustasi sambil menatap kepergian Erinna. Ternyata sakit hati yang ia rasakan telah membuatnya mati rasa kepada suaminya itu. Bukan hanya perasaan, tetapi rasa hormatnya juga sudah hilang bersama kepercayaan yang telah di sia-siakan.
*
*
*
Yoga duduk terdiam di kursi kuasanya sambil memainkan sebuah pulpen di tangannya. Kenangan malam itu terus terbayang di ingatnya, dia tidak mengerti kenapa dia begitu tertarik kepada wanita itu, padahal wanita itu sudah memiliki seorang anak, bahkan perbandingan status mereka juga sangat jauh. Bahkan wanita itu tidak sebanding dengan mantan istrinya, tetapi kenapa dia bisa di buat gila oleh seorang wanita seperti itu.
"Selamat pagi, Tuan!" Yoga langsung tersadar dari lamunannya mendengar ucapan Alta, asisten pribadinya.
''Ada apa?" tanya Yoga datar sambil mencari kesibukan dengan dokumen yang ada di atas meja.
"Saya sudah mendapat informasi tentang Nyonya Erinna, Tuan." Alta memberikan sebuah dokumen kepada Yoga yang berisi identitas Erinna beserta beberapa foto yang di dapatkan oleh detektif yang dia sewa.
"Erinna Devira!" Yoga tersenyum sinis membaca nama lengkap wanita yang telah menghabiskan malam dengannya itu. "Teryata dia sangat polos, dia mengunakan nama asli saat kencang buta."
"Ia, Tuan. Dia Erinna Devira, dia sudah menikah enam tahun lalu dan memiliki seorang putra. Putranya yang di rawat di rumah sakit itu menderita sakit kanker pankreas, Tuan. Suaminya Azka Rayyanza, Suami Bella Anatasya, putri pemilik perusahaan X."
Yoga langsung terdiam mendengar penjelasan Alta. Dia menatap foto kemesraan Azka dan Bella, juga beberapa foto kebersamaan Azka dan Erinna. Walaupun status yang sama, tetapi Yoga dapat melihat perbedaan yang sangat jauh dari kedua wanita itu. Bella terlihat sangat bahagia, apalagi dengan kehamilannya. Sedangkan Erinna, terlihat sangat jelas jika dia memendam begitu banyak penderitaan dan juga kekecewaan. Tentu perbedaan itu langsung menciptakan amarah di hati Yoga.
"Ternyata aku memang di takdirkan untuk merebut milik orang lain. Tapi kali ini akan beda cerita. Erinna, tunggu saja, malam itu akan kembali terulang lagi, tapi kali ini aku tidak akan mengantarmu lagi ke tempat itu."
Bersambung.....
si Azka serakah kamu sakit hati merasa dikhianati terus gimana dengan Erina sendiri saat kamu bilang mau nikah lagi perasaanmu sekarang gak bedanya dengan apa yang Erina rasakan cowok begooooo ... gemes 😬😬
tapi ternyata semua di luar ekspektasi 😜😜