ini sebenarnya cs, tapi karena terlalu banyak bikin karakter jadi nya dibikin dalam bentuk novel.
kisah cinta antara wanita jutek dengan playboy seantero kampus.
anissa meylani dan thoriq adigantara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Author S., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16.
Aldo menyungging kan senyum nya, tanda ia sedang tebar pesona. membuat anissa mencebik saja. di lewati kakak nya itu, dan anissa mengenalkan azalea pada orangtua nya.
" ma pa, kenalin ini temen aku semasa SMA Dulu, namanya azalea agatha." Ucap nya yang cuek bebek karena aldo merengut.
bagas dan sinta saling lirik, lalu tersenyum hangat menyapa azalea. " hallo azalea, kami orangtua nya anissa." Ucap sinta dengan ramah.
" hallo tante aku azalea sahabat nya anissa."
azalea pun mencium tangan kedua orang tua anissa sebagai bentuk kesopanan.
" gue aldo kakak nya anissa." Sela nya menyambar tangan azalea. azalea pun menjadi kikuk sendiri. beda hal nya dengan anissa yang menepis lengan abang nya itu. " apaan sih bang, ngak usah modus deh" Ucap nya ketus. " apa salahnya di kenalin juga adik manis." Protes nya dengan mengacak rambut adik nya. " ihh... rambut aku jadi kusut kan." anissa merapihkan rambut nya yang tidak rapih akibat ulah sang kakak.
" aduh, azalea. maaf ya, anak anak tante emang gitu, suka ribut hehe." tukas sinta yang tidak enak hati. azalea hanya tersenyum." ngak pp kok tante, jadi nya mereka lucu." azalea tak mempermasalahkan pertengkaran kecil itu, bagi nya hal wajar antar saudara selalu ada perdebatan.
" yuk lah lea, kita ngobrol berdua aja." ajak anissa sambil menarik tangan sahabat nya itu. karena azalea yang tak siap maka ia terdorong bahkan nyaris tak bisa menyeimbangkan langkah anissa.
Setelah mereka jauh dari keluarga anissa, mereka memutuskan untuk duduk di sekitar hamparan kebun teh. banyak nya yang berlalu lalang tak membuat anissa merasa terganggu, justru ia merasa senang,aman dan nyaman.
" Jadi sekarang kamu kuliah dimana?" azalea memulai percakapan di tengah hiruk pikuk para pemetik teh. anissa menoleh dan menyahut dengan santai, " universitas Indonesia, aku kuliah jurusan fashion lea."
azalea tidak kaget mendengarnya, karena memang anissa pernah bercita cita menjadi seorang desainer.
Bahkan saat SMA mereka menuliskan cita cita mereka dan menerbangkan nya seperti pesawat.
" kamu sendiri kenapa ngak lanjut kuliah, padahal kita dulu menulis cita cita kita barengan loh." Kali ini anissa yang bertanya. Sebelum menjawab azalea menarik nafas pendek. " Entahlah nis, bukan ku tak ingin mewujudkan mimpi, tapi aku tak tega meninggalkan ibuku seorang diri. kamu kan tahu aku anak yatim sejak keci. jadi mimpi ku hanya angan belaka." Tutur azalea dengan suara tenang nya, seolah ia tak pernah menyesali keputusan yang ia buat.
" Sabar ya lea, aku doakan semoga hidup mu kelak mendapat kebahagiaan dari rasa sabar mu."
azalea tak merespon,namun juga tak mengelak perkataan sahabat nya itu. mereka pun mengenang masa masa sekolah mereka, tertawa, kadang ekspresif, sedih, bahkan galau. tapi itu tak menyurutkan persahabatan mereka yang sempat terpisah karena jarak.
" main lah ke bandung lea, udah lama kan kita ngak hangout bareng kayak dulu." Tawar anissa tanpa nada menghina.
" oh ya, gimana kuliah mu, apa sekarang sudah ada pengganti ku? atau bahkan kamu punya pacar" azalea mengalihkan bahasan.
mendengar perkataan azalea, membuat anissa mengingat fitri sahabat baik nya selama di kampus.namun ia juga mendelik karena di tuduh punya pacar.
" Tidak ada kamus pacaran dalam hidupku azaleaa!!" Ucap nya dengan nada sedikit kesal.
