Ketika kamu ikhlas menerima semua takdir di hidupmu,maka Allah akan membalas tuntas semua kepahitan mu dengan beribu kebaikan.
Percayalah bahwa segala sesuatu yang baik untuk mu tidak akan Allah izinkan pergi dari mu, kecuali akan di ganti dengan yang lebih baik lagi (Ali Bin Abi Thalib).
Nasehat itulah yang menjadi penguat seorang gadis bernama Hasya Nur Shafiyyah,saat hidupnya di penuhi ujian pahit dan sakit, setelah ia menikah dengan pria pilihan Kakak nya.
" Kau boleh meminta apapun dari ku Hasya, kecuali nyawa dan perceraian, karena hanya kematian yang akan memisahkan kita" Ezar Atharizz calief.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
Hasya dan Nadira memutuskan untuk meninggalkan perusahaan yang memiliki lambang burung elang itu, dengan tulisan LW (lumina works), tentunya setelah mereka menikmati makan siang mereka di kantin, yang menurut mereka lebih pantas di sebut restoran.
Saat makan tadi mereka juga berkenalan dengan beberapa karyawan yang juga tengah makan di kantin itu, ternyata baru mereka tau, para karyawan di perusahaan itu lebih banyak yang makan di luar kantor,itu wajar, terlebih bagi yang masih berstatus single, mengingat perusahaan itu memberikan gaji karyawan nya cukup besar, walaupun memang sesuai dengan tanggung jawab mereka saat bekerja.
Dan mereka juga menjadi tau lebih banyak informasi tentang perusahaan itu,benar apa yang tutor mereka tadi katakan bahwa perusahaan itu memiliki peraturan yang ketat dan disiplin yang tinggi.
" Kamu langsung pulang? nongkrong dulu yuk" Nadira memberikan ide pada Hasya, akhir-akhir ini semenjak sahabat nya itu sudah menikah, mereka sangat jarang jalan bareng.
" Aku mau ke rumah sakit,jenguk ibu,kemarin aku ga sempat ke rumah sakit,aku kemarin ke rumah buat bersih-bersih"
" Kak Fea Kemana? " Nadira yang sudah tau se sayang apa safea pada adiknya,jadi merasa aneh kalau Hasya yang datang ke rumah orang tua nya untuk bersih-bersih.
" Sebulan ini kak Fea ada pemotretan di luar negeri, dua minggu ke depan baru pulang, makanya aku bersih-bersih, kasihan juga kalau terlalu banyak debu, pulang nanti pasti mereka capek " Hasya memang selalu sangat pengertian, kakak beradik itu memang terlalu saling menyayangi.
" Ya udah deh,aku ikut jenguk Tante kalau gitu,udah lama juga ga lihat keadaan Tante, terakhir setelah operasi, ayo" Nadira memutuskan untuk menemani Hasya di rumah sakit.
Hasya mengagguk setuju,kedua gadis cantik itu menuju mobil masing-masing dan meninggalkan Lumina works, Hasya tak menyadari dari lantai tertinggi perusahaan itu sepasang mata terus memperhatikan nya hingga mobilnya benar-benar menjauh.
Ezar,pria tampan itu memperhatikan mobil sang istri,ia melihat istrinya sejak keluar dari lobby perusahaan nya bersama seorang wanita yang Ezar tau adalah teman dekat istrinya.
Mata elang nya menatap penuh rencana pada sang istri,ia telah menyusun rencana dan meyakini bahwa rencananya akan berjalan lancar,sejak awal pernikahan Ezar tak langsung menunjukkan sepak terjangnya pada Hasya dan safea,ia ingin membuat keadaan lebih tenang,baru nantinya akan menciptakan gebrakan untuk keduanya.
....
" Sha.." Nadira memanggil sahabatnya,dua gadis cantik itu berjalan beriringan, mulai dari saat keluar dari mobil, hingga kini mereka menyusuri koridor rumah sakit, melewati beberapa ruangan menuju ruangan ibu nya Hasya di rawat .
" Ya?" Hasya menjawab panggilan Nadira yang berjalan di sampingnya.
" Serius nanya,kamu udah buka segel belum sama si babang tamban? Unboxing.." Nadira bertanya dengan wajah genit dan juga penasaran.
" Apaan sih? Itu rahasia pasangan suami istri, mana boleh di umbar- umbar ke orang luar, kamu jangan ngaco deh,udah dewasa juga" Hasya memang tak ingin menceritakan tentang rumah tangga nya pada siapapun, termasuk pada sang kakak, selama ia masih mampu menanganinya sendiri.
