NovelToon NovelToon
Pendekar Pedang Kelabu : Perang Kebangkitan

Pendekar Pedang Kelabu : Perang Kebangkitan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Pusaka Ajaib
Popularitas:19.5k
Nilai: 5
Nama Author: YanYan.

Alam Dongtian berada di ambang kehancuran. Tatanan surgawi mulai retak, membuka jalan bagi kekuatan asing.

Langit menghitam, dan bisikan ramalan lama kembali bergema di antara reruntuhan. Dari barat yang terkutuk, kekuatan asing menyusup ke celah dunia, membawa kehendak yang belum pernah tersentuh waktu.

Di tengah kekacauan yang menjalar, dua sosok berdiri di garis depan perubahan. Namun kebenaran masih tersembunyi dalam bayang darah dan kabut, dan tak seorang pun tahu siapa yang akan menjadi penyelamat... atau pemicu akhir segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayangan Kekacauan

Langit siang merunduk kelam di ufuk barat. Zhang Wei melesat sendirian, mengikuti jejak samar kekuatan jiwa Gurita Pemakan Jiwa yang sempat terdeteksi sebelum menghilang. Keheningan di sekelilingnya terasa ganjil, seolah dunia tengah menahan napas.

Di dalam kesadarannya, suara Lian Xuhuan bergema lirih namun mengandung tekanan.

“Bahkan di masa jayaku, tak ada satu pun dari makhluk kolosal yang berani menembus batas wilayah mereka tanpa alasan. Ini lebih dari sekadar kegilaan sesaat. Sesuatu telah bangkit…”

Zhang Wei mengerutkan kening. Kecepatan terbangnya bertambah, kabut kelabu membungkus tubuhnya rapat seperti jubah jiwa.

Beberapa saat kemudian, tanah di bawahnya berubah drastis. Pohon-pohon hangus, padang yang tadinya hijau kini retak seperti baru saja dilanda gempa maha dahsyat. Suara angin menggulung membawa aroma daging terbakar dan darah yang mulai mengering.

Zhang Wei turun.

Lalu dia melihatnya.

Puluhan… tidak, ratusan jasad tergeletak di lereng dan lembah kecil yang membentuk arena pertempuran. Tubuh-tubuh muda, mengenakan jubah dari berbagai faksi besar. Mata terbuka, sebagian membatu dalam ketakutan, sebagian lain telah hancur sepenuhnya. Beberapa masih menggenggam senjata mereka… ada yang bahkan tubuhnya terbelah menjadi dua, seakan diterkam makhluk yang luar biasa kuat.

Zhang Wei melangkah pelan, memeriksa sekitar. Jejak-jejak cakar raksasa menghancurkan bebatuan, pepohonan tercabik seperti kertas. Ada bekas luka bakar, goresan petir, dan sisa-sisa racun di tanah.

“Ini bukan ulah makhluk tunggal…” gumamnya. “Lebih dari satu… dan mereka bukan binatang biasa.”

Lian Xuhuan menjawab lirih, napasnya seakan menahan duka.

“Tanda-tandanya jelas. Para kolosal lain ikut bergerak. Aku bisa merasakannya… mereka semua telah bangkit dari tempat mereka masing-masing.”

Zhang Wei mengepalkan tangannya. Makhluk-makhluk kolosal yang selama ribuan tahun menjaga tempat terlarang di alam rahasia Qianlong. Mereka bukan sekadar binatang roh. Mereka adalah penjaga neraka yang diam karena kontrak dunia, dan kini… dunia membiarkan mereka bebas?

Sebuah suara gemetar menarik perhatiannya.

Dari balik batu besar, seorang kultivator muda yang sekarat menggenggam perutnya yang robek. Napasnya tersengal, darah merembes deras.

“… mereka… mereka muncul tiba-tiba… dari tanah, dari langit… kami tak bisa lari… semua mati… semua…”

Zhang Wei berjongkok, menyentuh dahinya, menyampaikan aliran qi untuk mengurangi rasa sakitnya. Tapi jiwanya sudah terlalu rusak. Dalam hitungan detik, tubuh itu melemas dalam damai.

