Kayyana Putri hanyalah seorang gadis yang sedang berusaha ingin membahagiakan ibunya. Di tengah kehidupannya yang serba kekurangan, suatu malam, Kayya kebetulan menolong seorang gadis bernama Vira.
Bermula dari sana, Nasib Kayya perlahan berubah. Seperti apa perubahan nasib Kayya? Apakah nasib baik atau nasib buruk? Simak kisahnya di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Jual Emas
Kayya 3
"Bos, kami sudah mencari ke setiap sudut tempat, tetapi kami tidak dapat menemukan nona Vira."
Dua orang dengan pakaian basah kuyup datang melapor. Pria yang dipanggil bos itu semakin memperlihatkan aura yang mengerikan. Pria itu menarik rambut pria yang disukai adiknya dengan kasar.
"Sekarang kau cari di mana adikku berada. Jika tidak ketemu, jangan harap aku akan melepaskanmu dan keluargamu. Beraninya kau mengusik adik kesayanganku." Setelah mengatakan itu kakak Vira menghempas kepala pria tadi.
Kedua bawahannya bahkan tidak berani mengangkat wajahnya. Siapa pun yang berani menganggu nona kecil di keluarga itu, mereka semua pasti akan mendapat balasan berkali-kali lipat.
Saat pagi menjelang, Vira masih tertidur nyenyak, meski semalaman sempat meragukan kasur milik Kayya. Nyatanya dia tetap tidur dengan nyenyak dan tidak bangun sampai sekarang.
Sejak pagi buta, Kayya sudah berkeliling di daerah sekitarnya untuk mencari rongsokan botol bekas dan kardus. Karena ada tamu di rumahnya, dia lebih bekerja keras lagi mengumpulkan botol dan kardus kardus itu.
Pukul tujuh pagi Kayya tiba di depan tempat pengepul barang. Melihat gadis itu muncul lagi, pemiliknya agak terkejut. Karena biasanya dia akan muncul pada malam hari saja.
"Loh, semalam kan udah ke sini, tumben pagi kesini lagi?"
"Lagi butuh duit, Bang." Kayya menjawab dengan apa adanya.
"Nih kardusnya lumayan banyak. Semuanya jadi 32.000."
Kayya mengangguk dan menerima uang dari bang Mamad. Saat Kayya pulang dia tiba-tiba ditarik bu Rahayu ke dalam kamar.
"Ada apa, Bu?" tanya Kayya bingung.
Bu Rahayu segera menyodorkan bungkusan plastik hitam, di dalamnya ada sapu tangan biru yang membungkus emas miliknya. "Kamu jangan lupa bawa emas emas ini nanti ke toko. Pokoknya kamu jual saja semuanya."
"Kenapa sampai harus jual emas, Bu? Ini kan simpanan ibu. Lagi pula ayah juga melarang ibu menjualnya. Kayya masih bisa kok cari uang buat kita, walau pun cuma cukup untuk makan."
"Sudah kamu jual saja, apa gunanya terus disimpan. Kita bisa gunakan uang itu untuk kebutuhan kita, syukur syukur buka usaha sendiri." Bu Rahayu menatap Kayya dengan lembut. Entah mengapa Kayya merasa hatinya sedikit menjadi berat.
"Bu, aku akan berusaha lebih keras lagi untuk cari kerja, supaya aku bisa bahagiain ibu."
Bu Rahayu menggeleng, "Ibu berharap kamu selalu bahagia, Kayya."
Kayya menggangguk dan menatap bungkusan plastik di tangannya ini, dia juga menatap bu Rahayu dengan perasaan berat. Tiba-tiba dia merasakan panas di hidung hingga membuat matanya berair.
Brak!!
Kayya buru-buru menyeka matanya dan keluar, ia melihat Vira melompat lompat sambil memegang kakinya.
"Vira kamu kenapa?" tanya Kayya.
"Ada tikus tadi. Aku ga sengaja nginjek tikusnya, terus kakiku kena lemari ini." Vira menunjuk lemari kayu di sebelahnya. Vira segera meraih lengan Kayya dan meringkuk di belakangnya. Kelihatan sekali jika Vira sangat takut dengan hewan satu itu. Tubuhnya masih sedikit gemetaran.
Kayya tersenyum, orang kaya pasti akan geli melihat tikus. Dia menepuk bahu Vira dengan lembut.
"Kamu sarapan dulu, aku beli nasi uduk." Kayya segera mengambil bungkusan nasi di atas meja.
"Kenapa cuma satu?" tanya Vira keheranan.
"Aku sudah makan di sana tadi."
