Melinda dan Rauf sudah menikah selama tiga tahun, tetapi sampai saat ini belum juga di karuniai seorang anak. tiga tahun bukanlah waktu yang singkat, hingga membuat Tini-- Ibu mertuanya meminta Rauf-- putranya untuk menikah lagi.
"nak, menikalah dengan Sintia tanpa sepengetahuan istrimu!"
bagai disambar petir disiang hari, membuat tubuh Rauf terdiam kaku dengan perasaan yang gelisa. permintaan itu benar benar membuat Rauf dilema. disisi lain dirinya tidak ingin menduakan istrinya, tetapi disisi lain Rauf juga sulit untuk menolak permintaan sang ibu.
lantas, bagaimana kelanjutannya? apakah Rauf akan mengikuti ucapan ibunya? jika iya, lalu bagaimana nasib Melinda? serta, bagaimana perasaan Melinda setelah tau jika suaminya akan menikah lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UmiR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab16
dengan penuh emosi, dan amarah, pak mahmut ayahnya melinda, langsung bergegas untuk pulang ke rumah, dan memberitahu kabar ini, kepada ibu siti ibunya melinda.
tidak lama kemudian, mobil pak mahmut sampai di depan rumahnya.
dan langsung turun, berjalan ke arah pintu masuk.
"assalamualaikum.. bu, bu, buka pintunya." ucap pak mahmut.
"*waalaikum sal*am.." jawab ibu siti sambil membuka pintu rumahnya.
" melinda, di mana bu.?" tanya pa mahmut dengan tegas.
" lagi di kamarnya." jawab ibu siti.
" tolong panggil kan melinda bu!." suruh pa mahmut ke pada ibu siti.
"emangnya ada apa sih pa? sampai sebegitu kepada melinda?" tanya ibu siti.
"panggil lah dulu, nanti ibu akan mengetahuinya.!" ucap pak mahmut.
"baik lah pa, ibu panggil kan dulu." ucap ibu siti.
dan ibu siti bergegas menuju ke kamarnya melinda, dan langsung mengetuk pintu kamar melinda.
tok.. tok..
melinda..buka pintunya nak. bapakmu mau bicara sama kamu. cepat keluar ! " ucap ibu siti sambil mengetuk pintu kamar melinda.
"iya.. tunggu sebentar bu, melinda lagi ganti pakaian." ucap melinda dari dalam kamarnya.
tidak lama kemudian, melinda membuka pintu kamarnya, dan langsung keluar.
"ada apa sih bu.? tanya melinda.
" bapak kamu mau bicara, ayo cepat, nanti bapakmu marah." ucap ibu siti, sambil menggandeng tangan melinda, ke ruang tamu.
sampai di ruang tamu, melinda dan ibu siti, langsung duduk berhadapan.
dan melinda melihat wajah bapaknya, sangat marah kepada melinda.
" melinda, bapak sudah mengetahui permasalahan kamu dan rauf, kenapa, masalah sebesar itu, kamu sembunyikan dari bapak dan ibu."? tanya pak mahmut, kepada melinda dengan tegas.
melinda kaget, kalau bapaknya sudah mengetahui, masalahnya dengan rauf. dan melinda hanya terdiam, sedang memikirkan, entah apa alasan, yang ingin dia katakan pada bapaknya.
"melinda, jawab.?" ucap pak mahmut, sambil membentak melinda.
" tenang dulu pa, jangan marah-marah begitu, kita kan, boleh tanya baik-baik dengan melinda."
ucap ibu siti, sambil membujuk pak mahmut, yang lagi marah kepada melinda.
" sayang.ayo bicara sama bapak dan ibu nak.!" ucap ibu siti, kepada melinda.
" baik lah, pa, bu, melinda mohon maaf ya. melinda, tidak mau bapa, dan ibu mengetahuinya, karena nanti bapak dan ibu, membenci rauf dan ibunya." ucap melinda.
" tapi mereka sudah keterlaluan sama kamu,
kalau tahu begitu, bapak tidak membantu perusahannya rauf." ucap pak mahmut.
" tunggu dulu, emangnya ada apa sih ini? ada masalah apa antara rauf dengan melinda.?"
tanya ibu siti.
" kamu tanya saja kepada anakmu itu, kalau ada masalah apa antara rauf dengannya."
ucap pak mahmut kepada ibu siti.
" melinda sayang.. ayo, cerita sama ibu.!"ucap ibu siti kepada melinda.
melinda langsung menangis, dan memeluk ibunya, sambil berkata.
"maafin melinda bu, karna melinda sudah merahasiakan ini, dari bapa dan ibu."