" hahaha!.. ternyata belum berubah ya, masih anti pacaran, padahal aku yakin banyak cowok yang berusaha untuk meluluhkan hatimu." ledek nya dengan jahil. sedangkan anissa malas berkomentar.
" kita selfie aja yuk, mumpung ketemu disini." ajak nya sembari mengeluarkan ponsel nya, mereka berdua pun berfoto dengan berbagai gaya, kadang azalea meledek, kadang anissa yang pasang muka jelek.
Sedangkan di rumah thoriq, keluarga nya tengah bersiap untuk mengunjungi anissa. lebih tepat nya mereka yang ingin bertamu, karena thoriq sendiri malas untuk hadir. bukan malas bertemu anissa, tapi ia takut anissa akan bicara yang membuat harga dirinya runtuh di hadapan abi dan ummi nya nanti..
" Semua nya sudah siap, intan mana?" tanya nya yang tak melihat tokoh utama yang ingin datang nya.
" intan masih di kamar, oh iya thor, setelah dari tempat wanita itu, kita ke tempat usaha mu ya."
Herman melirik putra nya, dan thoriq mengiyakan saja.
" kami juga rencana nya sore ini akan pulang" Ungkap Adrian dengan santai. membuat thoriq mengernyit." kok cepet banget pulang nya." tanya nya polos.
membuat Adrian ingin menjitak kepala ponakan nya itu. " kamu fikir om itu pengangguran, om juga banyak kerjaan thoriq." Ucap nya dengan nada setengah kesal.
belum sempat thoriq membalas, suara kecil intan menggema membuat semua orang berhenti bicara.
" ayok semuanya!!.. princess udah ciap nih mau ketemu tante cantik." Ujar nya antusias. membuat orang dewasa hanya terkekeh pelan.
" tapi pergi sendiri ya princess, om ngak bisa anter nih." goda thoriq. membuat intan merengut kecil..
" om gimana cih, aku udah cantik palipulna begini, masa ngak jadi pelgi" Protes intan. mayang melotot pada putra nya untuk berhenti ngusilin intan.
" Iya iya, kita jadi berangkat, jangan ngambek begini, nanti cantik nya ilang loh." rayu thoriq pada sepupu kecil nya itu. namun intan tetap memasang wajah cemberut nya. membuat thoriq mencubit pipi nya yang gembul itu.
" Ya udah yuk, kita pergi sekarang."
Ujar Herman dengan tidak sabar. karena ia ingin segera melihat tempat usaha putera nya.
Thoriq memegang tangan intan, mereka tampak serasi, thoriq dengan kemeja biru dongker di padukan dengan celana kain hitam. sedangkan intan mengenakan gaun ala princess cinderella.
Mereka pergi dengan dua mobil, sedangkan thoriq memakai motor sport kebanggaan nya. karena ia telah mengenali satpam keluarga anissa.
Tak butuh waktu lama, thoriq beserta rombongan nya kini telah sampai di rumah anissa. intan tampak antusias, sedangkan mayang dan nadira hanya melihat sebuah rumah yang tertutupi oleh gerbang, Sedangkan boy dan Herman masing masing menunggu interaksi dari thoriq.
Pak edo yang mengenali thoriq, menghampiri dengan alis berkerut, mungkin heran kenapa tampak ramai.
" mas yang waktu itu ngasih bakso ya" Tebak pak edo menelisik pemuda yang sedang tersenyum itu.
" Iya pak, bapak apakabar?" tanya nya basa basi.
" baik mas, ngomong ngomong ada perlu apa kesini, mau nganter bakso lagi. "
thoriq menggeleng." bukan pak. saya kesini mau ketemu sama anissa. anissa nya ada kan." tanya thoriq dengan nada sopan. dan ramah.
" waduh maaf mas, keluarga tuan dan nyonya sedang liburan semua." Ucap pak edo tak kalah sopan.
Terdengar suara hembusan nafas dari mulut thoriq, " kira kira kapan pulang nya, soalnya ada yang mau ketemu sama anissa." barangkali pak edo di titipi amanah kan. " nah itu dia mas, kayak nya pulang nya malam. soalnya mereka kalau liburan suka lama." terang pak edo. thoriq pun mengucapkan terimakasih dan minta maaf.