Cintaku Yang Tak Berharga

Cintaku Yang Tak Berharga

01.

"kamu mau pulang jam berapa hari ini mas?" tanya Dara saat mereka tengah sarapan.

"seperti biasa." jawab Hadi singkat

"kamu nggak lupa kan mas kalau hari ini Ibu minta kita kumpul di rumahnya." lanjut Dara.

Hadi hanya diam menyimak ucapan istrinya tak berniat menjawab.

"kamu denger omongin aku nggak sih mas?" Dara gemas dengan sifat pendiam suaminya yang harus ia pancing dulu baru bicara atau jawab singkat seperti tak berminat dalam setiap pembahasan mereka.

"hmm" sesuai dugaan suaminya hanya akan menjawab singkat.

"ya pokoknya aku udah kasih tau kamu, jadi jangan telat ya." serbu Dara yang kembali hanya dapat gumaman dari suaminya.

"hati-hati ya mas dijalan. Kalau udah sampai kantor kabari aku." Dara mengantar Hadi sampai ke depan rumah.

Dara menunggu Hadi sampai mobil lelaki itu keluar dari gerbang seraya melambaikan tangan.

"yahhh.. seperti biasa kalau ngga dipaksa mana mau dia cium aku. Jangankan cium, ngomong aja kalau aku ngga mulai dulu mana mau dia ngomong." gumam Dara selepas kepergian suaminya.

Sudah 14 tahun mereka menikah tapi sikap Hadi tak berubah. Tetap dingin dan kaku padanya yang notabenenya adalah istrinya sendiri.

"udahlah aku siap-siap." Dara pergi ke kamarnya dan bersiap-siap karena hari ini ia ada janjian dengan teman-teman sosialitanya.

Dara menjalankan mobil mewahnya sendiri membelah jalan jakarta yang cukup padat. Ia berencana ke salon langganan dulu untuk perawatan. Setelah dari salon baru ia akan menemui teman-temannya di cafe langganan tempat nongkrong mereka.

Setelah perawatan ia sampai cafe tempanya janjian. Disana sudah kumpul temen-temennya.

"sorry..sorry aku terlambat, jalannya macet banget." Dara datang dengan elegan menenteng tas mahal dengan harga fantastis.

"santai aja dar, kita maklum kok. ya namanya juga jalanan ibu kota." sahut selly teman Dara sambil cipika-cipiki.

"makin cantik aja nih nyonya Prayoga." mia teman dara.

"harus dong biar suami betah dirumah."timpal Dara dengan kelar.

"iya lah apalagi kan perusahaan GM group lagi diatas angin sekarang. setelah suami kamu yang memimpin dan membuat posisi perusahaan makin sukses ditangannya."

"bisa aja kamu sel, ya wajar si kalau menilik dari keseriusan mas hadi dalam menjalankan perusahaan." Dara membenarkan ucapan temannya tentang kemampuan suaminya dalam pekerjaan, karena Dara pun berpikir demikian.

Karena Dara saksi hidup bagaimana suaminya begitu bekerja keras dan tekun dalam memajukan perusahaannya. Jadi tidak heran jika kesuksesan dan nama besar ini ia sandang.

"selamat ya dar, kamu udah berhasil mendampingi suami kamu dari nol hingga dia ada di posisinya sekarang." timpal mia.

"tapi hati-hati juga dar, semakin tinggi pohonnya semakin tinggi juga anginnya. Apalagi suami kamu masih muda, posisinya bagus. Pasti banyak tuh cewe yang coba ngerebut posisi kamu." ucap selly memperingatkan.

"iya bener tuh yang dibilang selly, jangan sampai nasib kamu kaya venny, dar yang suaminya punya selingkuhan bahkan sampai punya anak. Amit-amit deh." timpal mia.

"terima kasih nasehatnya sel, mi. Kalian tenang aja aku bakal selalu inget nasehat dari kalian. Kalian juga tau kan gimana aku selalu nempel sama mas Hadi." dara memang selalu mengetahui semua tentang Hadi dari jadwal, kemana saja hadi pergi, dengan siapa saja hadi bertemu, bahkan dara tau semua isi handphone suaminya itu.

Karena kalau sampai hadi tidak memberitahunya dan mengabarinya ia akan ada 24 mengikuti dan menempeli hadi. Makanya hadi lebih memilih memberitahu semua kegiatannya agar dara tak menganggu aktifitas nya.

"ya tapi ngga gitu juga dar, laki-laki juga butuh kebebasan dan privasi. kalau kamu terus seperti ini hadi bisa muak dan malah melakukan hal lebih gila yang bahkan kamu ngga bisa bayangkan sebelumnya." semua temannya tau bagaimana posesifnya dara terhadap suaminya hadi. Mereka khawatir kepada hubungan rumah tangga temannya itu jika sikap dara terus begini.

"kalian tenang aja, buktinya sudah 14 tahun pernikahan kami. Mas Hadi ngga pernah berbuat macam-macam kok. Lagian masalah yang seharusnya aku khawatir sudah tak perlu aku pikirkan. Karena ia sudah aman di posisinya dan tak akan bisa menganggu keberlangsungan rumah tangga ku" sepertinya dara terlalu meremehkan sesuatu, ia tak berpikir tak ada yang abadi. Kecuali cinta sejati.

