Di dunia yang mengandalkan kekuatan sebagai hal utama, Xiao Chen terlahir tanpa memiliki akar spiritual. Membuatnya hanya bisa menjalani hidup sebagai manusia biasa. Tetapi takdir berkata lain, ia mendapatkan suatu berkah bertemu dengan sisa jiwa sang Ratu Phoenix, dan mewarisi kekuatan Phoenix Api yang sangat kuat. Tetapi, kenyataan pahit harus kembali dirasakannya, di mana keluarga Xiao di hancurkan, bahkan hanya menyisakan Xiao Chen seorang diri sebagai keturunan terakhir keluarga Xiao. Dendam, hampir mati. Menjadikan Xiao Chen tumbuh sebagai pria yang sangat kuat. Dan sejak saat itulah ia telah bertekad untuk membalaskan dendam keluarga Xiao. Namun, di saat ia menemukan kebenaran tentang pembantaian keluarga Xiao, dia harus memilih antara dendam dan cinta. Apakah dia dapat menemukan kekuatan untuk membalaskan dendam dan menyelamatkan orang yang di cintai? Dalam dunia kultivasi yang penuh dengan kekuatan dan kekuasaan, Xiao Chen harus menghadapi berbagai tantangan dan musuh kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16
"A— aku ... aku hanya mencoba membuatkan mu makanan!" ujar Chu Yun merasa malu. Raut wajahnya di tekuk, tetapi wajahnya hitam terkena dampak asap tebal.
"Ha! Ha! Ha!" Xiao Chen tertawa terbahak-bahak, "Apa yang sedang anda lakukan, nona Chu? Kenapa wajahmu seperti hangus terbakar?" ucap Xiao Chen sembari mengejek.
Chu Yun pun menghentakkan sebelah kakinya di atas lantai tembok, "A— aku ... ini adalah pertama kalinya aku memasak! Aku hanya merasa kasihan padamu yang belum makan dari semalam!" kata Chu Yun sembari membuang wajah, ia merasa malu bercampur kesal, sehingga dia menggigit sebelah bibir bawahnya.
Dengan raut wajahnya yang tersenyum, Xiao Chen berjalan menghampiri Chu Yun. Kemudian menepuk lembut kepala Chu Yun yang di lapisi oleh rambutnya yang panjang.
"Gadis Gendut! Siapa yang menyuruhmu memasak, aku tidak lapar!" ujar Xiao Chen, ramah.
Namun Chu Yun masih merasa malu bercampur kesal, sehingga ia pun tak menjawab, hanya terdiam membuang wajah dari pandangan Xiao Chen.
Xiao Chen pun berjalan kembali, membuka seluruh pintu di ruangan, membuka jendela agar asap di dalam ruangan segera keluar.
Lalu, Xiao Chen pun mengambil spatula yang masih di pegang oleh Chu Yun.
"Kemarilah! Aku akan menemanimu memasak!" kata Xiao Chen, ramah.
Ucapan Xiao Chen membuat wajah Chu Yun seolah-olah terbangun, "Kau bisa memasak, Xiao Chen?" tanya Chu Yun.
Xiao Chen pun mengangguk, "Ya, sedikit! Aku sering membantu para pelayan di keluarga Xiao saat itu!" ujar Xiao Chen sembari mulai memasukan bahan-bahan masakan ke dalam wajan.
Saat itu, Xiao Chen pun memasak makanan bersama Chu Yun. Walaupun saat itu berbagai kesalahan kecil di lakukan oleh mereka, di mulai dari makanan yang gosong, kompor meledak, bahkan rasa yang tak karuan setelah makanan itu jadi. Namun, dari situlah kedekatan mereka di mulai.
Chu Yun mulai menerima kehadiran Xiao Chen di sisinya, begitu juga dengan Xiao Chen yang mulai memahami sifat dan sikap Chu Yun sebagai tuan putri yang manja. Lalu mereka pun makan bersama.
"Ahh! Ini adalah makanan paling nikmat yang pernah aku rasakan!" seru Xiao Chen yang baru saja selesai makan.
Tetapi Chu Yun mendengus, "Kau berbohong! Jelas-jelas makanan ini terasa pahit karna gosong!" sela Chu Yun dengan begitu sinis.
Xiao Chen pun mencondongkan tubuhnya di atas meja, kepalanya benar-benar berada dalam jarak satu jengkal tangan di depan wajah Chu Yun.
"Apa yang ingin kau lakukan?" kata Chu Yun, terkejut.
"Hm, walaupun pahit ... tapi kau makan dengan lahap, kan?" kata Xiao Chen kembali mengejek.
Chu Yun terdiam, ia tak dapat berkata apapun.
"Hm, kalau di lihat-lihat, wajahmu bulat, kau memang gadis gendut!" kata Xiao Chen kembali mengejek.
"Kau,....!" kata Chu Yun, kesal. Telunjuknya terangkat tajam menunjuk Xiao Chen yang terus tertawa mengejeknya, tetapi Chu Yun diam, walaupun merasa kesal, tetapi perasaan yang di rasakannya begitu bebas, benar-benar suasana yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
Chu Yun pun menatapi Xiao Chen dengan seksama. Bahkan di saat Xiao Chen menggambar sebuah gambar kura-kura gemuk dengan kuas di pipinya, ia hanya terdiam tanpa kata, seolah-olah ia tidak sadar atas apa yang tengah dilakukan Xiao Chen terhadapnya.
Namun, Penguasa kota tiba-tiba datang membuka pintu.
Krek!
Betapa terkejutnya Chu Tian Ge, di saat sepasang matanya menyaksikan Chu Yun dan juga Xiao Chen yang tengah asik.
Chu Tian Ge mengira bahwa mereka tengah bercumbu mesra. Jika di lihat dari belakang, memang wajah mereka terlihat sangat dekat, bertatap muka.
"Apa yang kalian lakukan?" seru Chu Tian Ge dengan nadanya yang tinggi.
Jelas membuat Chu Yun dan juga Xiao Chen terkejut, seolah-olah wajah Chu Yun terbangun, bahkan Xiao Chen yang saking terkejutnya, ia terjatuh dari kursi.
Buk!
"Ahh!" kata Xiao Chen sembari memegangi tubuh bagian belakangnya yang terasa sakit karena terjatuh.
quality kontrol. naskahnya gak bonafid beda dg woood pack atau frizo
nanti aku mampir lagi...
pagi2 riweh....🤣🤣🤣