NovelToon NovelToon
Istri Yang Ternistakan

Istri Yang Ternistakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Penyesalan Suami
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: F A N A

Menjadi istri tapi sama sekali tak di anggap? Bahkan dijual untuk mempermudah karir suaminya? Awalnya Aiza berusaha patuh, namun ketidakadilan yang ia dapatkan dari suaminya—Bachtiar membuat Aiza memutuskan kabur dari pernikahannya. Tapi sepertinya hal itu tidak mudah, Bachtiar tak semudah itu melepaskannya. Bachtiar seperti sosok yang berbeda. Perawakan lembut, santun, manis, serta penuh kasih sayang yang dulu terpancar dari wajahnya, mendadak berubah penuh kebencian. Aiza tak mengerti, namun yang pasti sikap Bachtiar membuat Aiza menyerah.

Akankah Aiza bisa lepas dari pernikahannya. Atau malah sebaliknya? Ada rahasia apa sebenarnya sehingga membuat sikap Bachtiar mendadak berubah? Penasaran? Yuk ikuti kisah selengkapnya hanya di NovelToon!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F A N A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter -16

“Syukurlah, lukanya sudah mengering, Nona.” Seorang maid yang bekerja di rumah mewah tersebut membantu Aiza mengoleskan salep pada luka yang disebabkan oleh pukulan Bachtiar.

Ada di beberapa titik. Lengan, lutut, serta bagian kaki bawah Aiza yang menderita luka koyak. Beberapa hari di obati dengan telaten oleh maid tersebut sampai akhirnya hampir sembuh.

Sementara sedikit bengkak pada wajah Aiza karena tamparan Bachtiar juga sudah pulih. Semua berkat bantuan maid yang bersamanya kini, yang belakangan ia ketahui bernama Vika tersebut.

“Terimakasih, Vika.” Aiza mengulas senyum lembut. Memanggil dengan sebutan nama, sebenarnya sungkan ia lakukan. Namun, beberapa kali mendapatkan penolakan dari Vika tentang ketidaksukaannya di panggil dengan awalan ‘Mbak’ membuat Aiza perlahan-lahan mulai terbiasa dengan panggilannya.

Usia keduanya terpaut cukup jauh. Berbeda sepuluh tahun dari Aiza. Hal itu pulalah yang membuat Aiza terkadang merasa tidak enakan jika terus memanggil Vika dengan sebutan nama.

“Sama-sama. Sekarang ayo kita turun. Tuan Felix sudah menunggu anda di meja makan.” Vika lalu berlalu terlebih dahulu dari hadapan Aiza . Membukakan pintu, kemudian mempersilakan Aiza keluar dari kamar.

Bagaikan seorang putri raja. Perlakuan itu yang Aiza rasakan selama tinggal di rumah mewah tersebut. Diperlakukan istimewa, dengan segala keperluan di urus oleh setiap orang yang ada di sana.

Seperti sekarang ini. Untuk pakaiannya saja semua telah disiapkan oleh orang-orangnya Felix. Bahkan terhadap riasan, Aiza tidak pernah melakukannya sendiri. Setiap hari para maid yang sepertinya multitalenta tersebut masuk ke dalam kamar Aiza hanya untuk memberikan pakaian-pakaian mahal, serta merias dirinya.

Sesosok tampan maskulin menyapa netra Aiza ketika wanita muda itu menginjakkan kakinya di lantai bawah. Tersenyum cemerlang menyambut kedatangan gadis muda itu, menarik satu bangku yang berada tepat di sebelahnya. Lelaki itu berkata,- “Duduklah, dan nikmati makananmu.” Seperti kalimat template yang selalu Aiza dengar setiap kali ia menginjakkan kakinya di ruang makan tersebut.

Perlakuan Felix sangat manis. Layaknya seorang kekasih yang sedang menjamu pujaan hatinya. Sampai benak Aiza sendiri bertanya-tanya, mungkinkah pria yang ada dihadapannya ini sebenarnya memiliki perasaan terhadapnya?

‘Jangan mikir macam-macam Aiza. Pria seperti Tuan Felix tidak mungkin mencintaimu. Ia melakukan semua ini karena ia memang orang baik.’

“Terimakasih, Tuan Felix.” Aiza berucap lembut seraya mengulas senyumnya. Sebagai wujud terimakasih atas segala perlakuan baik Iram terhadapnya. Meski ia tahu tak cukup hanya dengan ucapan juga senyumnya, namun setidaknya Aiza sudah menaruh hormat atas kebaikan yang ia terima dari Felix.

Mengangkat piring yang ada di depannya. Lelaki itu hendak menukarkan dengan piring yang ada dihadapan Aiza. Dengan cepat wanita muda itu menyela,- “Maaf, Tuan.  Untuk kali ini bolehkah saya melakukannya sendiri?”

Kalimat yang seketika membuat Felix terdiam dengan piring yang masih menggantung di tangannya.

“Boleh … tentu saja. Kau boleh melakukannya sendiri.” Felix mengangguk. Lalu ia kembali menarik tangannya, menaruh piring berisikan sadwich daging tersebut kembali ke- hadapannya.

