Kehidupan Kedua Violetta

Kedatangan Violet di universitas dengan mobil sportnya, membuat semua orang mebelalakkan matanya, karna mobil yang di pakai Violet adalah mobil sport keluaran terbaru, dan selain itu sejak kapan Violet bisa mengemudi sendiri, itulah pertanyaan yang memenuhi isi kepala mereka.

''Vio!!''

Violet yang baru menutup pintu mobilnya langsung membalikkan badannya, dia tersenyum melihat sahabatnya berlari menghampirinya.

''Woahhhhhh,, keren sekali mobil baru mu'' ujar Tasya menatap kagum mobil sport milik sahabatnya.

Tasya tidak kaget melihat Violet bisa mengemudi sendiri, karna dia sudah tahu kalau dalam satu bulan ini Violet belajar mengendarai mobil.

''Ckckck, selera Pamanmu memang tidak sembarangan'' decak Tasya dengan menggelengkan kepalanya.

''Tentu, karna Paman yang terbaik'' sahut Violet tersenyum membanggakan sosok Lucane di hidupnya.

''Sudahlah,, ayo ke kelas, sebentar lagi masuk'' ajak Violet menarik Tasya.

Lalu kedua gadis itu berjalan beriringan masuk ke dalam gedung universitas hanuga.

Hari ini Violet hanya ada kelas dari jam sebelas sampai jam satu siang saja, dan setelah itu dia berencana akan pergi ke perusahaan Romanov, untuk memberikan sesuatu sebagai ucapan terimakasih kepada Pamannya.

Sebelum pergi ke perusahaan Romanov, Violet bersinggah sebentar ke toko kue favoritnya.

''Selamat datang Nona'' sambut si penjaga toko dengan ramah.

Violet membalasnya dengan tersenyum, lalu dia melihat lihat deretan kue di etalase, dan matanya tertuju pada kue berukuran sedang dengan di hiasi buah cherry di atasnya.

''Saya mau kue itu'' ucap Violet menunjuk kue yang di pilihnya.

''Baik Nona''

Pelayan toko itu segera mengambilnya, lalu di bungkus dengan kotak kue.

Setelah mendapatkan kue untuk Lucane sebagai ucapan terimakasihnya, Violet segera menjalankan kemudinya menunju perusahaan Romanov.

Setiba di perusahaan Romanov, Violet langsung meparkirkan mobilnya di parkiran bersama mobil milik para karyawan.

Kedatangan Violet di sambut ramah dan sangat sopan oleh petugas yang berjaga di dekat pintu lobi.

''Nona Violet, selamat datang'' ucap Petugas keamanan dengan membungkuk sopan.

Violet membalasnya dengan tersenyum, lalu dia segera masuk ke dalam lobi perusahaan.

Dahi Violet langsung mengerut dalam saat melihat wanita berpakian seksi berdiri di meja resepsionis.

''Kak Margaret'' gumamnya.

Violet perlahan mendekati wanita itu, untuk memastikan kembali benarkah itu Margaret atau bukan, dirinya takut salah mengenali.

Pegawai resepsionis yang menyadari kedatangan Violet, buru buru membungkukkan badannya dengan sopan.

''Nona Muda, selamat datang''

Wanita yang berdiri di depan meja resepsionis itu langsung membalikkan badannya, dan matanya bersitatap dengan mata indah milik Violet.

"Ternyata benar Kak Margaret" batin Violet.

Violet menegakkan badannya, menatap tajam pada Margaret, wanita yang membuatnya menjadi orang jahat di kehidupan pertamanya.

''Bibi ini ada keperluan apa?'' Violet menatap pegawai resepsionis.

Margaret tentu tidak terima dirinya di panggil Bibi oleh gadis di depannya.

''Heh, aku tidak setua itu, enak sekali panggil aku bibi'' cetus Margaret.

''Tapi anda lebih tua dari saya bukan, jadi apa salahnya saya panggil anda bibi, saya sudah mencoba bersikap sopan pada anda'' tukas Violet.

Pegawai resepsionis menggigit bibirnya menahan tawa, menurutnya mulut Nona Mudanya benar benar tidak ada filternya.

''Kamu'' geram Margaret.

''Apa'' Violet malah semakin menantang dengan berani.

''Ada apa ini?''

Violet dan Margaret serentak menoleh.

Raisa buru buru membungkukkan badannya melihat keponakan atasannya di depannya.

''Nona Violet, selamat datang'' ucap Raisa dengan sopan.

Margaret langsung menoleh pada gadis di sampingnya dengan expresi terkejut, karna ternyata gadis yang berdebat dengannya adalah keponakan Lucane.