Lagipula masalah rumah tangga nya saat ini tidak terlalu parah menurutnya,masalah nya hanya karena Ezar, suaminya yang belum menyentuhnya hingga hampir satu bulan pernikahan mereka,Hasya justru sedikit bersyukur karena memang ia yang masih begitu canggung pada Ezar, mereka benar-benar belum lama kenal.
Dan Hasya juga merasa mungkin suaminya juga sama seperti dirinya,masih sangat canggung karena mereka menikah tanpa ada proses perkenalan atau pacaran mungkin seperti orang-orang.
Tapi Hasya bisa percaya bahwa suaminya cukup baik dan sayang padanya, terbukti, laki-laki dingin itu memenuhi segala kebutuhannya, bahkan Ezar termasuk sangat perhatian, suaminya itu bahkan sesekali mengingatkan pada bi Jum untuk selalu menyediakan susu untuk istrinya.
Dan dengan semua itu cukup membuat Hasya terharu, bahagia dan merasa di perhatikan, walaupun ia tidak pernah merasakan kekurangan kasih sayang,namun terasa berbeda saat merasakan perhatian itu dari seorang pria, terlebih pria itu adalah suami nya sendiri.
Hingga perasaan nya mengatakan bahwa ia telah jatuh cinta pada pria dingin itu,ia merasa bahagia setiap kali bi Jum menceritakan tentang Ezar yang selalu bertanya-tanya tentang nya saat pulang malam.
Nadira mencibirkan bibirnya mendengar jawaban sahabatnya " Pelit banget sih,aku kan mau dengar pengalaman pertama kamu, sharing tipis-tipis ga masalah deh kayaknya,sama sahabat sendiri juga" ujar Nadira yang memasang wajah kecewa karena Hasya tak meu berbagai apapun padanya.
" Shering itu tentang pekerjaan, pendidikan, sosial budaya atau kehidupan sehari-hari, sebagai pengalaman,bukan tentang urusan ranjang suami istri" Hasya memiliki jawaban yang cukup masuk akal.
" CK..ga asyik banget sih" decak Nadira pelan.
Hasya tersenyum seraya menggeleng" kita ke play groud kapan-kapan kalau kamu mau merasa asyik,atau kita ke tempat tongkrongan kak Rangga bareng anak-anak motor nya,pas mereka lagi ada balapan,biar seru,kan kamu pernah bilang seru banget liat mereka di arena"
Nadira benar-benar geram dengan jawaban sahabatnya itu,ia mencubit gemas pipi chubby Hasya yang justru menertawakan nya karena melihat wajah cemberut sahabat nya.
" Udah ..ga usah cemberut gitu, berkurang cantiknya,nanti pas kamu udah nikah kamu pasti akan merasakan nya dan rasa penasaran kamu itu akan hilang,atau kalau tidak kamu ajakin tuh gebetan kamu langsung nikah aja" goda Hasya yang begitu senang melihat Nadira semakin cemberut.
" Ye.. gimana mau di ajakin nikah coba,di dekati aja menghindar terus, mungkin memang orang-orang kelas atas seperti mereka tidak akan melirik orang kelas menengah seperti kita, apalagi yang ngejar nya aku,coba kalau kamu,pasti bakal do terima dengan lapang dada" Nadira mengeluarkan unek-unek nya tentang gebetan nya.
" Ga gitu juga kali Ra,ada beberapa kemungkinan juga, mungkin si beliau itu udah punya calon,belum mau pacaran atau mungkin dia emang beneran naksir nya sama aku" Hasya menanggapi dengan di akhiri candaan yang membuat Nadira ikut tertawa.
" Kalau yang terakhir itu mah emang ia banget kan, sampe-sampe ada bocoran yang bilang,si beliau itu bahkan mengajukan dirinya sendiri untuk jadi dosen pembimbing kamu,fakta banget tu kan" Nadira bahkan tak membantah apa yang Hasya ucapkan.
Persahabatan mereka memang sedekat itu,Hasya maupun Nadira tidak pernah merasa saling cemburu, bahkan Nadira biasa saja saat ia tau laki-laki idolanya menyukai sahabat nya,ia tak merasa cemburu atau iri.
Hasya tertawa kecil mendengar ucapan sahabat nya" terus kamu mau nyerah gitu? Ga keren dong, apalagi aku kan udah ada gunung es itu,ga mungkin kan mau sama cowok lain,jadi saran aku go... semangat,maju terus,aku dukung, yang penting tetap jaga harga diri sebagai perempuan" Hasya memberikan semangat pada sahabat nya.
kami juga berusaha rajin kasih poin...he..he..