Alexander "Lion" Kennedy, mantan komandan pasukan elite terhebat Amerika, sedang menikmati masa pensiunnya yang damai di pedalaman hutan. Namun sebuah kunjungan tak terduga dari Gedung Putih memaksanya kembali ke dunia yang ditinggalkannya - dunia operasi rahasia, konspirasi, dan bahaya yang tak terlihat.
Dengan masa lalu yang penuh luka dan dendam yang belum terselesaikan, Lion harus memimpin misi penyusupan paling berbahaya dalam kariernya. Didampingi oleh Tanikawa, sahabat lamanya yang jenius teknologi, perjalanan mereka segera berubah menjadi permainan kucing dan tikus yang mematikan di jalanan Moskow.
Ketika misi resmi berubah menjadi urusan pribadi, Lion menemukan dirinya terjebak dalam jaringan konspirasi dimana tidak ada yang bisa dipercaya. Setiap langkah membawanya lebih dalam ke dalam labirin pengkhianatan, sementara masa kelamnya terus membayangi setiap keputusan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MR. IRA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16: Lion Berubah
Lion memakai topengnya, pakaiannya tetap. Setelan warga sipil, belum berubah "Sekarang, raja singa siap mengaum di ladang peluru!!" ujar Lion di balik topengnya.
Lion melangkahkan kakinya, dia mulai berjalan ke jalan. Di jalan, banyak sekali para warga sipil yang ketakutan dan mulai berlarian karena melihat Lion membawa senjata serbu.
"Lari!!!" teriak para warga sipil.
Lion berhenti di tengah jalan, menghadang sebuah mobil yang melaju. Tanpa bicara, dia menembak kepala pengemudinya lewat kaca depan dengan M4 semi-otomatisnya "Der!!" pengemudinya tewas di dalam mobil. Lion dengan dingin masuk ke dalam mobilnya, melemparkan tubuh pengemudinya ke jalan, Lion masuk. Duduk di kursi pengemudi yang berlumuran darah, dia lalu menancap gas untuk pergi ke suatu tempat terlebih dahulu.
Wajah Lion kali ini tidak menyesal sama sekali, dia malah memberikan senyum tipis dibalik topengnya yang mengerikan. Dia mengemudi dengan sangat lihai dan cepat, bukan menuju ke kantor polisi yang menahan Tanikawa, tapi ke suatu gang sepi, gelap, dan menakutkan. Mobilnya berhenti tepat di depan gang yang gelap itu, dia tanpa rasa malu sedikitpun mengganti pakaian sipilnya menjadi seragam perang yang selama ini tersimpan di tasnya "Agar tidak ada kecurigaan, logo Amerika Serikat akan kuhapus!!" ujar Lion sambil merobek semua logo Amerika Serikat di baju perangnya ditengah-tengah kegelapan gang.
Seusai mengganti pakaiannya, dia melihat ponselnya, melihat berita. Memastikan Tanikawa ada di sel mana, di sisi lain. Tanikawa yang tengah ada di ruang sidang, dia duduk sendirian tepat di hadapan hakim dengan tangan yang terikat.
"Terdakwa dijatuhi hukuman mati!!" ujar hakim dengan mengetuk palunya. Tanikawa langsung menatap kosong ke arah hakim, wajahnya berubah pucat seketika, namun di dalam hatinya, dia yakin jika Lion akan datang untuk membebaskannya.
"Komandan, aku akan segera mati ditangan hukum. Tapi, aku yakin komandan akan datang!!" batin Tanikawa dengan diseret kembali ke selnya.
Lion yang menyaksikan prosesi sidang itu secara langsung lewat ponselnya pun kaget, dia khawatir jika Tanikawa akan langsung dieksekusi hari ini juga "Tunggu Tanikawa, aku datang!!!" gumam Lion sambil menginjak gas dan mulai menuju ke tempat Tanikawa ditahan.
"Di sana, pasti akan ada banyak polisi. Aku akan menggunakan M4 dan juga Barret-ku!!" pikir Lion sambil terus mengemudi. Mata Lion tiba-tiba menangkap sesuatu yang tidak asing dari spion mobilnya, sebuah van hitam "Babi!!! Para anak-anak sialan itu. Mereka senang sekali menggangguku!!!" ujar Lion dengan emosi.
Lion terus mengemudi, namun sesekali dia menembaki van hitam itu dengan M4 otomatisnya. Menembak sambil mengemudi memang sangat sulit, tapi itu harus dilakukannya. Peluru demi peluru ditembakkanya, tidak semua peluru mengenai van itu, tak jarang peluru yang ditembakkan Lion mengenai warga sipil dan kendaraan Lainnya. Namun, saat Lion berhenti menembak van itu, entah dari mana. Sebuah peluru meleset cepat ke ban van APM, membuat van itu hilang kendali dan langsung menabrak bangunan disampingnya.
"BRUK!!" suara mobil menghantam dinding.
Lion meletakkan M4-nya di dasbor mobilnya yang penuh noda darah, dia tertawa pelan "Siapa yang membuat mereka menabrak?!" ucap Lion dengan tertawa.
Setelah beberapa menit mengemudi, Lion menghentikan mobilnya, memarkirkan mobilnya sedikit jauh dari kantor polisi yang menahan Tanikawa. Lion mengambil tasnya, berjalan perlahan, tak lupa dia memegang M4-nya di tangan. Dia memarkirkan mobilnya ditempat yang cukup sepi, bukan disamping jalan dan gedung-gedung, tapi di sebuah kebun. Karena kantor polisi itu juga agak masuk ke dalam kebun "Di depan, ada tiga yang terlihat!!" gumam Lion.
Lion menggunakan M4-nya untuk mencoba menembak para polisi yang tengah berjaga di depan "Aku atur ke semi-otomatis," ucap Lion. Dia lalu menggunakan scope senjatanya, membidik dengan perlahan, saat posisi sudah terkunci, jarinya dengan perlahan menarik pelatuk "DOR!!" peluru melesat cepat, melewati semak-semak dihadapannya, peluru itu berhasil bersarang di kepala salah satu polisi "BRUK!!"
Bersambung...