NovelToon NovelToon
Gara-gara Buket Bunga

Gara-gara Buket Bunga

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: hermawati

Disarankan membaca Harumi dan After office terlebih dahulu, agar paham alur dan tokoh cerita.


Buket bunga yang tak sengaja Ari tangkap di pernikahan Mia, dia berikan begitu saja pada perempuan ber-dress batik tak jauh darinya. Hal kecil itu tak menyangka akan berpengaruh pada hidupnya tiga tahun kemudian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sikap Manis

Hari libur Sandi yang berharga, setelah berjibaku dengan sibuknya pekerjaan selama seminggu. Dihabiskan bersama laki-laki yang membuat ritme salah satu organ dalam tubuhnya, berdetak tak normal. Bisa dibayangkan bagaimana keadaanya seharian itu.

Maka begitu tiba di kamar kosnya, Sandi langsung terkapar tak berdaya di lantai kamar yang dingin. Baterai energinya hampir habis mendekati titik satu persen.

Mimpi apa sebelumnya, dia bisa sedekat itu dengan sosok lelaki tampan menurut versinya. Padahal selama umurnya menyentuh angka dua puluh tujuh, baru kali ini dirinya seperti ini. Sebelumnya Sandi memang pernah dekat dengan seseorang yang merupakan teman kuliahnya. Tapi saat itu dia tak memiliki rasa, walau seiring berjalannya waktu pada akhirnya Sandi mau membuka hati. Sayangnya dia justru menelan pil pahit setelahnya.

Ari mengajaknya menonton film yang baru naik layar, layaknya sejoli sedang berkencan. Act service dan Physical touch lelaki itu, benar-benar membuat perasaannya kacau balau.

Apa maksud dan tujuan, semua perilaku Ari padanya?

Tidak mungkin tiba-tiba lelaki itu jatuh cinta padanya atau dengan kata lain membalas perasaannya. Mereka baru bertemu kembali Sabtu petang.

Sandi bukan tipe orang yang percaya dengan istilah 'cinta pada pandangan pertama'. Begitupun ketika dirinya mulai memiliki ketertarikan pada Ari, itu pun setelah pertemuan mereka beberapa kali.

Sandi beberapa kali melihat Ari menjemput atau mengantar Mia, kala masih berada di Surabaya. Walau saat itu mereka tak berkenalan secara resmi, tapi setidaknya pernah saling melempar senyum atau menganggukkan kepala sebagai basa-basi keramahan ala orang Jawa.

Sekali lagi, apa maksud dan tujuan lelaki itu?

Sandi terlalu takut berharap, walau faktanya. Sisi lain hatinya berharap agar mereka bisa merajut kasih. Dia takut mengalami hal serupa, seperti terakhir kali.

"Uwes lah, Ra sah digawe mumet! Nikmati ae." Monolognya.

Sandi bangkit dari tidurannya, dia harus segera mandi untuk memulihkan tenaganya yang terkuras habis.

Dia bersyukur tak perlu memasak air untuk mandi air hangat. Ini adalah fasilitas kamar kosannya yang menyediakan water heater.

Ritual mandinya tak memakan waktu lama, hanya sekitar sepuluh menit. Dia sudah keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit pada kepalanya. Sandi juga sudah mengenakan daster motif bunga.

Baru saja hendak menyalakan pengering rambut, pintu kamarnya diketuk. Dahi Sandi mengernyit, "Sopo Yo? Wes wengi loh!" jam dinding berbentuk lingkaran berwarna putih, menunjukkan jarum pendek di antara sembilan dan sepuluh.

Pada akhirnya Sandi mengurungkan niatnya untuk mengeringkan rambutnya, dia kembali membungkus rambutnya dengan handuk dan membuka pintu.

Sandi mendapati istri bang Ucup mengantarkan baju yang tadi pagi dicuci di binatu samping warung kopi. "Oh ya mbak, ada titipan dari Mas Ari buat Mbak Sandi." Setelah memberikan cucian bersih, Mpok Leha biasa disapa. Memberikan kantung plastik berwarna putih.

"Sebentar, Mpok!" Sandi mengambil tas yang digantung tepat di belakang pintu. Dia hendak mengambil uang pecahan untuk diberikan pada istri dari Bang Ucup. "Ini buat Mpok! Terima kasih ya!"

Mpok Leha mendorong tangannya. "Kagak usah Mbak!" tolaknya.

"Saya ikhlas, Mpok!" Sandi kembali menyodorkan uang kertas berwarna hijau.

"Kagak boleh, Mbak! Mas Ari udah kasih saya uang lembur, jadi Mbak Sandi jangan kasih saya. Saya nggak enak, entar Mas Ari marah." Perempuan yang mengenakan daster batik lengan panjang dan jilbab berwarna hitam, mendorong lagi tangannya. "Udah ya, Mbak! saya pergi dulu, selamat malam."

Sandi hanya bisa melongo menatap perempuan beranak tiga itu. Namun satu pertanyaan muncul pada benaknya. Apa maksud Ari memberikan satu pack tolak ang*n dan beberapa botol minuman untuk panas dalam. Perhatian sekali.

