NovelToon NovelToon
Istri Nakal Gus Altair

Istri Nakal Gus Altair

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Konflik etika / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nonaniiss

Hayi, seorang remaja yang akrabnya di panggil Ay, terpaksa menuruti kemauan ayahnya untuk di kirim ke salah satu pesantren agar dirinya sedikit berubah dari kebiasaan buruknya. dari sanalah sebuah kejadian yang tak pernah terbayangkan dalam hidupnya terjadi, ketika tiba-tiba saja ia di ajak ta'aruf oleh seorang anak pemilik pesantren bernama Altair, yang kerap di panggil Gus Al.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonaniiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

🌙

Karena kejadian semalam yang mengira ada mbak Kun di ayunan dekat pohon rambutan, kini Fatah, Fadil, Rahman serta beberapa santri lain di temani oleh ustadz Ahmad terlihat sedang meruqiah. Entah apa yang di katakan ketiga santri itu sampai ustadz Ahmad pun akhirnya meruqiah tempat tersebut, padahal jelas-jelas yang tadi malam mereka lihat itu adalah Hayi. sementara Hayi yang mendengar kabar itu langsung tertawa sejadi-jadinya. Ia pun menceritakan bagaimana kronologinya pada teman-temannya.

"pantes aja kamu tadi malam nggak ada di sini, rupanya kamu yang di sangka mbak Kun ya hahaha."

"tapi, kenapa kamu kesana malam-malam?"

"Adalah, lagi banyak pikiran."

Hilya sepertinya tahu apa maksud dari perkataan Hayi, sehingga ia pun mengalihkan topik pembicaraan. Sementara di sisi lain, tepatnya di depan gerbang pesantren Al Hidayah, ada 7 orang pria dengan pakaian serba hitam dan menaiki motor Mogenya. Mereka berhenti dan menatap palang di atasnya kemudian salah satunya turun dari motornya.

"Disini ada yang namanya Hayi?" tanya salah seorang dari mereka pada penjaga gerbang.

"Walaikumsalam, maaf dengan siapa ya? dan ada keperluan apa?" tanya Ridho

"Saya dapat info kalau Hayi ada disini? Bisa tolong panggilkan dia, bilang saja Sean datang." kata pria itu yang ternyata bernama Sean.

"Sebentar mas, saya cek dulu ke dalam." kata Ridho yang sedikit curiga pada mereka semua.

Kini Hayi yang sedang berada di pelataran asramanya mendadak di panggil oleh Ridho dan mau tak mau ia pun beranjak. Mendengar penuturan dari Ridho, spontan dia langsung berlari dengan sangat kencang. Hal itu membuat teman-temannya bingung sekaligus penasaran, tak terkecuali juga dengan salah seorang yang sedari tadi memperhatikan mereka, ya siapa lagi kalau bukan Gus Altair.

"Sean!!!" teriak Hayi dari kejauhan yang membuat Sean menoleh dan melepaskan helmnya kemudian tersenyum manis.

"Benar dia keluarga kamu, ukhti?" tanya Ridho.

"alahh kelamaan lo, buruan buka pintunya." kata Hayi dengan tidak sabarnya.

Akhirnya ridho pun membuka pintunya, sementara Hayi langsung berhambur ke pelukan Sean yang membuat ridho langsung mengucapkan istighfar ketika melihat itu.

"Astagfirullah, ukhti, dosa. Dia bukan mahram kamu." tegur Ridho tapi tak di respon apapun oleh mereka.

"Aaa gue kangen banget sama lo, Sean." ucap Hayi dengan memeluk Sean.

"Sama, gue juga kangen banget sama lo. Kenapa Lo nggak bilang sama gue kalau mau pergi. Gue kalang kabut nyariin lo kemana-mana, dan akhirnya gue dapat info kalau Lo ada disini." kata Sean.

"Ceritanya panjang, Sean. sorry ya gue nggak kontak lo, karena gue nggak ada nomor siapapun sama sekali, bahkan nomor bokap gue aja udah nggak aktif." kata Hayi

"Bukannya keluarga Lo udah pindah ya ke Jerman." kata Sean membuat Hayi terkejut dan menggelengkan kepalanya.

