Zalika Azzalea adalah gadis cantik yang berusia dua puluh dua tahun, dirinya memutuskan untuk menikah dengan sang kekasih Arga Pramana diusia muda dengan harapan sebuah kebahagiaan
Pil pahit harus ia telan, karena pernikahan tak berjalan seperti yang dirinya impikan. mimpi sederhana untuk biduk rumah tangga yang sempurna nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Pernikahan yang hanya berlangsung tiga hari itu berakhir dengan menyisakan trauma mendalam, mengubah gadis ceria menjadi seorang yang takut akan cinta
Akankah ada pria yang dikirim tuhan untuk menyembuhkan lukanya? lalu Cinta yang akan memberinya kebahagiaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terungkap
"Berani sekali kamu Jala___" Wanita itu hendak membalas, tapi pergelangan tangannya berhasil ditahan oleh Zalika yang tinggi badannya jelas dibawahnya
"Jangan menguji kesabaran saya, jika kamu masih ingin hidup dengan tenang!" Ancam Zalika, tangan Gita ia hempas
Gita yang tersulut emosi memerintahkan kepada kedua rekannya untuk memegangi tangan gadis sekretaris yang lancang ini
"Lo mainnya keroyokan, Gita!" Teriak Vika, beberapa karyawan yang baru saja tiba berkerumun menyaksikan pertengkaran antara para karyawan wanita
"Diem Lo!"
Gita meraih Tote bag milik Zalika dan mengeluarkan semua isinya hingga berhamburan dilantai
"Kamu cuma perempuan mura___ yang coba untuk merayu atasan kamu untuk dapat uang lebih kan?"
Ucapan Gita benar-benar membuat Zalika kehilangan kendali, andai tubuhnya tidak sedang dipegangi oleh dua orang rekan wanita ini, Zalika ingin sekali merobek mulut lancang wanita dihadapannya ini
"Apa kamu iri? Kamu juga ingin menjajakan diri kamu pada tuan Jefry dan tuan Gavin begitu?"
Gita mengepalkan tangannya, hanya Zalika yang berani mengatakan itu padanya. Ia memang pernah mencoba menggoda Gavin, tapi jangankan tergoda pria itu bahkan tidak meliriknya sama sekali
"Saya yakin keduanya tidak tertarik dengan ondel-ondel seperti kamu!"
"Diam jala__"
Plak
Zalika merasa perih pada pipinya, tamparan Gita cukup keras terlebih ia tak bisa menahan nya, karena kedua tangannya dipegangi
"Jaga ucapan kamu! Kamu baru disini!" Gita mencengkram kedua pipinya
"Saya akan membuat kedua pria itu menatap kamu dengan jijik"
"Mau apa kamu?" Tanya Zalika dengan wajah panik
"Saya akan merusak apa yang membuat dua pria bodoh itu bertekuk lutut!"
Dari dalam sakunya, Gita mengeluarkan sebuah gunting membuat semua orang menatapnya
"Jangan macam-macam Gita!" Teriak Vika, gadis itu maju dan mencoba menghalangi wanita tidak waras itu
"Minggir!"
Gita mendorong tubuh Vika, gadis itu jatuh dilantai membuat beberapa barang milik Zalika yang berhamburan dilantai kian berantakan, bahkan beberapa barang kecil terhempas cukup jauh
"Ada apa ini?" Suara berat nan tegas itu memecah kerumunan, beberapa orang menyingkir dan memberi jalan pada dua petinggi perusahaan yang baru saja tiba
Keduanya melangkah, langkah Jefry terhenti saat ia tidak sengaja menginjak sesuatu
Manik coklat pria itu membulat sempurna kala melihat benda kecil yang tidak sengaja ia injak
Gantungan kunci berbentuk peri, dirinya jelas tau mengenai benda itu. Gantungan kunci itu ia berikan pada gadis yang ia sebut sebagai peri kecil beberapa tahun yang lalu dan sekarang benda itu ada disini, itu artinya peri kecilnya juga ada ditempat ini
Pria tampan itu mengedarkan pandangannya ke segala arah, dari sana ia melihat seorang wanita yang tengah dipegangi oleh beberapa orang
"Apa yang terjadi?" Tanya Jefry dengan suara dinginnya, tatapannya kian tajam menyoroti seorang wanita yang tengah memegangi sebuah gunting yang sepertinya diarahkan pada rambut panjang milik sekretaris pribadinya itu
"Mereka mengganggu Zalika, tuan!" Vika berdiri dan mengadu pada sang tuan
"Lepaskan dia!" Tatapan tajam itu seolah mampu mengoyakkan tubuh ketiga wanita pembully itu
Tubuh Zalika dilepas, gadis cantik itu masih merasa perih pada sebelah pipinya
"Kamu urus kekacauan ini, Gavin! Beri pelajaran pada siapa saja yang ingin sok berkuasa di perusahaan saya!"
