Tunangannya mengkhianatinya. Bukannya meratapinya, Dheandita atau yang kerap dipanggil Dhea memutuskan untuk membalas rasa sakit hatinya tersebut dengan menjadi ibu dari wanita yang telah merebut sang tunangan.
"Aku akan menggoda ayahmu dan menjadi ibu tiri mu. Lihat saja apa yang aku lakukan nanti padamu, Virya," ucap Dhea
Drake Adiwitama pria matang nan rupawan adalah ayah dari Virya. Dan Dhea akan membuat Drake menjadi suaminya.
Bagaimana cara Dhea menggoda sang pria matang. Akankah Drake tergoda dengan gadis muda yang usianya jauh dibawahnya itu?
Lalu, bagaimana tanggapan Virya dan Jayan melihat kedekatan Dhea dan Drake?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menggoda 16
Hari bergulir begitu saja, Jayan dan Virya tentu semakin lengket saja. Virya sangat yakin akan satu hal bahwa Jayan sungguh mencintainya dan sudah sepenuhnya melupakan Dhea.
Itu seolah menjadi sebuah hal yang pasti dan membuat wanita itu sangat puas. Dia tidak pernah tahu jikalau setiap hari Jayan menemui Dhea.
Apa yang pria itu lakukan? Tentu saja berusaha membujuk Dhea untuk tidak dekat-dekat dengan Drake. Dan hari ini pun dia melakukan hal yang sama.
"Heh, kamu beneran nggak ada kerjaan ya, Jay? Katanya lagi sibuk nyusun tesis, terus ngapain kamu setiap hari di sini,"ucap Meta dengan penuh rasa tidak suka.
Ya bukan Dhea yang berbicara melainkan Meta. Dhea sendiri sudah sangat malas menghadapi Jayan. Dia enggan meski hanya sekedar menatap saja.
"Dhe, aku kemari cuma mau ngingetin kamu. Aku tuh peduli sama kamu, Dhea. Dia itu pria dewasa, pasti pengalamannya udah banyak. Aku takut kamu cuma dijadiin mainan aja sama dia. Jadi stop Dhe, stop buat ngedeketin papanya Virya."
Jayan tidak merespon ucapan Meta, dia terus berusaha bicara dengan Dhea meski Dhea bersikap acuh tak acuh. Dan apa yang dikatakan oleh Jayan itu selalu sama.
Drtzzz
Ponsel Dhea berdering. Mata gadis itu berbinar ketika melihat siapa yang menghubunginya.
"Halo Om, selamat sore,"ucapnya lembut. Dhea bicara dengan nada yang sopan dan lembut. Tapi entah mengapa di telinga jayan terdengar begitu menggoda.
"Om? Apa itu ayahnya Virya?" tanya Jayan. Dia merasa tidak suka mendengar Dhea bicara dengan nada seperti itu kepada pria lain terutama itu adalah Drake.
Tapi, lagi dan lagi Dhea mengabaikan suara Jayan. Ya Dhea memilih menyingkir untuk bicara dengan lebih leluasa.
Dan Jayan, dia tentu tidak tinggal diam ketika Dhea berjalan menjauh dari dirinya. Dia terus mengikuti Dhea.
"Ya selamat sore Dhea, maaf ya kalau aku ganggu kamu. Gini, ada temenku yang pengen pesen kue. Waktu itu, dia makan kue yang kamu bawa dan katanya cocok sama seleranya. Dia minta dibuatkan seperti itu yang sama persis sebanyak 10 buah. Apa bisa? Maaf ya mendadak banget ngasih tahunya."
"Bisa Om, sangat bisa sekali. Mau dibuat kapan Om, siang, pagi atau untuk malam," balas Dhea dengan penuh semangat. Siapa yang mengira kalau kue buatannya yang ia berikan kepada Drake untuk basa-basi itu malah menjadi lahan cuan,
"Dia mintanya siang udah ready, soalnya mau dipakai buat sore gitu,"jawab Drake di seberang sana.
"Oke Om, bisa. Aman, makasih ya Om. Seneng banget bisa dapat pesanan dari Om,"ucap Dhea lagi dengan penuh senyuman.
"Bukan dari aku, tapi dari temen aku,"sahut Drake.
"Dari Om lah, kan Om yang pesen sekarang. Pokoknya makasih ya Om, dan aku punya sesuatu buat Om besok. Sesuatu yang spesial yang pasti bakal bikin Om senang,"balas Dhea.
Di seberang sana Drake hanya menggelengkan kepalanya pelan. Dia tidak tahu apa yang akan diberikan Dhea kepada dirinya tapi Drake memiliki sebuah firasat bahwa itu akan jadi hal yang menyenangkan.