"dara.. dara.. Kamu terlalu menyepelekan lawan dan menyepelekan takdir."selly menyayangkan sikap temannya yang terlalu meremehkan sesuatu.

obrolan pun terus berlanjut sampai sore hari dan ketika sore itulah mereka berpisah pulang ke rumah masing-masing.

Dara mengendarai mobilnya ke rumah mertuanya karena mereka janjian kumpul disana. Saat sampai ia langsung masuk ke dalam rumah. Dan ia pun disambut oleh ibu mertuanya diruang tamu.

"sayang apa kabar."Alina ibu mertua Dara bangun dan memeluk menantu kesayangannya.

"baik ma, mama apa kabar?" balas dara.

"mama baik. Ayo duduk dulu, kamu mau minum apa? Biar mama suruh bibi buatkan."

"air putih aja ma." sahut dara lalu beralih menuju sofa ruang tamu.

"jihan, kamu apa kabar? Lama ngga ketemu ya?" sapa dara kepada Jihan sahabatnya yang kini berstatus sebagai adik iparnya.

"aku dar, kamu sendiri apa kabar?" balas jihan dengan sopan.

"aku baik."

Jihan dan dara sudah berteman sejak Sma dan pertemanan mereka makin erat karena mereka menikah dengan adik kakak. Dara menikah dengan hadi yang adalah kakak dari suami jihan yaitu liam.

"maaf ya aku belum sempet jenguk kamu pas dirawat waktu itu."

"tapi gimana keadaan kamu sekarang udah mendingan? kata dokter kamu sakit apa han?"dara merasa tak enak karena ia baru tahu kabar belum lama ini jika sahabatnya itu sakit hingga harus di rawat di rumah sakit. Waktu itu dara ada di luar kota mengikuti suaminya yang ada acara disana.

"ngga apa-apa kok dar,aku tau kamu lagi di luar kota nemenin mas hadi acara kan waktu itu. Kata dokter aku cuma kecapean dan kurang istirahat aja kok."

"pasti kamu kecapean karena ngurus rumah dan anak-anak sendiri ya han? Kenapa si kamu ngga minta aja sama liam cari pembantu. Biar kamu bisa istirahat han."

"ngga apa-apa kok dar. Lagian aku seneng kerjain semuanya sendiri. Lagian kalau nggak ngapa-ngapain aku bosen dar." balas jihan.

"ya cari kesibukan apa ke! seperti dara misalnya nya ia merawat diri, berteman dengan teman-teman yang setara. Dia tau nilai dirinya jadi hadi sebagai suaminya ngga malu ngebawa dia ke acara-acara bergengsi." Alina ikut campur dalam pembicaraan antar menantunya ia mulai membandingkan kedua menantunya lagi.

Ini bukan kali pertama ia melakukan itu. saat liam meminta ijin menikahi jihan, Alina sudah tidak suka karena Jihan tidak setara dengan mereka.

Walaupun jihan mencoba membuktikan dirinya dengan menjadi istri dan menantu yang baik. Alina tetap tidak menyukainya dan jadi membandingkannya dengan dara menantunya yang lain yang ia lihat setara dalam kekayaan.

"kamu liat dong dara dia makin cantik dan modis, dan coba lihat diri kamu kumal, dekil. Bikin malu, kamu tuh harus sadar kalau liam itu seorang pengusaha muda yang terkenal. Banyak diluar sana perempuan siap menggodanya.

Kamu sebagai istri harusnya merawat diri jihan. Agar suami kamu itu engga berpaling. Ini malah sibuk ngurus rumah dan anak. Ya ngga salah ngurus anak, tapi urusan rumah biar pembantu aja yang urus kamu urus diri kamu." Alina tak sepenuhnya salah karena ada benarnya juga.

Ia takut jika liam menyelingkuhi jihan dan berakhir perceraian lalu bagaimana nasib cucu-cucunya nanti yang mengetahui orang tuanya bercerai.

Maka dari itu ia keras menasehati jihan agar lebih memperhatikan penampilannya.

"ma.. Udah ya ma, ngga enak anak-anak denger." potong dara menengahi omelan mertuanya.

"davin bawa adik-adiknya main di atas."perintah dara pada anaknya.

setelah davin membawa anak-anak jihan pergi main di ruangan yang lain. Alina yang kesal pun ikut pergi meninggalkan ruang tamu. Meninggalkan dara dan jihan disana.

"han omelan mama jangan diambil hati ya." dara mendekati jihan coba menenangkan sahabatnya sekaligus adik iparnya itu.

"mama itu ngomel buat kebaikan kamu juga han, mama cuma ngga mau rumah tangga kamu dan liam ada masalah tapi cara menyampaikannya aja yang agak keras."

"aku ngerti kok dar, mama emang ngga suka sama aku dari awal nikah dan jadilah dia membanding-bandingkan aku sama kamu karena kamu anak pengusaha sukses."

"han, ngga gitu kok kamu salah paham aja." dara tak dapat membantah ucapan jihan, karena apa yang diucapkan jihan memang benar.

"aku salah paham apa dar, emang gitu kebenarannya kok." suara jihan mulai meninggi karena ia muak terus dibanding-bandingkan dengan dara.

"kok kamu jadi marah sama aku sih dar." dara mulai terpancing, karena niatnya baik ingin menenangkan sahabatnya itu tapi kenapa ia yang malah kena semprot.

"ada apa ini? Kenapa kalian berantem?"

.

.

.

.

.

Tbc

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!