Begitu Mpok Leha menghilang dari pandangannya, Sandi menutup pintu kamar dan memfoto isi kantung plastik tersebut serta mengirimkannya pada Ari. Dia mengucapkan terima kasih, untuk cuciannya yang telah bersih, traktirannya dari pagi hingga malam. Dengan kata lain, hari ini Sandi sama sekali tidak mengeluarkan uang sedikitpun.

Ari membalas cepat dengan simbol ibu jari dan stiker bertuliskan 'sama-sama'. Hanya begitu saja, membuat wajah Sandi terasa panas.

***

Sandi menggerutu pada dirinya sendiri, karena ketiduran usai menjalankan kewajibannya. Bahkan dirinya masih mengenakan mukena, ketika bangun.

Waktu menunjukkan pukul delapan lebih lima belas menit. Astaga, kurang empat puluh menit lagi jam masuk kantor dimulai.

Dia membutuhkan waktu untuk mandi, memilih baju dan berdandan selama lebih dari setengah jam. Masalahnya jam segitu, agak susah mendapatkan ojek daring promo di saat jam sibuk.

Mak Jum jelas sudah berangkat, jadi apa yang harus dia lakukan?

Mau tidak mau, Sandi harus memesan ojek pangakalan yang biasanya sedang ngopi di warung. Tapi masalahnya, harganya jauh dari ojek daring.

Dia melangkah menuju warung, ketika melihat motor tukang ojek terparkir di depannya. Namun baru saja hendak buka mulut, ada yang menyapanya.

"Kamu kenapa belum berangkat? Apa kamu kesiangan?" Tanya Ari yang datang menghampirinya. Lelaki itu mengenakan kaus lengan pendek berwarna hijau lumut dan celana pendek selutut berwarna hitam.

Sandi nyengir. "Abis shalat subuh aku ketiduran, mas!" kemarin Ari yang memintanya untuk tidak berbicara terlalu formal.

"Ya udah aku antar." Ari hendak berbalik, tapi Sandi menahannya. "Apa?" Tanya lelaki itu.

Sandi menggeleng, "nggak usah Mas! aku naik ojek aja."

Ari melirik ke arah salah satu langganan di warung kopi. "Dia baru makan, nggak bakal keburu kalau kamu tungguin. Mending aku antar, tunggu sini. Aku mau ambil kunci dan helm." Pesannya.

"Tapi Mas!" sayangnya Ari sudah masuk ke dalam warung.

Tak Lama Ari kembali keluar dengan membawa dua helm. "Kamu pakai helm aku aja, kemarin baru aku cuci." Dia memakaikan helm full face padanya.

Karena perbuatannya ini, keduanya menjadi pusat perhatian di sana dan mendapatkan ledekan dari para pengunjung warung kopi tersebut.

Ari sedikit mengebut, karena waktu sudah mepet sekali dari jam kerja Sandi. Padahal dirinya tidak meminta. Sandi sadar diri karena menumpang.

"Kalau udah mau pulang, kamu WA aku. Entar aku jemput." Ujar Ari begitu mereka sampai di jalanan belakang gedung. Seperti tadi saat memasang, Ari kembali membantunya melepasnya. Bahkan dia merapihkan rambut yang sedikit berantakan akibat pemakaian helm. "Abis ini kamu bisa rias ulang make-up." Ari mengambil kantung kain kecil berwarna oranye motif bunga. "Jangan lupa sarapan." Dia menyodorkan ke arahnya.

"Tapi Mas ..." Sandi semakin merasa sungkan.

"Udah sana masuk, tiga menit lagi kamu terlambat." Ari menunjukkan jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Mata Sandi melebar, "ya udah Mas! Aku masuk dulu, sekali lagi terima kasih udah diantar dan dikasih sarapan."

Ari mengangguk dan tersenyum, memperlihatkan lesung pipinya. "Sama-sama, jangan lupa Wa kalau mau pulang. Nanti aku jemput sekalian beli helm buat kamu."

Andai tak ingat waktu, mungkin Sandi akan menganga di tempat. Mendengar perkataan lelaki baik hati itu.

Jangan tanyakan ritme jantungnya, sudah jelas debarannya tak biasa sejak Ari memakaikannya helm.

1
bunny kookie
top deh pokoknya 👍🏻💜💜
bunny kookie: bagus banget loh padahal kak,sat set loh cerita nya gk menye2 ,,
😭😭 apa yg sempat baca di paijo gk ikut kemari ya,ikut syedihh aku 😭😭😭
nabila anjani: Ka up lagi dong
total 3 replies
nabila anjani
Kak up lagi dong
Mareeta: udah aku up lagi ya
total 1 replies
bunny kookie
up lagi gak kak 😂
Mareeta: aku usahakan pagi ya kak
total 1 replies
bunny kookie
lanjut kak ☺
bunny kookie
nyampek sini aku kak thor ☺
Mareeta: terima kasih 😍 aku ingat dirimu pembaca setia karyaku
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!