NovelToon NovelToon
Tahta Berdarah Sang Pangeran

Tahta Berdarah Sang Pangeran

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Epik Petualangan
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: lintang88

kerajaan majayan dalam situasi kritis,sang prabu telah di ambang kematian,saat terakhir dalam hidup nya,sang prabu hanya bisa membuat rencana penyelamatan putra mahkota,berharap di masa depan ,sang putra mahkota dapat mengambil hak nya kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lintang88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

membagi dua kerajaan

Raden kepeng dan pengikutnya berhasil merebut kembali istana Wanayasa, prabu damar saka yang tidak enak hati, pernah berlaku lalai terhadap diri Raden kepeng menolak usulan membagi dua wilayah kerajaan majayan, namun Raden kepeng kemudian mengatakan bahwa itu semua telah di atur oleh eyang buyut prabu Jayananta sebagai leluhur,

Uwa prabu, eyang buyut juga berpesan tentang Masalah ini, eyang buyut meminta aku dan uwa berbagi wilayah, jangan ada pertumpahan darah sebab berebut kuasa pamali ,

uwa tetap disini menjadi raja ,wilayah uwa prabu dari barat ke Utara,sedangkan saya dari selatan ke timur, bagaimana menurut uwa?

" uwa ikut kata Raden saja, namun bagaimana cara kita membagi nya?

Raden kepeng hanya tersenyum, kita lihat nanti uwa prabu, semoga diberikan jalan keluarnya.

setelah mengatur semua, Raden kepeng mohon izin pergi sebentar, dia ingin memohon petunjuk Dewata soal pembagian wilayah ini.

di puncak gunung solaka , Raden kepeng mengheningkan cipta, dengan berdiri diam memandang langit , memanggil nama resi anoman dan Batara Wisnu, tepat tengah malam, dari kekosongan langit, dua bayangan bersinar datang, kata Tampa terucap tiba tiba sampai di benaknya , resi anoman dan Batara Wisnu menyampaikan kata kata lewat telepati

" lakukan apa yang semestinya harus kamu lakukan, kami mengizinkan nya,"

matahari pagi bersinar cerah, Raden kepeng turun dari puncak gunung solaka ,di kaki gunung dia memanggil Ki Welang dan Umbara, meminta mereka membawa prabu damar bersama sepuh desa kepeng,

" uwa prabu,aku sudah mendapatkan izin , sekarang aku akan membagi dua wilayah kerajaan majayan ini, saksikanlah uwa"

Raden kepeng berdiri, bersidekap, kakinya menghentak lembut bumi ." tiwikrama,"

disaksikan banyak orang, tubuh Raden kepeng dengan cepat membesar, terus membesar,dalam waktu singkat Raden kepeng setinggi gunung saloka, dan itu masih terus membesar, kepalanya menembus awan, saat bumi bergetar ,seolah tak kuat lagi menanggung bobot tubuhnya, Raden kepeng baru berhenti membesar,

Ki Wanara, yang berdiam di cundrik Wanara, terbirit birit lari keluar, dia tidak sanggup menahan aura tiwikrama,

prabu damar, pangeran darma menggigil ketakutan, bagaimana bisa mereka berlaku lalai terhadap sosok seperti ini? Sekarang ,malah ingin membagi dua wilayah nya, padahal dengan kesaktian nya, apa arti mereka? Bagaimana mereka bisa melawan?

para sepuh desa kepeng menangis haru dan bangga, dia putra raja kami .dia sekarang menjadi raja kami,

Ki Welang dan Ki Wanara yang sudah mengetahui hal ini juga tidak menyangka, tiwikrama Raden kepeng berbeda dengan yang pernah mereka dengar,

tiwikrama bisa terjadi karena orang sakti titisan Batara Wisnu sudah habis kesabaran di puncak amarah, bertiwikrama menjadi raksasa sebesar gunung ,tidak ada yang sanggup menahan amukan tiwikrama, para dewa pun ketakutan.

 tiwikrama Raden kepeng berbeda, dia tidak menjelma menjadi raksasa, dia asli wujud Raden kepeng, tidak ada hawa amarah,

walau begitu tetap saja , pembawa an dari tiwikrama menakutkan.

Umbara lebih takjub lagi, di hati nya dia berkata , tak salah aku mengabdi padanya.

telapak tangan kiri terkembang ,dengan isyarat, meminta orang orang ini naik ke atas telapak tangan, jika mereka tidak ingat ini tangan Raden kepeng yang bertiwikrama, tentulah mereka semua akan lari ,terbirit birit dengan memberanikan diri mereka naik ke atas telapak tangan itu, di atas telapak tangan mereka seperti semut ,telapak tangan itu begitu besar dan lebar, tangan itu naik mengangkat mereka, tak sadar mereka saling merapatkan diri, takut tergelincir dan jatuh,

di atas telapak tangan mereka bisa melihat wajah pangeran kepeng,

sangat besar, lubang hidungnya saja sebesar lapangan alun alun kota wanayasa , bulu hidungnya seperti hutan lebat, untung saja Raden kepeng tidak berkumis, seperti apa kumis raksasa sebesar ini?

