Meski telah menikah puluhan tahun Dara tidak mampu merebut hati sang suami Hadi Prayoga.
karena mereka menikah karena perjodohan yang diatur oleh keluarga mereka atas usulan dari Dara.
Dara mencintai Hadi sejak pertemuan pertama mereka yang membuat Dara meminta pada orang tuanya untuk mengatur perjodohan mereka.
waktu perjalan selama 14 tahun pernikahan mereka sudah dikaruniai anak yang menginjak usia remaja. tapi cinta yang Dara harapkan tak kunjung datang.
Dara terus mengejar cinta suaminya hingga melupakan kewajibannya sebagai orang ibu yang membuat anak Dara, Davin membencinya.
Bagaimana kisah rumah tangga antara Dara dan Hadi apakah ada keajaiban sehingga Hadi dapat mencintai istrinya? atau Dara menyerah karena Hadi tak dapat membuka hatinya untuk Dara?
saksikan kelanjutan ceritanya dan mohon support untuk karya pertamaku Terima Kasih 🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biokunai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16.
Alina merasa bingung karena tiba-tiba ia dipanggil datang ke mansion oleh ibunya.
Saat tiba di mansion alina di sambut oleh mbok sumi dan dirahkan menuju ruang tamu.
"silahkan nyonya, nyonya besar telah menunggu."ucap mbok sumi pada alina. Dan alina menuju ruang tamu bersama mbok sumi.
"ma, apa kabar?"ucap alina yang melihat ibunya tengah duduk di sofa dan ada vina yang tengah duduk disampingnya.
"tidak usah basa-basi, duduk!"jawab diana tegas.
Alina melihat ibunya yang sepertinya sedang marah hanya diam dan duduk dihadapan wanita itu tanpa bisa membantah.
"ada apa ma? Kenapa mama memanggil alina? Dan kenapa mama sepertinya marah?"tanya alina pada ibunya.
"kamu tanya kenapa mama marah hingga memanggil kamu kesini? kamu tau benar apa penyebab mama sampai marah seperti ini!"diana tau putrinya ini mengetahui alasan penyebab ia marah besar saat ini.
Alina menghembuskan nafas mencoba mengatur emosinya saat berhadapan dengan ibunya sendiri.
Alina mendengar laporan dari orang kepercayaannya jika vina sudah kembali dari luar negri, dan sudah menemui liam putranya hingga berakhir mabuk diclub tempo hari.
Tidak hanya itu alina juga tau vina menemui dara untuk mengajak menantunya menyingkirkan jihan.
Alina memang tak menyukai menantunya itu tapi ia juga tak menyukai vina. Karena alina kenal betul siapa keponakannya itu. karena kecelakaan yang menimpa orang tuanya menyebabkan vina dirawat oleh diana ibunya. Dan diana sangat menyayangi dan memanjakan vina.
Jadilah vina tumbuh menjadi orang yang manja, egois dan culas. Ia melakukan segala cara untuk mencapai segala keinginannya tak perduli itu benar atau salah.
Dan alina juga tidak buta jika selama ini vina menyimpan perasaan pada putra bungsunya liam. berbeda dengan liam yang menganggapnya sebatas adik perempuan yang harus dijaga.
Karena sikap liam yang tidak peka dan menganggap vina hanya sebagai adik. Menyebabkan vina dapat mempermainkan emosi liam dengan berkedok sebagai adik.
Alina melihat bagaimana vina memonopoli liam dari istrinya jihan. Sekali lagi walaupun alina juga tak menyukai jihan tapi ia juga tak mendukung vina.
Jadilah posisi alina saat ini menjadi serba salah, apalagi ibunya sudah turut campur seperti ini.
"ma, itu urusan anak-anak biarkan saja mereka menyelesaikannya sendiri."ucap alina yang tak mau masalah semakin panjang.
"tapi kamu lihat sikap dara menantumu yang kasar dan tidak sopan pada vina!"pembelaan diana pada cucunya.
"biar nanti dara aku yang akan menegurnya."ucap alina mencoba tak mendebat ibunya.
"lakukan yang benar, jika ini terjadi lagi. Jangan harap aku tinggal diam."ancam diana.
"baik ma, aku akan ingat itu."alina dapat mencegah ibunya sekarang tapi ia akan memikirkan cara agar hal ini tak terjadi lagi. Karena ia juga tak rela jika vina masuk ke dalam keluarganya.
Alina berada beberapa saat dirumah ibunya lalu berpamitan karena ada hal yang harus ia urus.
.
Alina turun dari mobilnya dan sampai di rumah anaknya.
saat masuk ke dalam rumah ia disambut cucu-cucunya yang berlari menghampirinya dan memeluknya.
"nenek... nenek datang kesini? Nenek datang ingin mengajak kita jalan-jalan ya?"tanya si kecil aura
"benar, nenek mau ajak kita jalan-jalan?"sahut adiknya rio yang sudah lompat-lompat kegirangan.
"halo apa kabar."ucap si sulung lily saat menghampiri neneknya yang tengah dikerubungi adik-adiknya.
"halo sayang, nenek datang kali ini ingin bertemu dengan mama dan papa, mana mereka?" ucap alina pada cucu-cucu kesayangannya.
"ya kirain nenek datang mau ajak kita jalan-jalan"ucap aura kecewa.