" iya sudah bapa, dan ibu sudah memaafkan kamu. sekarang ayo, cerita sama ibu." ucap ibu siti.
" ibunya rauf, sudah ingin punya cucu, dan pada waktu itu, di kira melinda mandul, makannya, diam-diam ibunya rauf, menikah kan rauf, dengan tetangganya dulu, waktu di kampung, namanya sintia." ucap melinda.
" lalu, rauf ikutin aja, apa yang di perintahkan ibunya.?" tanya ibu siti.
" rauf terpaksa, karna ibunya mengancam, kalau rauf tidak mau mengikuti apa kata ibunya.
maka, ibunya rauf akan mengambil semua asep peninggalan bapaknya, ke pada rauf, sewaktu bapaknya belum meninggal, dan rauf akan di keluarkan dari rumahnya."
ucap melinda.
" lalu, kenapa semua ini di rahasiakan dari kamu.? dan mengapa rauf menikah tanpa sepengetahuan kamu, dan tanpa izin kamu.?"
tanya ibu siti.
" ibunya rauf, tidak mau menceritakan ini ke pada melinda, karena ibunya rauf tidak mau pernikahan rauf gagal." ucap melinda.
" lalu, setelah mengetahui pernikahan rauf dan sintia, kamu hanya diam saja.?" tanya ibu siti.
" setelah melinda mengetahui pernikahan rauf, dan sintia, melinda minta cerai kepada rauf, karena melinda tidak rela di madu.
dan melinda keluar dari rumahnya rauf, karena melinda merasa di bohongi, oleh rauf dan ibunya." ucap melinda.
" lalu, rauf ngomong apa, di saat kamu minta cerai, dan keluar dari rumahnya.?" tanya ibu tini.
" rauf memohon maaf, semua yang telah terjadi, dan ibunya juga memohon maaf kepada melinda, karena ini terpaksa ibunya rauf lakukan.
dan setelah mengetahui melinda telah mengandung anaknya rauf.
rauf, dan ibunya, memohon kepada sintia dan kedua orang tuanya. agar sintia dengan rauf bercerai.
dan ibunya rauf, akan memberikan semua perkebunan yang ada di kampung, kepada sintia, asalkan sintia setuju bercerai dengan rauf. " ucap melinda.
"lalu, apakah sintia dan kedua orang tuanya setuju.?" tanya ibu siti.
" iya, mereka setuju, dan di waktu rauf dengan sintia akan bercerai, tiba-tiba sintia sakit, dan ternyata, sintia juga sudah mengandung anaknya rauf. " ucap melinda.
" trus, rauf dan sintia gagal bercerai.?" tanya ibu siti.
" iya bu, kedua orang tuanya sintia, tidak mengizinkan rauf menceraikan sintia, karena sintia hamil, sebelum perjanjian." ucap melinda.
" emangnya, ada perjanjian apa, antara ibunya rauf, dengan kedua orang tuanya sintia.?" tanya ibu siti.
"mereka telah membuat perjanjian. kalau dalam satu tahun pernikahan rauf dan sintia berjalan, lalu sintia masih belum mengandung anaknya rauf, maka rauf akan menceraikan sintia, tapi sintia hamil sebelum satu tahun berjalan." ucap melinda.
" lalu bagai mana dengan kamu nak.?" tanya ibu siti.
" melinda tetap tidak mau di madu bu, melinda akan minta cerai dengan mas rauf, dan ibunya rauf, sudah mengambil keputusan, bahwa siapa yang dapat memberikan rauf keturunan anaknya laki- laki, maka dia lah, yang akan menjadi istri rauf selamanya."
ucap melinda.
" lalu kamu setuju, dengan keputusan mertua kamu.?" tanya ibu siti.
" iya bu, melinda setuju, dan melinda juga sudah siap bercerai dengan mas rauf." jawab melinda.
" kamu hebat sayang, masalah sebesar ini, kamu bisa jalani sendirian, ibu bangga sama kamu." ucap ibu siti sambil memeluk melinda.
" tapi, rauf dan ibunya sudah keterlaluan sayang.. ibu tetap tidak terima, setelah apa yang mereka lalukan sama kamu." ucap ibu siti.
" ibu, melinda memohon sama ibu, jangan dulu ikut campur masalah rumah tangga melinda ya, melinda bisa kok menghadapinya.
to, selama ini melinda baik-baik saja."
ucap melinda, sambil memohon kepada ibunya.
" tidak, bapak tidak setuju, setelah apa yang semua mereka lakukan sama kamu, mereka sungguh keterlaluan, sekarang juga bapak akan telpon rauf, karena dia sudah keterlaluan, sama kamu." ...
"