Zhang Wei berdiri pelan.

“Jika makhluk-makhluk itu mulai bergerak... maka kita sedang menuju sebuah bencana besar yang tak pernah tercatat dalam sejarah.”

Dia menatap jauh ke barat, aura kelabu mulai membumbung dari tubuhnya. Tidak lagi sekadar pengawasan.

Dia akan masuk lebih dalam. Dia akan mencari kebenaran.

Namun yang belum dia ketahui… dunia perlahan bergerak menuju kehancuran yang terencana.

***

Langit di atas Hutan Malam Hijau tak lagi bersinar. Cahaya matahari tertahan oleh pusaran energi hitam kehijauan yang melingkar di langit seperti mata raksasa yang mengawasi. Tanah gemetar, udara terasa berat seperti membawa beban dari ribuan tahun silam.

Empat makhluk kolosal mengelilingi kuil purba di tengah hutan. Tubuh mereka membentuk lingkaran sempurna, membatasi siapa pun yang hendak masuk. Masing-masing makhluk itu merupakan legenda hidup yang seharusnya hanya disebut dalam kitab-kitab kuno.

Di utara, naga batu dengan sisik kelam seperti granit tua, berdiri dengan kaki-kaki sebesar menara. Punggungnya dipenuhi bebatuan tajam yang berdenyut seperti jantung bumi.

Di selatan, phoenix berwarna salju hitam, bulu-bulunya memantulkan kilau dingin, seperti kristal yang terkutuk. Dari sayapnya mengalir angin es yang tak berjiwa.

Di timur, seekor ular baja bercula sepuluh melingkar di antara pepohonan mati. Setiap geraknya menimbulkan gesekan logam yang memekakkan telinga.

Di barat, gurita pemakan jiwa dengan tubuh sobek dan tentakel yang koyak, masih menunjukkan ketaatan mutlak pada sosok yang berdiri di atas kepalanya.

Empat siluman berdiri gagah di atas keempat kolosal itu. Aura mereka beresonansi dengan makhluk tunggangan masing-masing, menciptakan simfoni tekanan jiwa yang mengguncang hutan.

“Ini tak seperti yang kubayangkan.” Pemuda bersisik hijau di atas gurita menyipitkan mata ke arah pusat altar. “Entitas seperti apa yang bisa melukai mahluk kolosal separah ini?.”

Dari lidah bercabangnya mengalir uap kehijauan—racun abadi yang bisa meretakkan tulang dengan hanya satu helaan. Gurita di bawahnya mengerang pelan, tapi tak bergerak.

“Guo Shi, diamlah. Jangan ganggu fokus Kui,” seru sosok berambut perak dari atas phoenix, nadanya tetap tenang walau matanya bersinar dingin. “Kalau kau terlalu berisik, Kui bisa terganggu.”

Phoenix di bawahnya mengepak perlahan, menciptakan pusaran es yang membungkam seluruh arah angin.

Guo Shi menyeringai tipis. “Dia masih terluka parah. Jika yang melakukannya muncul sekarang, aku akan melahapnya.”

“Justru karena itu kau harus diam,” timpal pemuda ramping di atas naga batu. Api kehancuran menari-nari di kedua lengannya. “Yan Nuo juga ingin sekali melawan orang itu… tapi kita punya tujuan yang lebih penting.”

Guo Shi melirik tajam. “Kau masih bermain dengan apimu, Yan Nuo. Fokusmu buruk.”

Lang Ke yang berdiri tegak di atas kepala ular baja menurunkan jubahnya sedikit. Mata gelapnya menyapu ke arah Guo Shi. “Kalau kau ingin mati duluan, teruskan saja berbicara. Tapi jangan ajak kami ikut.”

Semua sunyi seketika, hingga satu suara bergema dari pusat altar.

“Diam.”

Satu kata. Tak ada nada keras. Tapi seluruh tekanan di tempat itu seolah membeku.