"iya"yang disahuti rio yang sama kecewanya.
"adik seperti itu. Nenek maafkan adik-adik."tegur lily pada kedua adiknya. Karena ia anak sulung lily adalah anak yang paling pengertian dan sopan diantara adik-adiknya.
"tak apa sayang, rio, aura maafkan nenek ya, tapi kali ini nenek sedang ada urusan dengan mama dan papa. Tapi nenek janji, lain kali kita akan jalan-jalan ketempat yang kalian mau. Bagaimana?"rayu alina pada kedua cucu kecilnya ini.
Mereka berdua berpikir sebentar lalu menganggukan kepala menerima tawaran neneknya.
"baik lah, jika nenek sudah berjanji aura akan sabar nunggunya." jawab aura.
"iya io juga ikut kak aula, tapi nenek janjikan? Jangan lupa lho."ucap si kecil rio.
"iya sayang nenek janji."ucap alina mengusak kepala bocah kecil yang mirip sekali dengan putranya saat kecil.
"mama.. kapan datang? Maaf jihan ada di dapur tadi jadi ngga tau mama datang." ucap jihan mendekati mertuanya lalu bersalaman.
"baru saja!"ucap alina dingin.
Begitulah sikap alina pada jihan menantu yang tak ia harapkan.
"kalau seperti itu mari ma, ke ruang keluarga. Anak-anak ayo ajak nenek ke ruang keluarga."ucap jihan yang sudah biasa dengan sikap ketus dan dingin mertuanya itu padanya.
"ayo nenek kita ke ruang keluarga."ajak lily pada neneknya.
"iya nenek kita liat lobot balu io."sahut si kecil rio yang begitu semangat mengajak neneknya melihat mainan barunya.
"iya nenek, aura juga udah bisa gambar nek." balas aura.
Mereka berdua menggandeng tangan neneknya ke ruang keluarga.
"iya ayo kita lihat nenek tidak sabar."alina menggandeng kedua cucunya menuju ruang keluarga.
Walaupun tidak menyukai jihan tapi alina sangat menyayangi cucu-cucunya jadi walau bagaimanapun sikapnya pada jihan ia akan tetap hangat,ramah dan penuh cinta pada cucu-cucunya.
.
Setelah menemani cucu-cucunya bermain sebentar. Kini diruangan itu tinggal jihan dan alina yang duduk berhadapan dengan tatapan berbeda.
"dimana liam?" tanya alina tegas dengan tatapan tajam pada menantunya.
"mas liam pergi ma, katanya ada kerjaan yang harus diurus."jawab jihan sopan.
"weekend begini?"tanya alina dengan nada agak tinggi.
"iya ma,"jihan tak dapat berkutik jika mertuanya sudah seperti ini.
"sering dia pergi di hari libur begini?"tanya alina lagi mencoba mengorek masalah rumah tangga anaknya.
"iya."jawab jihan pasrah membongkar masalah rumah tangganya pada sang mertua.
"hmmm.. Kamu itu sebagai istri bagaimana si jihan? Suami pergi saat hari libur kamu santai aja."alina tak habis pikir dengan menantunya.
"maaf ma, jihan sudah bertanya dan mencegah mas liam pergi tapi mas liam bersikeras ingin pergi. Jadi tak ada yang bisa jihan lakukan."ucap jihan yang juga sudah berusaha menahan suaminya, tapi apa mau dikata suaminya begitu kekeh pergi.
"ya kamu istrinya jihan, seharusnya kamu lakukan sesuatu agar suamimu itu betah dirumah. Karena mama jamin kerja itu hanya alasan karena tak betah dirumah."tuduh alina pada menantunya.
jihan yang kembali dapat omelan dari mertuanya hanya dapat diam mendengarkan dengan kepala tertunduk.
"mama sudah sering memperingatkanmu. perhatikan penampilan agar suamimu betah dirumah. liam itu pemimpin perusahaan raksaksa, umurnya masih muda dan wajahnya tampan. dengan semua itu banyak sekali wanita diluar sana yang siap naik keatas ranjangnya.
Apa kamu tak pikirkan itu jihan? Apa yang akan terjadi pada anak-anak kalian kalau sampai hal itu terjadi? Coba kamu pikir!"alina menumpahkan emosi karena vina dan ibunya pada jihan yang tak tau menahu.
Tapi omelan alina pada menantunya ini juga tak sepenuhnya salah, alina hanya tidak ingin rencana vina mendapatkan liam putra nya terjadi karena jihan yang acuh tentang penampilannya dan mengabaikan sarannya untuk merawat diri agar suaminya betah dirumah.
Kalau vina sampai berhasil memisahkan liam dan jihan, satu hal yang ia khawatirkan yaitu perasaan ketiga cucunya yang masih begitu kecil.
Maka dari itu alina lebih sering menekan dan memarahi menantunya jihan agar memperhatikan penampilan, bergaul dengan istri para petinggi perusahaan agar saat dibawa ke jamuan bisnis tidak memalukan dan meningkatkan kemampuan diri dengan belajar hal baru yang menunjang karir suaminya.
Berkali-kali alina memperingatkan tapi tak pernah jihan lakukan. karena saking kesalnya alina sampai membandingkan jihan dengan dara yang begitu menonjol dikalangan sosialita dan perkumpulan istri para petinggi perusahaan.
.
.
.
.
.
Tbc.