Melihat hal itu seolah paham dengan perubahan ekspresi Hayi, Sean pun langsung menarik Hayi dalam pelukannya. Teman-teman Hayi yang melihat hal itu sontak saja terkejut. Tapi, mereka lebih terkejut lagi tak kala Gus Altair yang tiba-tiba bertepuk tangan membuat kedua sejoli itu melepaskan pelukannya.

"Bagus banget ya, biar apa seperti itu? disini punya aturan yang harus di taati." kata Gus Altair yang terlihat marah

"Dia siapa, Ay?" tanya Sean.

"Gus Altair, anaknya kyai Ilham." jawab Hayi.

"Kamu suka sama dia?" tanya Sean.

"Enggak!" jawab Hayi dengan spontan membuat Gus Altair langsung merubah ekspresinya.

"Yaudah, ayo pulang. gue kesini emang sengaja mau jemput Lo karena gue tahu Lo pasti nggak betah tinggal di sini." kata Sean dengan menoleh ke teman-temannya juga.

"Ehh Iya sampai lupa nyapa hahaha. Kalian apa kabar?nggak kangen kan sama gue?" kata Hayi.

"Kangen lah. Nggak ada Lo nggak seru, ay." jawab Brian

"Bener. Lo pulang aja sama kita." timpal Ryan

"Tidak ada yang boleh meninggalkan pesantren ini tanpa izin dari saya! Hayi, kembali masuk. Tidak seharusnya wanita dan pria pelukan dan berlama-lama membicarakan hal yang tidak penting." kata Gus Altair.

"Apa sih gus. Saya masih mau disini kok. Gus saja yang masuk." kata Hayi.

"Masuk!!!" sentak Gus Altair tapi Hayi masih tetap kekeh ingin terus berada di luar dan mengabaikan perkataan Gus Altair.

secara spontan, tiba-tiba saja Gus Altair menarik tangan Hayi agar menjauh dari Sean. Hal itu tentu saja membuat semua orang terkejut, pasalnya Gus Altair tidak pernah memegang tangan seorang wanita yang bukan mahramnya.

"Lo apaan sih!! Orang dia masih mau disini kok, lo paksa-paksa. Jangan kasar sama cewe, bro, nggak gentle lo ah." kata Sean yang juga menahan tangan Hayi sehingga membuat Gus Altair geram.

"Saya tidak gentle? Kamu yang tidak gentle. Datang bukan pake salam tapi langsung main pelukan. kamu sama dia itu bukan muhrim. Kalau mau pelukan harus dalam ikatan yang halal dulu. Saya tau, anak seperti kamu tidak akan paham hukum yang seperti itu." kata Gus Altair dengan ekspresi wajah marah.

"Lah apa urusannya sama Lo? Iya deh lo yang paling paham hukumnya, tapi gue pacarnya dia, jadi tolong lepasin dia karena gue bakal bawa dia pulang." kata Sean tak mau kalah.

"Hah? Pacar? Biar saya kasih tahu sesuatu...." kata Gus Altair dengan tersenyum kecil sembari mendekati Sean dan membisikkan sesuatu.

"Tapi saya calon suaminya." bisik Gus Altair membuat Sean menatapnya dengan bingung.

"Ay, lo mau nikah sama dia? Lo suka sama dia?" tanya Sean secara tiba-tiba.

"Nggak!! siapa yang mau nikah sama dia." jawab Hayi membuat Gus Altair menatap Sean nyalang bagai memandang musuhnya, begitupun juga dengan Sean.

"Astaghfirullah hal'adzim, ada apa ini?" kyai Ilham dan nyai Harsyi tiba-tiba saja datang dan melihat kedua pria itu tengah saling menarik Hayi layaknya sebuah barang.

"Gus, astaghfirullah bukan muhrim, lepaskan tangannya." kata nyai Harsyi yang membuat Gus Altair tersadar dan langsung melepaskan tangannya.

"Astaghfirullah hal'adzim, Umi, Abi. Saya tidak sengaja dan reflek. Itu semua karena dia mau membawa Hayi pergi dari pesantren ini, karena itu saya berusaha mencegahnya." kata Gus Altair yang sebenarnya malu karena kepergok.