"Baiklah, aku harap itu sesuatu yang bagus,"ucapnya.
"Tentu saja. Untuk Om, aku pasti akan membuat sesuatu yang sangat spesial, karena Om adalah orang yang spesial."
Degh!
Sreet
"Apa yang kamu bilang, Dhea? Udah aku bilang jangan bersikap kayak gitu. Jangan ngegoda pria dewasa seperi itu. Kamu akan tahu akibat buruknya kalau masih terus menerus ngelakuin itu!"
Mata Dhea membelalak, nafasnya memburu. Rasa marah kini memenuhi dirinya. Sedari tadi dia sudah membiarkan Jayan bersikap kurang ajar dan sok tahu, tapi kali ini pria itu sungguh sudah di luar batas.
Dan satu hal yang semakin membuat Dhea marah, saat Jayan bicara demikian, dia belum menutup panggilan Drake.
Tuuut
Dengan sangat terpaksa Dhea menutup panggilan dari Drake tanpa bicara apa-apa. Sungguh rasanya sangat tidak enak, dia berpikir besok harus meminta maaf kepada Drake atas apa yang baru saja terjadi itu.
"Dari tadi aku udah sabar ya Jayan. Dari tadi, bukan. Bukan hanya dari tadi tapi dari kemarin-kemarin aku udah diem aja dan ngebiarin kamu kayak gini. Semua itu karena aku males buat ribut sama kamu dan juga aku nggak mau buat toko ku jadi ricuh. Tapi kamu udah kebangetan, kamu udah di luar batas. Jayan, perlu kamu inget ya, sekarang aku sama kamu itu udah nggak punya hubungan apapun. Aku bukan lagi tunangan kamu, aku bukan lagi kekasihmu dan aku bukan lagi calon istrimu. Kita, kita udah jadi orang asing, jadi kamu sama sekali nggak berhak buat ngatur aku. Kamu sama sekali nggak berhak buat ikut campur urusanku. Ini adalah terakhir kali aku ngomong gini ke kamu. Kalau kamu masih ngusik aku, aku bakal lapor ke polisi atas tuduhan perbuatan tidak menyenangkan. Sekarang, pergi dari toko dan rumahku!"
Tidak dengan suara keras, tapi nada bicara Dhea tajam dan penuh penekanan. Tatapan mata Dhea suka seolah menebus dada jayan, rasanya sungguh sakit.
Belum pernah Dhea menatap seperti itu kepadanya. Dan kali ini Jayan sungguh merasa bahwa Dhea sepenuhnya berubah. Dia tak lagi melihat Dhea yang manis dan penuh kelembutan.
"Nggak Dhe, aku nggak bisa begini. Aku nggak bisa denger kamu ngomong kalau aku bukan lagi siapa-siapa kamu. Nggak bisa, aku nggak bisa begini. Aku nggak akan ngebiarin kamu dimiliki pria itu,"desisnya lirih. Tangan Jayan mengepal erat, perkataan itu agaknya membuat dirinya sangat membara penuh dengan semangat untuk kembali membawa Dhea terus berada di pelukannya.
Tapi, melihat Dhea yang melenggang pergi meninggalkannya dan hanya tinggal punggungnya saja yang terlihat, memberikan Jayan gambaran nyata bahwa Dhea benar-benar tak lagi memedulikannya.
Drtzzz
Kali ini ponsel Jayan lah yang berbunyi. Itu adalah panggilan dari Virya. Saat ini Jayan sangat malas untuk menjawabnya sehingga dia memilih untuk mengabaikan panggilan itu.
Namun dering ponsel itu kembali berbunyi, dan kali ini Jayan sama sekali tidak bisa mengabaikannya.
"Ya Vir, ada apa? Maaf tadi aku lagi fokus ngerjain bab 2 ku,"kilahnya. Jayan tentu berbohong dengan jawabannya itu.
"Ah begitu, maaf sayang aku udah ganggu kamu. Tapi ini Papa nyuruh kamu datang. Papa mau ngomongin tentang kapan kita mau menikah."
Apa???
Perkataan Virya sungguh membuat Jayan sangat terkejut. Dia bahkan sejenak merasa hilang akal. Tapi panggilan Virya kembali menyadarkannya.
"Ke-kenapa tiba-tiba Papa kamu nanya soal pernikahan," jawab Jayan tergagap.
"Itu itu karena aku, aku hamil. Aku hamil anak kita, Jay."
Doeeenggg
TBC
Harusnya kamu malu lho Vir, ternyata selama ini kamu tinggal sama Drake yang bukan siapa2 kamu.
Makanya gak usah sombong gitu
untk jayan bingunglan kamu berharap tidak keluar dari rumah itu,,
dan sekarang kamu harus tau jika virya bukan anak kandung drake