NovelToon NovelToon
Dimanja Suami SMA

Dimanja Suami SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Beda Usia
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Sebuah bakti kepada orang tua, mengharuskan perempuan berumur 27 tahun menikah dengan laki-laki pilihan kedua orang tuanya yang selama ini ia anggap sebagai adik. Qila yanh terbiasa hidup mandiri, harus menjalani pernikahan dengan Zayyan yang masih duduk di bangku SMA. “Aku akan membuktikan, kalau aku mampu menjadi imam!” Zayyan Arshad Qila meragukannya karena merasa ia lebih dewasa dibandingkan dengan Zayyan yang masih kekanakan. Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja? Bagaimana keduanya menghadapi perbedaan satu sama lain? Haloo semuanya.. jumpa lagi dengan author. Semoga kalian suka dengan karya baru ini.. Selamat membaca..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Liburan dan Cuti

Qila sedang bertelepon dengan kedua orang tuanya. Ia mengabarkan jika liburan sekolah, ia mengajukan cuti dan akan berkunjung ke sana.

Kedua orang tua Qila sangat Bahagia mendengarnya. Mereka sebenarnya juga sudah merindukan Qila.

“Apa ada kabar gembira untuk Ayah dan Ibu?” tanya Ana.

“Kabar apa, Bu?”

“Cucu mungkin.”

“Belum, Bu. Kami berencana menundanya.”

“Kenapa ditunda?”

“Abang masih sekolah, Bu. Mungkin kalau Abang sudah lulus, kami akan merencanakan ulang.”

“Abang?”

“Iya. Abang Zayyan.”

“Alhamdulillah kalau begitu.” Mukhsin dan Ana mengakhiri panggilan mereka karena ada undangan arisan bakda isya’.

Qila meletakkan ponselnya dan mengganti pakaiannya dengan dress yukensi selutut. Tak lama kemudian, Zayyan yang katanya ada keperluan di luar datang. Qila yang ada di kamar mandi, tidak tahu kalau Zayyan sudah pulang, sehingga ia terkejut saat suaminya berdiri di depan kamar mandi.

“Kamu menakutiku!” kesal Qila.

“Maaf, aku hanya ingin memberikan kejutan untuk istriku.” Zayyan mengeluarkan bucket bunga dari punggungnya.

“Maaf, tidak ada yang menjual bucket bunga asli. Jadi hanya bisa beli yang artifisial.” Imbuhnya.

Qila menerima bucket dari tangan Zayyan dan tersenyum. Ia tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Dirinya sering melihat adegan seperti ini di drama yang ia tonton. Tetapi Ketika ia merasakannya sendiri, ia tidak tahu harus mengatakan apa selain terima kasih.

Cup!

Zayyan mendaratkan kecupan di kening Qila. Belum sempat Qila bereaksi, satu tangannya sudah menarik pinggang sang istri dan satunya lagi menyusup di leher.

Sayangnya saat akan mendekatkan bibir, Qila protes dengan bau rokok di tubuh suaminya membuat Zayyan melepaskan tangan dan mencium tubuhnya.

Memang benar ada bau rokok di tubuhnya. Mungkin saja asap perokok yang ada di antrean minimarket tadi, menempel di tubuhnya. Segera Zayyan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh.

Qila meletakkan bucket yang diberikan Zayyan, di meja yang ada di kamar mereka. Ternyata suaminya yang terkadang bicaranya tanpa ada rem, bisa juga bersikap romantis.

Saat Qila menyisir rambut, Zayyan yang sudah selesai mandi masuk ke dalam kamar hanya dengan handuk yang melilit pinggangnya. Ia mengambil alih sisir dari tangan Qila dan menyisir rambut sang istri dengan hati-hati.

“Istriku… Apa kita bisa melanjutkan yang sempat tertunda tadi siang?” bisik Zayyan.

Qila memejamkan matanya, mencari keberanian. Sejak kembali dari konsultasi dokter, ia sudah memantapkan hati jika suaminya menginginkannya. Tetapi saat permintaan itu datang, ia menjadi ragu.

Zayyan yang tidak mendapatkan jawaban, mengecup puncak kepala istrinya. Qila membuka kedua matanya dan mengangguk pelan. Lampu hijau diberikan, Zayyan segera mengangkat tubuh Qila dan membawanya ke tempat tidur.

Ia mengulangi apa yang sempat ia lakukan siang tadi dan melakukannya dengan semakin intens sampai Qila beberapa kali mengeluarkan suara lenguhan.

“Apa aku bisa memulainya?” bisik Zayyan.

Qila hanya bisa menganggukkan kepalanya karena tubuh dan otaknya sudah tidak lagi sinkron. Bahkan pakaiannya telah tertanggalkan.

Sebelum memulai, Zayyan memasang pelindung yang sebelumnya ia beli di minimarket. Dengan mengandalkan instingnya, ia mulai membobol jalan masuk yang membuat Qila mengernyitkan alisnya.

Dengan dua kali hentakan, Zayyan berhasil membobol jalan masuk. Qila yang merasakan sakit, mencengkeram tangan Zayyan dengan kuat hingga kukunya menancap dikulit sang suami dengan suara teriakan tertahan.

Cup!

Zayyan mengecup kening Qila yang terlihat kesakitan. Ia mengalihkan sang istri dengan menyatukan bibir mereka dan kedua tangannya memainkan bagian kenyal. Sedikit demi sedikit, Zayyan bergerak untuk memulai pendakian.