Gita dan kedua rekannya terlihat pucat, kenapa mereka begitu nekat. Sudah tau Zalika adalah kesayangan dari kedua petinggi itu, tapi mereka masih juga mengganggunya
"Dan kamu..!" Zalika bergidik ngeri saat melihat tatapan atasannya itu padanya
"Ikut saya!" Jefry bahkan menarik paksa pergelangan tangan gadis itu
Jefry menarik tangan Zalika cukup kuat, ia diam selama perjalanan. Hingga tubuh mungil itu dihempas masuk kedalam ruangan luas milik sang CEO
Tubuh Zalika terpojok, punggungnya menempel pada dinding dan pria itu mengunci pergerakannya dengan menempatkan tangan besarnya didinding tepat disamping wajah Zalika
"Apa ini?" Mata bulat itu terbelalak, bagaimana benda itu ada pada Jefry? Zalika mengutuk kebodohannya yang tidak mengeluarkan benda itu dari tas miliknya kemarin
"I-itu bukan milik saya!" Zalika berdusta berharap pria didepannya ini percaya
"Jangan bohong, Zalika!" Apa gadis ini pikir ia bodoh? Jefry jelas-jelas melihat tas milik Zalika berada diatas lantai dengan isinya yang berhamburan
"Saya menceritakan semuanya pada kamu kemarin, kamu tau jika saya tengah mencari peri kecil saya selama ini, lalu kamu melakukan ini?"
Kekecewaan terlihat jelas saat Jefry mengatakannya. Jarak mereka terlalu dekat, bahkan Zalika dapat merasakan hangatnya hembusan napas pria itu
"Benda ini milik peri kecil saya. Saya memberikan ini sebagai hadiah lalu dia memberi saya sebuah lukisan yang kamu lihat sendiri kemarin!" Ujar Jefry
"Kamu tau saya ingin bertemu dengan dia, tapi kamu sengaja menyembunyikan kebenarannya dari saya, kenapa Zalika?"
Jefry merasa sedih, ia pikir jika peri kecilnya tau ia sedang mencarinya, gadis itu akan dengan senang hati datang padanya. Nyatanya ia salah Zalika sengaja ingin menghilangkan bukti bahwa dia adalah peri itu
"Saya hanya tidak ingin menjadi alasan untuk tuan membatalkan pertunangan yang akan berlangsung tiga hari lagi"
Zalika mendongak, memberanikan diri menatap manik coklat milik Jefry
"Saya juga tengah mencari cara untuk membatalkan pertunangan itu, Zalika. Saya tidak pernah mencintai Leona kamu tau itu"
Jefry merasa kesal mendengar penuturan sang gadis peri yang seolah ingin berkorban
"Kamu juga merindukan aku?" Tanya Jefry
Gadis cantik itu menundukkan kepalanya, dengan mata yang berkaca-kaca ia menggeleng
"Jangan bohongi diri kamu sendiri, Zalika! Tatap mataku dan katakan jika kamu tidak merindukan kakak pangeran kamu ini!"
genangan air mata yang sejak tadi berusaha ia tahan akhirnya luruh, ia peluh tubuh kekar itu dengan sangat erat
"Aku juga merindukan kamu, sangat! Aku bahkan masih menyimpan segala barang pemberian kamu selama ini!"
Dalam dekapan hangat itu, Zalika menumpahkan segala kerinduannya
Jefry membalas pelukan itu, rasanya rindu yang tertahan selama belasan tahun menguap begitu saja
Setelah dirasa cukup, keduanya mengurai pelukannya. Jefry menangkup kedua pipi gadis cantik itu
Mengapa ia begitu bodoh dengan tidak menyadarinya, mata bulat serta lesung pipi disebelah kanan adalah milik si peri kecilnya, lalu kenapa ia tidak mengenali cintanya sendiri
"Aku merindukan kamu peri kecil ku!" Sekali lagi Jefry membawa gadis itu dalam dekapannya
"Jangan pernah pergi lagi!" Zalika mengangguk dalam pelukan hangat itu
Cukup lama keduanya menyalurkan segala bentuk kerinduan, hingga terdengar ketukan dari arah luar
Jefry menjauhkan diri dari sekretaris pribadinya itu Kemudian menghapus cairan bening yang semula membasahi pipinya
Zalika pun melakukan hal yang sama, gadis itu memperbaiki penampilannya kembali, matanya bahkan terlihat sembab saat ini
Gavin masuk saat mendengar suara sang tuan mempersilahkan
"Ada apa Gavin?"
semoga terkuak ya rahasianya