Selama ini Margaret mendengar kalau Lucane memiliki keponakan perempuan namanya Violet, tapi dia tidak tahu seperti apa rupa gadis itu, karna Lucane tidak pernah mempublikasikan wajah Violet di media manapun, selain itu yang Margaret ketahui Lucane memperlakukan Violet seperti seorang putri, dan bagi karyawan perusahaan Romanov, apapun perintah Violet itu sama halnya dengan perintah Lucane, lebih tepatnya di atas Lucane masih ada Violet yang harus jauh lebih di takuti jika ingin menyinggungnya.

Menyadari wajah panik Margaret, membuat Violet tertawa dalam hatinya, dia sudah menebak pasti sebentar lagi Margaret akan merubah sikapnya padanya secepat membalikkan buku.

Dan dugaan Violet sangat tepat sekali, Margaret langsung bersikap lembut di hadapan Violet.

''Violet, maafkan aku, aku tidak tahu kalau kamu keponakan Lucane'' ucap Margaret mencoba menyentuh tangan Violet, namun Violet langsung mundur beberapa langkah.

''Oh ya, kenalkan, aku Margaret Jasson, aku satu angkatan sama Pamanmu saat di harvard dulu'' ujar Margaret lagi.

''Oh'' Violet hanya beroh ria saja.

''Hah'' Margaret tercengang melihat reaksi yang di tunjukan Violet, reaksi macam apa itu pikirnya.

''Sudahkan memperkenalkan dirinya, kalau begitu aku pergi dulu'' setelah berucap Violet langsung melenggang pergi begitu saja, dia masuk ke dalam lift khusus presdir, tidak perduli dengan Margaret yang terus memanggilnya.

''Hei, Vio,, Violet!'' seru Margaret.

''Nona, tolong jangan teriak teriak, di sini bukan hutan'' tegur Raisa dengan sopan.

Margaret langsung menatap kesal ke arah Raisa. ''Siapa kamu?, berani sekali negur aku, tidak tahu ya aku ini teman atasan kalian'' cetus Margaret.

''Kenalkan, saya Raisa, sekertaris Tuan Lucane'' ucap Raisa mengulurkan tangannya.

Tapi Margaret langsung menepis uluran tangan Raisa dengan kasar. ''Tidak perlu, cepat antarkan aku ke ruangan Lucane''

Raisa bertanya dengan sopan. ''Apa anda sudah membuat janji temu dengan Tuan Lucane?''

''Untuk apa?, sudahlah, antarkan aku ke ruangannya, dia tidak akan menolak kedatanganku'' sahut Margaret.

''Maaf Nona, tidak bisa, jika belum membuat janji temu'' ucap Raisa.

''Aku tidak percaya, aku akan cari dia sendiri'' tukas Margaret melangkah ke arah lift yang di masuki oleh Violet tadi, tapi dengan cepat Raisa menahannya, dia juga memanggil petugas ke amanan untuk membawa Margaret keluar.

''Minggir!!'' sentak Margaret pada kedua petugas keamanan yang menghalanginya masuk ke dalam lift.

''Maaf Nona, silahkan anda keluar'' ucap petugas keamanan masih bersikap sopan.

''Berani sekali kalian mengusirku?!'' sentak Margaret marah.

Kedua petugas keamanan itu melirik pada Raisa yang menganggukkan kepalanya, lalu mereka menarik Margaret dengan paksa, membawanya keluar dari lobi perusahaan.

''Hei!!, apa apaan kalian!'' teriak Margaret meronta ronta, tapi kedua petugas keamanan itu tetap menarik paksa Margaret keluar.

Di ruangan presdir Lucane hampir melayangkan amarahnya, saat seseorang dengan lancang masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu lebih dulu.

Ceklek

Amarah Lucane langsung lenyap seketika, saat melihat siapa yang masuk ke dalam ruangannya.

''Baby''

Lucane langsung bangkit menghampiri Violet yang berlari kecil ke arahnya, lalu memeluknya tidak lupa juga mengecup pucuk kepalanya dengan lembut.

''Kenapa tidak bilang kalau mau ke sini?'' tanya Lucane menatap lembut wajah cantik gadis yang ada di pelukannya.

''Kejutan'' jawab Violet terkekeh kecil membuat Lucane gemas.

Violet melepaskan diri dari pelukan Lucane, lalu mengangkat kotak kue yang di bawanya ke hadapan Lucane.

''Taraaa,,, ini untuk Paman'' ucap Violet.

''Untuk Paman?''

Violet menganggukkan kepalanya. ''Heem, sebagai ucapan terimakasih, karna Paman sudah kasih aku mobil baru'' tukas Violet tersenyum.

''Ayo sini Paman'' Violet menarik tangan Lucane, dan Lucane hanya menurut saja.

''Paman duduk dulu'' Lagi lagi Lucane duduk di kursi kerjanya dengan patuh.

Violet dengan telaten membuka kotak kuenya.

''Ayo, Paman buka mulutnya''

Lucane tersenyum dan membuka mulutnya, lalu Violet menyuapkan kue ke dalam mulutnya.