Vira mengangguk dan langsung membuka bungkus nasi uduknya. Dia makan dengan lahap, karena kelaparan.
Tanpa sepengetahuan Vira, Kayya menelan ludah saat melihat Vira makan. Dia bahkan belum sarapan, Kayya berbohong soal makan di warung. Dia hanya punya 32.000 dan butuh 12.000 untuk membeli sebungkus nasi uduk dan dia membeli dua hanya untuk Vira dan ibunya.
"Vira dimana alamat rumahmu?" tanya Kayya.
"Itu agak jauh dari sini, nanti kita panggil taksi saja. Aku akan membayar tarif taksinya saat sampai di rumah."
"Jika begitu bagaimana jika kamu pulang sendiri saja. Aku tidak perlu mengantarmu, kan?"
"Tidak! Kamu tetap harus ikut aku. Kamu penyelamatku, mana bisa aku pergi begitu saja."
"Tapi .... "
"Kayya, kita ini berteman, kan?"
Melihat tatapan Vira yang imut dan menggemaskan, Kayya pun akhirnya mengalah. Palingan jika nanti Vira memaksanya menerima sesuatu, dia akan menolaknya dengan tegas.
Sekitar pukul setengah sepuluh, Vira dan Kayya berpamitan pada Bu Rahayu. Awalnya Vira ingin memberikan sepasang antingnya pada Bu Rahayu, tetapi wanita paruh baya itu menolaknya.
Keluar dari gang rumah Kayya, mereka berjalan agak jauh. Kayya bilang dia ingin mampir sebentar ke toko mas.
"Kamu mau jual emas? Kamu butuh uang, Kay?"
Kayya menggeleng, "Aku tidak butuh, tetapi ibu yang suruh. Aku tetap akan berusaha mencari kerja. Suatu saat aku akan mengganti emas ibu ini."
"Kamu lagi butuh kerjaan? Nanti aku akan bilang pada kakak-kakakku. Mereka semuanya punya banyak usaha. Biarkan kakak-kakakku mencarikanmu pekerjaan."
Kayya segera menunjukkan gerakan menolak. Dia tidak ingin merepotkan orang lain dan tidak mau dianggap memanfaatkan Vira. Bagaimana pun juga dia dan Vira baru saja kenal, jadi rasanya kurang sopan menerima kebaikan itu secara cuma-cuma.
"Mbak, saya mau jual emas." Kayya berdiri di depan konter toko mas. Tadi saat di rumah, Kayya sudah memilah emas mana yang akan dia jual. Sedangkan untuk yang lainnya, Kayya hanya perlu menyimpannya.
"Bisa saya lihat barangnya dulu."
Kayya menyerahkan sepasang gelang dan suratnya. Saat melihat penampilan surat jual emasnya, Pegawai toko itu memanggil atasannya.
"Pak, maaf ada yang mau jual emas lama."
"Oh, ya. Biar saya yang layani, kamu layani pelanggan itu."
Kayya menunggu pemilik toko mengecek emas milik ibunya. Hatinya berdebar tak karuan. Dia tidak tahu berapa harga emas sekarang. Akan tetapi dia tahu, emas ibunya saat ini pasti tidak murah.
"Harga emas sekarang satu juta tujuh ratus ribu. Ini emas bagus dan terawat, total dua gelang 10 gram. Uangnya 17 juta dipotong potongan per gram 50.000 jadi total uang yang kamu terima nanti 16 juta 500 ribu, ya."
Kayya tertegun. Dia agak terkejut mendengar total uang yang akan dia terima. Hanya dari sepasang gelang ini saja uangnya sebegini banyak, bagaimana jika dia menjual semua emas ibunya. Itu cukup mengejutkan Kayya yang tidak pernah melihat banyak uang.
Vira membantu Kayya menghitung uangnya. Setelah itu Kayya memasukkan uangnya ke dalam kantong plastik hitam dan memasukkan nya ke dalam tasnya.
"Ayo, kita naik taksi." Vira segera memberhentikan taksi. Dia masuk duluan dan lalu diikuti Kayya.
"Pak, antar ke Pasadena residen ya."
Baru kali ini Kayya naik taksi. Matanya terus melihat ke kiri dan ke kanan dengan takjub.
"Kalau bukan karena kamu, mungkin seumur hidup aku ga akan pernah merasakan naik mobil," kata Kayya pada Vira.
Vira tersenyum, tetapi sorot matanya terlihat jejak rasa iba untuk Kayya. Setelah bertemu Kayya, banyak hal yang membuat Vira kini lebih mensyukuri hidupnya.
lgsg pecat z np..
gk yakn kdpn ny bgs manusia ni
next kk
visual ny mn