“Ayo, di makan,” ucapnya kemudian. Mempersilakan Aiza agar tidak canggung memotong sandwichnya.

Mengangguk. Gerakan perlahan Aiza lakukan pada kedua alat makan yang ada di samping piring. Membelah setiap bagian roti berisikan daging juga sayuran itu dengan telaten, seperti yang ia pelajari dari Iram yang selama ini selalu melakukan hal tersebut untuknya.

Jika sebelumnya Aiza terbiasa makan dengan banyak nasi. Semenjak tinggal di kediaman Felix, wanita muda itu sangat sedikit menyentuh benda putih mengenyangkan itu. Kebiasannya menjadi kebalikan, Felix dengan gaya hidupnya lebih banyak mengonsumsi daging, sayuran, juga telur untuk santapan sehari-harinya.

Begitu juga untuk minuman pagi. Selain air putih, biasanya Aiza sering membuat teh tawar hangat sebagai pendamping nasi. Namun, di kediaman Felix, tidak pernah wanita muda itu jumpai minuman bewarna pekat tersebut. Melainkan aneka buah yang dijadikan satu, lalu dihaluskan, biasa Iram sebut dengan ‘smoothie’.

“Sudah kenyang?” tanya Felix. Ia melihat piring Aiza sudah bersih. Satu buah sandwich kaya akan protein dan kalori sudah tandas di piring. Lelaki itu tersenyum. Hendak memanggil maid untuk membawakan yang lain. Namun, dihentikan oleh Aiza.

“Saya sudah kenyang, Tuan.”  Seporsi sandwich memang sudah cukup mengenyangkan. Terlebih untuk Aiza yang tidak terlalu banyak makan.

“Kalau begitu sekarang habiskan smoothienya,” titah Felix yang langsung disanggupi oleh Aiza.

Aiza mengangkat gelas berbentuk bundar yang ada dihadapannya. Lalu meneguk habis jus buah tersebut. Entah buah apa saja yang disatukan, namun yang pasti warnanya cukup pekat, merah, juga sangat lezat.

Aaah … bisa-bisa Aiza terlalu nyaman dengan kehidupannya sekarang. Sampai nanti ia keluar dari hunian megah ini, lantas perlu beradaptasi lagi dengan kehidupannya sebelumnya?

“Tuan Felix.”

“Ya?” Felix memandang Aiza dengan tatapannya yang teduh. Penasaran, mengingat ini kali pertama wanita muda itu memanggil dirinya usai menghabiskan sarapan.

“Kenapa anda baik sekali terhadap saya?” lontar Aiza yang sejujurnya cukup penasaran atas kebaikan Felix yang menurutnya tidak wajar?

Keduanya tidak saling kenal. Pun pertemuan pertama menurut Aiza memiliki kesan yang kurang baik. Aiza dibawa oleh Bachtiar sebagai wanita yang bisa melancarkan segala urusan bisnis mereka. Namun, belakangan sosok Felix yang awalnya terlihat tidak peduli dengan sosok Aiza, malah menolongnya?

Bukan hanya malam itu. Tapi saat ini juga. Disaat ia merasa menjadi wanita paling sial di muka bumi, yang sama sekali tak diharapkan serta tak di anggap oleh suaminya sendiri. Di buang bagaikan sampah. Namun, di saat itu pula Felix datang menawarkan seribu kebaikan yang menurut Aiza terasa tak masuk akal?

Ada banyak orang yang mengalami kesulitan. Mungkin lebih pelik dari Aiza. Tapi … mengapa Felix datang kepadanya, lantas membawa wanita muda itu pulang ke rumahnya?

Aiza memang naif dan polos. Ia masih belum mengerti banyak hal. Pun begitu untuk kebaikan yang lelaki dewasa tawarkan, gadis itu sedikit banyak mengerti jika tidak ada makan siang gratis di dunia ini. Di kampung saja ia harus bekerja keras terlebih dahulu hanya untuk mendapatkan sepiring nasi putih. Sementara saat ini ia bisa mendapatkan segalanya tanpa melakukan apapun?

Felix mengerling. Gigi-gigi rapinya yang berjejer tersungging manis ketika lelaki itu melebarkan senyumnya. Senyum yang bisa membuat setiap wanita jadi salah tingkah. Termasuk Aiza, yang saat ini mulai merasakan debaran tak lazim itu.

Felix memandang ke arah Aiza seksama, pandangannya sulit di artikan. “Jika aku bilang aku suka kau gimana, apa kau akan percaya?”

Tentu saja mendengar pernyataan tersebut Aiza segera menggeleng cepat. “Saya sudah bersuami. Anda sendiri tahu itu. Bahkan ia adalah rekan anda, lalu bagaimana anda bisa mengatakan hal seperti tadi?”

1
Aisyatul Munawaroh
Bagus sih. Alurnya nggak terlalu pasaran
Aisyatul Munawaroh
Bab pertama udah bikin mood naik turun
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!