NovelToon NovelToon
Pendekar Pedang Kelabu : Perang Kebangkitan

Pendekar Pedang Kelabu : Perang Kebangkitan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Pusaka Ajaib
Popularitas:20.9k
Nilai: 5
Nama Author: YanYan.

Alam Dongtian berada di ambang kehancuran. Tatanan surgawi mulai retak, membuka jalan bagi kekuatan asing.

Langit menghitam, dan bisikan ramalan lama kembali bergema di antara reruntuhan. Dari barat yang terkutuk, kekuatan asing menyusup ke celah dunia, membawa kehendak yang belum pernah tersentuh waktu.

Di tengah kekacauan yang menjalar, dua sosok berdiri di garis depan perubahan. Namun kebenaran masih tersembunyi dalam bayang darah dan kabut, dan tak seorang pun tahu siapa yang akan menjadi penyelamat... atau pemicu akhir segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fenomena Aneh

Sisa gelombang dari pergerakan gurita pemakaman jiwa masih menggetarkan langit dan laut. Riak energi yang ditinggalkan tubuh kolosal itu membentuk pusaran panjang, merambat hingga ke ujung horizon. Laut Tak Berangin yang sebelumnya menjadi kuburan hidup kini sunyi, hanya gemuruh samar dari kedalaman yang masih terasa.

Zhang Wei melayang di atas permukaan laut, napasnya belum sepenuhnya tenang. Aura kelabu di sekelilingnya meredup perlahan, dan tekanan pertarungan yang intens itu mulai benar-benar terasa di seluruh sendi tubuhnya. Luka di dadanya menghitam, bekas hantaman langsung dari sang makhluk purba—tanda bahwa sebagian jiwanya telah terkoyak.

Dia kembali ke tebing tempat rekan-rekannya menunggu, meninggalkan anak-anak gurita yang kini tak lagi mengamuk. Mereka menghilang satu per satu ke kedalaman laut, kehilangan arah dan komando.

Shen Dou maju pertama, wajahnya penuh rasa ingin tahu.

“Tuan Muda, apakah… anda baik baik saja?”

Zhang Wei menatap laut tanpa menjawab.

Ruo Lian menambahkan, “Itu bukan kekalahan. Makhluk itu pergi… seperti dipanggil.”

Fei Yuan menekuk alis. “Tapi oleh apa? Bukankah dia tadi begitu bertekad menghancurkan kita semua?”

Zhang Wei akhirnya bersuara, suaranya dalam dan berat. “Ada sesuatu yang janggal disini...”

Yan Zhuan duduk bersila, mengatur napasnya sebelum berkata, “Apakah kalian juga merasakan… tekanan ruang yang berubah saat itu?”

Mereka semua saling menatap.

Benar. Guncangan aneh itu. Bukan hanya ledakan energi. Itu seperti... getaran dimensi yang menyentuh jiwa. Bahkan, sebelum gurita itu berbalik arah, seolah sesuatu telah menyentuh kehendaknya. Kehendak yang selama puluhan ribu tahun menjadi penguasa absolut laut ini.

Shen Dou bergumam pelan. “Jika makhluk sekelas itu saja bisa berubah dalam sekejap… berarti ancaman sebenarnya masih tersembunyi.”

Zhang Wei memejamkan mata sejenak, lalu berkata lirih.

“Saat aku hendak mengakhiri segalanya, retakan dimensi yang kutebas kehilangan kekuatan. Seolah… ruang di sekitar kita disabotase oleh sesuatu. Aku tidak tahu apa penyebabnya, tapi itu bukan kekacauan biasa.”

Fei Yuan memutar matanya ke laut. “Lalu, mungkinkah ini berhubungan dengan alam rahasia itu sendiri? Mungkin… ada sesuatu yang terbangun?”

“Tidak,” potong Ruo Lian pelan. “Ini bukan hanya tentang alam rahasia… tapi tentang segel. Kau tahu? Aku mendengar suara. Suara yang menembus jiwaku, walau hanya sekejap.”

Zhang Wei menoleh padanya.

“Apa maksudmu?”

“Suara itu… bukan kata-kata. Tapi… perintah. Seperti kehendak yang keluar dari dalam bumi… atau sesuatu yang jauh di bawah tanah ini.”

Mereka semua terdiam.

Angin malam menyapu dataran tebing. Kilatan bintang tampak di langit, namun tak satupun dari mereka merasa damai. Kemenangan mereka atas gurita pemakaman jiwa bukan kemenangan mutlak. Itu hanya pembuka dari kunci yang lebih besar.

Zhang Wei mengusap darah di bibirnya dan menatap lurus ke arah barat—arah di mana makhluk kolosal itu pergi.

“Laut ini tak lagi memiliki penguasa,” katanya datar. “Dan itu berarti satu hal.”

“Kesempatan,” sahut Yan Zhuan.

“Benar,” Zhang Wei mengangguk. “Kita manfaatkan jeda ini. Lumpurnya masih di dasar laut. Itu tujuan kita. Tapi…”

Dia memandang mereka satu per satu.

“…tetap siaga. Karena apa pun yang mengguncang makhluk itu… bisa jadi sedang menunggu kita juga.”