"satu bulu hidung nya sebesar pohon kelapa, sebesar apa bulu di " anunya ya" Umbara tak sadar berkata polos dengan wajah polos

Dia tidak berbicara bukan dia tidak mau bicara, dia takut suaranya malah membuat keributan, dia hanya memandang mereka yang di atas telapak tangannya, seolah memberi isyarat " lihat ini"

telunjuk tangan kanan Raden kepeng mengacung lalu menggurat tanah, dia membuat garis dengan telunjuk tangan nya !

tiwikrama Raden kepeng tentu saja dapat dilihat orang banyak, namun wajah orang yang bertiwikrama tidak terlihat, tertutup awan saking tinggi nya tiwikrama itu

mereka berlutut, seperti menyembah dewa, saat telunjuk tangan tiwikrama turun menancap tanah, semua yang ada di dekat nya ,melarikan diri , menjauh,

lalu telunjuk itu bergerak, seperti membuat garis , tanah bergeluncang, batu dan pohon beterbangan tertabrak jari telunjuk, untunglah telunjuk itu bergerak sangat cepat dan hanya seperti membuat lubang panjang,mereka pun bisa bernafas lega.

Dengan perahu terbang,Raden kepeng yang sudah kembali dalam wujud aslinya,mengajak mereka berkeliling memeriksa hasil kerja nya.

prabu damar dan yang lainnya tak habis pikir, dari atas telapak tangan tadi mereka hanya melihat Raden kepeng membuat guratan asal, akan tetapi setelah di lihat, Ternyata guratan asal itu menjadi sungai yang cukup dalam dan lebar, mereka dapat membayangkan seberapa dahsyat nya saat telunjuk itu menggurat tanah.

sungguh luar biasa Raden kepeng.

" bagaimana uwa prabu ? saya hanya bisa begini, takut berlama lama, tak terkendali, bertiwikrama,malah membuat kerusakan.

" duh Raden..cukup Raden cukup, uwa terima dengan sepenuh hati pemberian Raden."

" Raka harya bagaimana menurut mu"

" Aih...Rai..raka juga setuju, apa yang Rai berikan sudah lebih dari cukup, terimakasih.

" apa nama sungai sungai ini Raden? Aki Nala bertanya,

" soal nama sungai,kita serahkan saja nanti pada penduduk yang mendiami sepanjang pinggiran sungai itu Ama, aku bingung harus kasih nama apa."

barukali ini prabu damar dan pangeran harya mendengar Raden kepeng memanggil Ama kepada aki Nala, mereka cemburu, dan bertanya kenapa bisa begitu?

aki Nala hanya tertawa, dia tidak mau membicarakan nya, takut di bilang mengungkit jasa, soal itu, prabu dan pangeran sebaik nya bertanya langsung saja pada Raden kepeng, saya tidak enak hati

ah..ya sudahlah, anggap itu keberuntungan mu Nala, aku juga tidak enak hati untuk bertanya pada nya.

iya Gusti prabu, hamba sangat beruntung.

tidak hanya membagi dua wilayah, Raden kepeng juga membagi dua harta yang ada di istana solaka.

" nah uwa prabu, sekarang sudah tidak ada masalah kan ? Ayo semangat uwa prabu, bangun negri ini.

" duh Raden..entah bagaimana uwa ini harus berbuat, terima kasih saja rasanya tidak cukup,"

" kurangi pajak uwa, pungut sewajarnya,pilih pejabat dengan seksama dan cermat, "

saya pamit uwa, untuk sementara, biarkan yang lain di desa kepeng,disana mereka jauh lebih aman, uwa dapat konsentrasi membangun negeri.

" iya Raden, terimakasih,hati hati jaga diri"

Rai, bolehkah aku ikut dengan mu?"

bukannya tidak boleh raka, tapi bagaimana dengan uwa prabu? siapa yang akan membantunya?

" benar darma, aku butuh tenaga mu, bantu aku menata ulang ke pemerintah han"

lima ratus orang prajurit desa kepeng untuk sementara tetap tinggal di Wanayasa ikut membantu menjaga ke amanan,

Raden kepeng bersama para sepuh desa pergi ke arah selatan, menuju bekas ibu kota kerajaan majayan yang kini menjadi kota mati.

1
Ali Khadafy
awal yg bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!