"Apa benar yang di katakan Gus Al, Hayi? kamu mau kabur dari sini?" tanya kyai Ilham.

"Bukan seperti itu, kyai. bagaimana saya menjelaskannya... Saya nggak mau kabur dari sini, dia teman saya dari Jakarta datang buat ketemu saya, masa saya nggak boleh ketemu sama dia. Gus Al saja yang ngomongnya aneh." jawab Hayi.

"Aneh kamu bilang?? Jelas-jelas saya mendengar kalau dia mau bawa kamu pulang." kata Gus Altair

"Emang saya bilang mau? Enggak kan?" kata Hayi membuat Gus Altair terdiam.

"Jadi intinya dia teman kamu datang mau jenguk kamu, dia mau ajak kamu pulang tapi kamu belum mau, begitu?" tanya kyai Ilham yang di angguki oleh Hayi.

"Jadi lo nggak mau pulang sama gue, Ay?" tanya Sean yang merasa kecewa.

"Bukan sekarang, Babe. gue masih ada tugas yang belum selesai. sebulan lagi mungkin bisa, tapi gue juga nggak bisa janji." kata Hayi membuat Gus Altair tersenyum penuh kemenangan saat matanya beradu tatap dengan Sean.

Pada akhirnya setelah itu pun Sean dan teman-temannya pun pergi. Tak lupa, pria itu ingin memberikan pelukan perpisahan untuk Hayi di depan semuanya, hanya saja dengan secepat kilat Gus Altair menarik tangan Hayi dengan kerasnya sehingga membuat gadis itu terseret sampai ke belakangnya.

Gelagat aneh Gus Altair yang berubah secara tiba-tiba itu pun tak luput dari perhatian kyai Ilham dan nyai Harsyi. Sebagai orang tua, tentu saja mereka sangat paham bagaimana karakter anaknya. Bukan hanya mereka saja, tapi beberapa santri yang melihat itu pun sempat terkejut karena Gus Altair yang secara tiba-tiba bersentuhan langsung dengan seseorang yang bukan mahram.

"Saya duluan Abi, Umi, assalamualaikum." kata Gus Altair yang langsung berlalu begitu saja setelah menarik tangan Hayi dengan begitu kerasnya, bahkan gadis itu masih meringis kesakitan karena ulah Gus Altair.

"Kamu baik-baik saja, nak?" tanya nyai Harsyi.

"iya nyai. Saya baik-baik saja. Gus Al itu kenapa, nyai?" tanya Hayi yang di jawab gelengan kepala saja oleh nyai Harsyi.

"Lain kali, kamu harus bisa menjaga jarak dengan orang yang bukan mahram kamu. bersentuhan dengan orang yang bukan mahram hukumnya haram, dosa. apalagi kamu sudah dewasa." kata nyai Harsyi.

"Iya, nyai. Terimakasih sudah di ingatkan. Saya duluan nyai, kyai, assalamualaikum." kata Hayi

"Walaikumsalam."

Kini teman-teman Hayi pun langsung menghampiri gadis itu dan terlihat begitu khawatir. setelah mendengar penjelasan dari Hayi, kini mereka terlihat begitu lega. Hanya saja, masih menjadi pertanyaan kenapa sikap Gus Altair tiba-tiba seperti itu pada Hayi.

Di sisi lain, nampak Gus Altair sedang berada di ruangannya. Ia tak henti-hentinya mengucapkan istighfar sembari mengusap wajahnya kasar. Ia memperhatikan dengan seksama tangan yang memegang tangan Hayi tadi dan itu sama sekali tidak penghalang apapun.

"Astaghfirullah, apa yang saya lakukan? Apa yang sebenarnya terjadi dengan saya." ucap Gus Altair yang nampak frustasi dengan dirinya sendiri.

1
Rytha Itha
hahahahahaha hayi bikin heboh lagi dunia pesantren😅😅😅
Riki Novika
😁😂di kirain orang yg lahiran trnyta kambing 😅😅😅
Rytha Itha
biasanya 2😁
Nonaniiss: lg masuk angin ini kak😭1 chptr aja nahan pusing huhuhu doain ya biar cpt sembuh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!