Kelima sosok itu kembali memandang ke laut yang tak berangin. Meski permukaannya tampak damai, mereka tahu—kegelapan yang sebenarnya belum dimulai.

Namun mereka tidak tahu bahwa bukan hanya Laut Tak Berangin yang diguncang.

Di timur, dari sebuah lembah tandus yang dikenal sebagai Lembah Darah Membatu, seekor Naga Batu Tanah Murni bangkit dari tidurnya. Makhluk kolosal setinggi gunung dengan sisik dari batu giok hitam itu mengaum sekali, dan seluruh pegunungan runtuh bersamanya. Suara gemuruhnya menggema hingga puluhan li. Ratusan kultivator muda yang tengah menjelajah wilayah itu lenyap dalam sekejap, tertimpa reruntuhan dan sapuan ekornya yang menghancurkan segala hal dalam lintasan.

Di utara, dari kawah abadi yang disebut Mata Beku Langit, makhluk langka berjuluk Phoenix Salju Hitam terbang melintasi langit dengan jerit melengking. Sayapnya mengubah awan menjadi es tajam, mematikan siapapun yang terbang terlalu dekat. Burung purba ini, yang seharusnya menjaga keseimbangan kutub spiritual utara, kini bergerak menuju arah yang sama — barat.

Di selatan, dari Rawa Suram Binasa, muncul suara dentuman logam bertubi-tubi. Seekor Ular Baja Bercula Sepuluh, makhluk panjang yang dilapisi sisik besi dan dilengkapi cakar di sepanjang tubuhnya, merayap dengan kecepatan luar biasa. Getaran dari gerakannya memecahkan lapisan tanah, menyapu bersih desa-desa kecil yang berada di jalurnya.

Seluruh makhluk kolosal telah bergerak.

Mereka semua menuju arah yang sama, tanpa alasan jelas.

Di setiap tempat, para jenius muda yang memasuki alam rahasia ini untuk mengejar peluang, tak mampu menghindari amukan itu. Tubuh mereka terkoyak, jiwa mereka menghilang tanpa jejak. Para pengikut yang masih selamat hanya bisa berlari kembali ke titik aman, menyampaikan kabar bahwa alam rahasia ini tak lagi bisa dianggap sebagai tempat peruntungan. Ini telah berubah menjadi tempat kematian.

Namun di tepi Laut Tak Berangin, malam telah turun. Zhang Wei dan keempat rekannya belum mengetahui apa yang terjadi. Mereka hanya tahu bahwa sesuatu telah berubah. Di dasar laut yang pekat, tugas mereka belum selesai. Tapi kini mereka memiliki satu keuntungan: laut itu telah kehilangan penguasanya.

Malam itu, tanpa banyak kata, mereka menghabiskan waktu dengan memulihkan diri. Suara ombak kembali tenang. Tapi ketenangan ini bukanlah penutup dari kekacauan — melainkan jeda sebelum tirai berikutnya terbuka.

1
Purnama Servis Kamera Demak
keren keren
Tatmani Oniaka
good
saniscara patriawuha.
sikattttt sampeee habissd mangg zhonkkkk
kute
ayo zang bantai
y@y@
🌟👍🏾👍🏿👍🏾🌟
irul
lanjut💪
Nanik S
Hancurkan pasukan Iblis terutama Kui
Nanik S
Ternyata Zhang Wei masih keturunan Ras Elif...
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Hancurken jadi sak walang²
4wied
bagus, akankah Zhang Wei bangkit kembali dari kematiannya, kisah ini menarik utk terus diikuti...akankah tokoh sentral dari cerita ini musnah ?? jawabannya ada di author.....
tetap semangat berkarya Thor, msh ditunggu lanjutan cerita ini
4wied
Zhang Wei tetap bertahan atas kehendak author.....
4wied
ke empat rekannya akhirnya bisa keluar dr dunia Qianlong dengan susah payah, berniat dan berpencar mengabarkan kejadian di dunia Qianlong pada pihak² lainnya utk menuju peperangan besar lainnya
4wied
Zhang Wei, bisakah dirimu hijrah dulu, utk membangun kekuatan baru agar bisa menghadapai mereka semua. meskipun engkau berjuang sampai titik darah penghabisan, semua itu tidak akan dapat membendung dewa siluman dan anak buahnya.....
4wied
komen akhir di bab ini, apakah Zhang Wei berhasil dgn usahanya.....
4wied
satu kelemahan alam Qianlong ini adalah, para praktisi yang berada diluar dunia Qianlong tak mengetahui apa yang terjadi didalamnya....dan yang lebih beratnya usia yang masuk dibatasi maksimal adalah 50 tahun, padahal diluar dunia Qianlong banyak kultivator yang tingkatannya lebih tinggi dari Zhang Wei
4wied
iamjinasi author gak tertandingi, sampai harus 2x baca supaya bisa paham.....mantab banget.....otakku berasa loadingnya melambat....
y@y@
💥👍🏻👍🏼👍🏻💥
budiman_tulungagung
satu mawar 🌹
y@y@
⭐👍🏿👍🏾👍🏿⭐
y@y@
🌟👍🏼👍🏻👍🏼🌟
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!