Setelah perpisahan itu, Siena memulai hidup baru tanpa mengenang lagi masa lalu. Namun, saat kakinya meninggalkan Limerick, benih Erlan tumbuh di perutnya. Itu anak mereka. Tapi bagi Siena, anak itu hanya miliknya seorang.
Erlan tidak pernah membayangkan Siena akan benar-benar pergi. Erlan hidup dalam bayang-bayang penyesalan yang menyakitkan.
Nicole Ophelia Calliope tahu bahwa jatuh cinta pada Fernando Sagara Caesar adalah kesalahan besar. Pria itu adalah orang yang sangat ia benci selama lebih dari sepuluh tahun. Selain itu, ia tahu bahwa hati Nando adalah milik kakaknya, Siena Ariana Calliope.
Sampai kapanpun ia tidak akan pernah memenangkan hatinya. Nando mencintai kakaknya, selalu. Nicole hanya bisa menyimpan perasaannya sendirian, bahkan saat perjodohan keluarga Caesar dan keluarga Calliope yang baru berdamai mengikat dirinya dan Nando dalam ikatan pernikahan.
***
Cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan latar itu hanyalah karangan penulis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Nicole baru saja melangkahkan kakinya keluar cafe ketika seorang perempuan cantik memakai dress biru menarik tangannya.
Ia menatap wanita itu dengan tatapan bertanya, ia tentu tahu siapa wanita ini. Dia Ruella Virginia, sepupu Nando.
"Ada apa?" Tanya Nicole dengan suara tegas dan tenang. Walaupun dalam kepalanya, ia sudah bisa menebak kenapa wanita ini ada disini. Ruella tidak datang untuk mengobrol ria dengannya sebagai orang yang sebentar lagi akan menjadi keluarganya.
Karena dari yang ia dengar, Ruella sudah lama menyukai Nando dan sering menggodanya. Ruella pasti datang untuk mencari masalah dengannya.
"Kamu wanita jalang tidak pantas bersama Nando!" Kata Ruella menghempaskan tangan Nicole di parkiran.
Nicole tertawa mengejek. "Kenapa tidak? Dia memilihku, itu artinya aku pantas bersamanya."
"Hubungan kalian hanya sebatas perjodohan untuk kepentingan bisnis, kamu di jual oleh orang tuamu untuk masuk ke keluarga Caesar. Hanya wanita jalang yang di perjual belikan!" Hina Ruella dengan tangan terlipat di dada dan mata yang melotot tajam.
Nicole menghembuskan nafas pelan, mencoba untuk menahan diri. Ia tidak boleh terpancing atau semuanya akan kacau. Ia berjalan ke mobilnya.
"Bahkan kamu diam-diam masih menemui kakak iparmu. Sepertinya rumor tentang perselingkuhan kalian berdua yang menyebabkan Siena pergi, itu benar." Ruella tak berhenti disana, dia sekarang menyinggung kakaknya.
Nicole menghentikan gerakan tangannya yang hendak membuka pintu mobil. Wajahnya sudah memerah karena emosi, tangannya yang gemetaran terkepal erat.
"Jangan pernah mengatakan kata-kata sampah itu lagi. Jangan karena kamu sepupu Nando, aku tidak bisa mematahkan lehermu. Aku sudah menghabiskan separuh hidupku untuk membenci Nando, dan aku tidak keberatan menjadikanmu yang pertama sebagai pelampiasan kebencianku." Kata Nicole dingin kemudian masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan tempat itu dengan amarah yang memuncak.
"Sialan! Wanita itu... "Nicole mengcengkeram kuat setir mobil, matanya menatap tajam ke depan. Ia membayangkan melindas wanita bermulut cabe itu dengan mobilnya.
Semua orang menuduhnya berselingkuh dengan Erlan, bahkan kedua orang tuanya juga berpikir begitu hanya karena melihat ia dan Erlan sangat dekat.
Thomas membenci Erlan bukan hanya karena Siena pergi tetapi juga karena orang-orang yang menuduh Erlan memiliki hubungan gelap dengan Nicole. Thomas tidak terima anaknya yang masih remaja di jadikan sebagai selingkuhan oleh Erlan.
Erlan memang sudah melenyapkan orang-orang yang menyebarkan rumor itu, tetapi sejak itu entah kenapa diam-diam semua orang menganggap bahwa rumor itu adalah fakta.
"Aku dan kak Erlan tidak pernah berselingkuh!" Nicole berteriak sambil menambah kecepatan mobilnya. Sebelah tangannya membuka dashboard mobil, ia mencari botol obat penenang yang selalu tersimpan disana.
Setelah mendapatkannya, ia mengambil dua sekaligus dan menelannya tanpa air. Ia butuh obat itu untuk meredakan kegelisahan dan amarahnya setiap kali ada orang yang mengatakan ia sebagai selingkuhan Erlan.
"Kak Sie, kamu dimana? Semuanya berubah sejak kamu pergi. Mama, papa, dan hubungan keluarga Calliope dan Harrison." Nicole melirik foto Siena dan dirinya yang tergantung di depannya, mereka tertawa lepas di dalamnya. Itu foto yang diambil ketika mereka pergi liburan ke Santorini.
Meski ia tahu kalau saat itu bukan lagi sepenuhnya kakaknya, Siena sudah tidak ada saat itu yang ada hanya raga Siena yang di tempati oleh jiwa lain.
Satu-satunya rahasia yang sampai hari ini masih di simpan oleh Nicole dan Erlan adalah tentang Siena yang sudah lama pergi.
"Aku tidak keberatan menerimamu sebagai kakakku, meskipun kalian berdua sangat berbeda." Nicole masih merasakan penyesalan, ia tidak pernah menduga Siena akan benar-benar pergi setelah dia berhasil balas dendam pada Patricia.
Nicole membelokkan setir mobilnya ke apartemennya, ia sudah enam bulan tinggal di apartemen sejak di terima bekerja di Forty-six hospital.
Ia harus segera ke rumah sakit karena dua jam lagi, ia ada tugas menjadi asisten dokter dalam operasi penting.
Nicole bergegas naik ke lantai lima. Ia keluar dari dalam lift dan melihat pria jangkung berdiri di depan pintu apartemennya.
"Nando? Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Nicole terkejut.
"Mama memintaku untuk mengajakmu berangkat bersama," jawab Nando.
Nicole menempelkan kartu akses ke layar di samping pintu. Ia menarik gagang pintu sambil berkata. "Kamu tidak perlu benar-benar melakukannya, cukup iyakan dan kita bisa bekerjasama untuk bersandiwara."
"Aku tidak suka sandiwara," Nando mengikuti Nicole masuk, bahkan saat ia tidak tawari untuk masuk.
Nicole berhenti di ruang tamu, bibirnya berkedut lalu menyeringai. "Kita sedang bersandiwara, Nando. Pernikahan kita adalah sandiwara."
Setelah mengatakan itu Nicole masuk ke kamarnya dan sepenuhnya mengabaikan Nando.
"Kenapa dia terdengar kesal?" Tanya Nando bingung, tidak ada yang salah dengan kata-katanya. Ia memang tidak suka bersandiwara.
"Sudahlah aku akan menunggunya disini," Nando mendudukkan bokongnya di sofa ruang tamu. Ia menunggu Nicole sambil memainkan ponsel.
...***...
...Like, komen dan vote.....
kasihan kaivan 🥲🥲