Sosok berjubah hijau gelap perlahan membuka telapak tangannya. Di depannya, segel kuno mengambang—seperti matahari mini yang dibungkus belenggu cahaya kehijauan. Tangan-tangannya melayang pelan, membentuk mudra yang tidak bisa dikenali siapa pun.

Cahaya dari altar berdenyut lebih cepat, hingga akhirnya sebuah retakan muncul dari dalam cahaya itu. Retakan tak bersuara, namun langit mengerang.

“Segel kedua akan terbuka,” gumam Lang Ke, pelan tapi dalam.

“Dan dunia akan mengingat hari ini…” bisik Lei Mo dari atas phoenix salju hitam.

Guo Shi menyipitkan mata, menatap altar dengan tatapan tajam. Gurita di bawahnya gemetar seperti mengenali energi yang hendak dibebaskan. “Kui… lebih dari yang kita bayangkan.”

Yan Nuo tersenyum bengis. Api kehancurannya memanjang seperti lidah iblis. “Kalau segel kedua saja sudah seperti ini… bagaimana dengan yang ketiga?”

Di tengah kuil, Kui tetap berdiri tanpa berkata apa pun. Mata peraknya menyala, menatap dalam pada retakan di hadapannya.

Ia bahkan tak perlu menjawab.

Karena jawaban akan datang bersama kehancuran.

1
Nanik S
Hancurkan pasukan Iblis terutama Kui
Nanik S
Ternyata Zhang Wei masih keturunan Ras Elif...
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Hancurken jadi sak walang²
4wied
bagus, akankah Zhang Wei bangkit kembali dari kematiannya, kisah ini menarik utk terus diikuti...akankah tokoh sentral dari cerita ini musnah ?? jawabannya ada di author.....
tetap semangat berkarya Thor, msh ditunggu lanjutan cerita ini
4wied
Zhang Wei tetap bertahan atas kehendak author.....
4wied
ke empat rekannya akhirnya bisa keluar dr dunia Qianlong dengan susah payah, berniat dan berpencar mengabarkan kejadian di dunia Qianlong pada pihak² lainnya utk menuju peperangan besar lainnya
4wied
Zhang Wei, bisakah dirimu hijrah dulu, utk membangun kekuatan baru agar bisa menghadapai mereka semua. meskipun engkau berjuang sampai titik darah penghabisan, semua itu tidak akan dapat membendung dewa siluman dan anak buahnya.....
4wied
komen akhir di bab ini, apakah Zhang Wei berhasil dgn usahanya.....
4wied
satu kelemahan alam Qianlong ini adalah, para praktisi yang berada diluar dunia Qianlong tak mengetahui apa yang terjadi didalamnya....dan yang lebih beratnya usia yang masuk dibatasi maksimal adalah 50 tahun, padahal diluar dunia Qianlong banyak kultivator yang tingkatannya lebih tinggi dari Zhang Wei
4wied
iamjinasi author gak tertandingi, sampai harus 2x baca supaya bisa paham.....mantab banget.....otakku berasa loadingnya melambat....
y@y@
💥👍🏻👍🏼👍🏻💥
budiman_tulungagung
satu mawar 🌹
y@y@
⭐👍🏿👍🏾👍🏿⭐
y@y@
🌟👍🏼👍🏻👍🏼🌟
y@y@
💥👍🏾👍🏿👍🏾💥
y@y@
⭐👍🏻👍🏼👍🏻⭐
A.Champay
author nya bloon
Indah Hidayat
si mc dan anak buahnya sama2 pendiam, tapi menghanyutkan
Purnama Servis Kamera Demak
Semakin menarik. Kehendak dewa siluman apakah bisa keluar dr alam rahasia qianlong. Pertempuran dengan dunia luar akan terjadi. Dan nasib zhang wei sang MC ditunggu para pembaca
Purnama Servis Kamera Demak
Dewa siluman bangkit. Apakah kekuatan nya sampai puncak? Baru bangkit seharusnya sih tidak. Zhang wei harus berhasil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!