Lambat laun, Qila yang kesakitan tidak lagi merasakan sakit, hanya saja suara lenguhan yang ia tahan membuat suaminya sudah tidak bisa bertahan lebih lama. Zayyan menambah kecepatannya hingga Qila sampai dipuncak lebih dulu dan ia menyusul kemudian.

“Maaf.” kata Qila sambil mengobati kedua lengan Zayyan yang luka akibat kukunya.

“Tidak apa-apa. Ini salahku juga yang tidak sabar.” Kata Zayyan dengan nada menggoda.

Qila tersipu dibuatnya. Ia masih tidak menyangka bisa mendaki bersama Zayyan, suaminya yang masih berstatus pelajar. Meskipun Zayyan mengatakan ia hanya mengandalkan insting dan ia yang merasakan sakit sampai sekarang, Qila merasa Bahagia bisa menjadi istri seutuhnya setelah pendakian mereka.

Rasa ragu dan tidak percayanya kepada Zayyan yang masih kekanakan, sedikit demi sedikit berubah menjadi pandangan lain. Zayyan yang bisa diandalkan dan mungkin imam yang baik untuknya.

Lima hari kemudian.

Qila yang sudah mulai cuti, bangun pagi dan sholat berjamaah bersama sang suami. Selesai sarapan, keduanya bersama-sama membersihkan rumah dan menyiapkan koper yang akan mereka bawa untuk liburan.

“Sudah semua?” tanya Zayyan.

“Sudah, Bang.”

“Sebentar lagi travelnya datang.” Qila mengangguk dan mengenakan hijabnya.

Saat travel datang menjemput, mereka tinggal masuk ke dalam mobil dan memulai perjalanan ke Daerah Selatan. Selama perjalanan, Qila hanya memejamkan matanya karena bau pewangi mobil membuatnya pusing.

Zayyan dengan santai memeluk tubuh Qila yang bersandar kepadanya tanpa peduli dengan tatapan sopir travel.

Perjalanan yang awalnya ditempuh 10 jam, menjadi satu jam lebih cepat. Sesampainya di rumah Qila, Mukhsin dan Ana menyambut keduanya dengan gembira. Mereka bahkan menyiapkan syukuran untuk keduanya dengan membagikan nasi kotak di warung.

Setelah satu hari beristirahat dari lelahnya perjalanan, keduanya mulai menikmati waktu dengan jalan-jalan. Zayyan sebagai driver, harus mendengarkan arahan Qila yang hafal dengan jalanan kota kelahirannya. Tujuan pertama mereka adalah pusat perbelanjaan.

“Di bioskop sedang ada film bagus tayang.” Kata Zayyan, saat mereka sedang menikmati makan siang di salah satu food court yang terkenal dengan ayam goreng saus kejunya.

“Kalau mau nonton bioskop, harus ke lantai 3.”

“Nonton bisa menunggu. Pertama-tama kita belanja dulu!” Qila mengangguk.

Biasanya, ia hanya akan menonton dan minum kopi saat ke pusat perbelanjaan bersama teman-temannya. Kini bersama Zayyan, ia tentu akan mengikuti keinginan sang suami.

Beberapa outlet di lantai 1 telah mereka singgahi, tetapi belum ada yang mereka beli. Sampai saat mereka di lantai kedua, barulah mereka membeli pakaian, sepatu dan buku. Lanjut di lantai 5 karena lantai 3 hanya berisi permainan anak (tidak ada lantai 4).

“Mau nonton film apa?” tanya Qila.

“Bagus horror lokal atau luar negeri?” Qila menggeleng karena ia tidak pernah menonton film horror.

Bukan takut. Ia hanya tidak suka dengan jump scare yang membuatnya terkejut.

“Film action suka, tidak?” Qila menggeleng lagi.

“Film romantis terlalu biasa, kita nonton ini saja!” Zayyan memutuskan untuk menonton film komedi yang dibintangi oleh beberapa penyanyi koplo.

Selesai menonton, Zayyan masih ingin menonton lagi. Tapi kali ini pilihannya jatuh pada film horror lokal. Meskipun enggan, Qila tetap ikut menonton mengikuti suaminya.

Sepanjang menonton, Qila tidak melepaskan tangan Zayyan karena ia paling benci dengan jump scare yang ditampilkan. Tetapi, film horror tanpa jump scare, apa ada? Maka dari itu, Qila tidak pernah menonton film horror.

Sementara Zayyan seperti mendapatkan kesempatan untuk bermesraan di tempat umum. Tangan kirinya mengusap lengan Qila yang memeluk lengan kanannya saat ada jump scare. Sesekali ia akan mengecup puncak kepala Qila. Keduanya bukannya menikmati film horror tersebut, justru menebar kemesraan.

1
indy
lanjut
indy
sweet...
indy
lanjut
indy
sweet banget
indy
banyak yang hati, teman sekolah zayyab dan teman kerja qila
Mudrikah Ikah
lanjutan nya mana
Meymei: Sabar ya kak 😁
total 1 replies
Susanti
mampir thor
Meymei: Terima kasih dukungannya kak🥰
total 1 replies
Rian Moontero
qu mampir kak mey🖐🤩🤸🤸
Meymei: Terima kasih dukungannya kak🥰
total 1 replies
indy
hadir
Meymei: Terima kasih dukungannya kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!